Sabtu, 18 November 2017

AMALAN BAIK DI TANAH SUCI, YG BAIK JUGA JIKA DIAMALKAN DI TANAH AIR (PART. 2)

AMALAN BAIK DI TANAH SUCI, YG BAIK JUGA JIKA DIAMALKAN DI TANAH AIR (PART. 2)

WANITA SHALAT JENAZAH

Di antara fenomena yg jarang kita lihat di TANAH AIR adalah wanita men-shalatkan jenazah.  Sedangkan di 2 masjid suci Makkah-Madinah fenomena ini sering terjadi.  Bukan hanya tiap hari kita saksikan,  bahkan hampir usai shalat 5  waktu dilakukan shalat jenazah.  Dan kaum muslimat di sana (jamaah haji-umroh)  ikut men-shalatkan.

Para ulama sepakat bahwa men-shalatkan jenazah hukumnya fardhu kifayah.  Dan ini berlaku pd pria maupun wanita yg beragama Islam.  Artinya,  jika wanita melaksanakan shalat jenazah, secara invidu dia mendapat pahala fardhu kifayah.  Bahkan jk hanya wanita yg men-shalat jenazah,  sementara kaum pria tdk ada yg melaksanakannya,  mk mereka gugur kewajiban dikarenakan sdh dilaksanakan oleh kaum wanita muslimah.

Kenyataannya,  di kita,  menjadi aneh jika wanita ikut men-shalatkan.  Apa sebabnya?  Wallahu a'lam. Yg pasti wanita muslimah di sini jarang kita saksikan mrk men-shalatkan jemazah.  Mereka sibuk di dapur atau di ruang tertentu sibuk ngobrol saat kaum lelaki melaksanakan shalat jenazah.

Yg lebih miris lagi.  Org tersayang seperti ayah ibunya yg wafat pun tdk dishalatkan oleh anaknya yg wanita.  Padahal pd saat itu merupakan moment penting memanjatkan doa pada almarhum tercintanya sebelum kemudian "ditelan" tanah.

Perlu penyadaran tentang ini.  Pengajian ibu2 yg begitu marak, jarang mengkaji fiqih Tajhiz Janaiz.  Krn mungkin dirasa itu pekerjaan kaum lelaki.  Kecuali ttg cara memandikan jenazah.  Itu pun diserahkan pekerjaannya kepada amil wanita.

Sdh seharusnya kaum wanita pun didorong utk men-shalatkan jenazah.  Bukankah semakin banyak jamaah semakin meringankan jenazah?  Bukankkah ciri anak sholehah adalah mendoakan org tuanya? Terlebih di saat-saat membutuhkan doa anaknya?

(to be continiued...)

Tidak ada komentar: