Jumat, 23 Januari 2009

Kekuatan Hati (The Power Of Heart)

“Sesungguhnya di dalam tubuh ada segumpal darah, jika ia baik maka baiklah seluruh tubuhnya, dan jika rusak maka rusaklah seluruh tubuhnya, ketahuilah bahwa segumpal darah itu adalah hati” (HR: Bukhori Muslim)

Imam Al-Ghazli mengibaratkan hati itu seperti raja (kepala Negara), akal seperti menteri, dan anggota tubuh seperti tentara dan rakyat. Segala kebijakan dan keputusan berada di tangan raja. Jika keputusan itu benar dan baik, maka pengaruh pada rakyatpun akan baik. Namun jika kebijakan itu buruk dan merusak, maka rakyat pun akan mendapat akibat negatif dari kebijakan itu. Meskipun keputusan ada di tangan raja (presiden), namun raja pun banyak dipengaruhi oleh para pembantunya atau para menteri. Jika masukan dari para menteri adalah masukan-masukan yang baik dan bagus, maka raja pun akan mengeluarkan kebijakan yang baik dan bagus pula. Sebaliknya jika para menteri memberikan masukan yang salah pada raja, maka raja pun akan mengeluarkan kebijakan yang salah.
Demikian pula hati. Jika ia mendapat masukan dari akal sesuatu yang tidak baik, maka hati akan mengeluarkan kebijakan yang tidak baik. Kemudian akibatnya akan berpengaruh kepada seluruh anggota tubuh. Oleh karena itu, hati yang kotor tidak bisa terjadi dengan sendirinya jika asupan-asupan yang masuk adalah sesuatu yang negatif.
Seseorang yang selalu mendapat informasi ajaran-ajaran tidak baik, atau menimba ilmu sesat, seperti paham kemusyrikan, liberalisme, pluraisme dan ekstrimisme, maka akan membuat hati pun terpengaruh dengan asupan informasi dan ajaran yang tidak baik itu. Kemudian hati pun memerintah dan mengeluarkan kebijakan, kemudian keluarlah sikap-sikap yang tidak Islami dan tidak sejalan dengan ajaran Allah SWT yang sesungguhnya. Bahkan lidah akan mengeluarkan statemen-statemen yang merugikan Islam dan umat Islam, karena hati telah dikotori oleh paham-paham yang diterimanya.
Sebaliknya, jika hati menerima asupan-asupan yang baik, maka hati akan terasa bersih, kemudian mengeluarkan kebijakan yang baik, maka anggota tubuh pun akan melahirkan sikap-sikap yang baik pula.
Selain itu, hati yang bersih akan melahirkan sikap-sikap terpuji. Seperti sikap bersyukur, qona’ah, ridho, ikhlas, saling menghormati, berbuat baik kepada sesama dan sikap terpuji lainnya. Sikap-sikap tersebut tentu saja akan menyehatkan tubuh dan fisik. Sebab kesehatan tubuh banyak dipengaruhi oleh sikap-sikap positif. Sebagai contoh sikap bersyukur akan membuat seseorang selalu bahagia. Demikian juga sikap ikhlas, akan menghindarkan diri dari sikap kecewa yang akan membuat batin diri tidak tentram. Jika perasaan batin yang tidak tenteram terus berlanjut, maka akan mempengaruhi kesehatan tubuh.
Sebaliknya, hati yang kotor akan melahirkan sikap-sikap tercela. Seperti perasaan tidak pernah puas atau serakah, berburuk sangka, iri dan dengki, marah, serta sifat-sifat negatif lainnya. Sikap-sikap itu tentu saja mempengaruhi kesehatan tubuh dan jiwa.
Oleh sebab itu, hati harus selalu diberi asupan-asupan positif, agar hati itu bersih, sehat dan selalu melahirkan energi positif. Salah satu cara agar hati selalu tenang dan bersih adalah dengan memperbanyak zikir kepada Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT yang artinya: “Ketuahilah, hanya dengan mengingat Allah, hati-hati akan tenteram.” (QS.Al-Ra’d: 26). Mengingat Allah dalam ayat di atas bukan hanya dengan berzikir, akan tetapi ingat pada Allah dalam setiap keadaan. Dengan mengingat kepada Allah maka diri akan terhindar dari pebuatan negatif.
Kedua, agar hati mendapat asupan positif, maka hendaknya diri bergaul dengan orang-orang baik, dan mengikuti ajaran Nabi. Allah SWT berfirman yang artinya: “Dan Kami jadikan dalam hati-hati orang-orang yang mengikutinya (nabi) rasa kasih sayang dan rahmat .” (QS.Al-Hadid: 27). Bergaul dengan orang-orang sholeh (baik) akan menjadikan hati bersih. Sebab sahabat yang baik akan mendukung jika diri berbuat baik, dan akan meluruskan jika diri berbuat keburukan.
Ketiga, kemauan kita harus disesuaikan dengan aturan Allah dan Rasul-Nya. Bukan sebaliknya, aturan Allah dan Rasul-Nya disesuaikan dengan kemauan hawa nafsu kita. Allah SWT berfirman yang artinya; “Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalanganmu ada Rasulullah. Kalau ia menuruti kemauanmu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu mendapat kesusahan, tetapi Allah menjadikan kamu 'cinta' kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus.” (QS. Al-Hujurot: 7). Ayat ini menjelaskan bahwa Allah akan menjadikan keimanan itu indah di dalam hati jika mengikuti ajaran Rasulullah saw.
Hati yang bersih akan melahirkan sikap-sikap yang baik dan positif, juga dapat menjadikan tubuh kita sehat wal afiat. Bahkan di hari kiamat nanti, hanya manusia yang berhati bersihlah yang akan selamat. Firman Allah SWT yang artinya: “(yaitu) di hari harta dan anak-anak tidak berguna kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (QS. Asy-Syu’ara: 88-89).
Denga demikian, hati merupakan faktor yang sangat penting dalam membentuk karakter, sikap dan kesehatan seseorang. Banyak orang mempunyai karakter buruk karena tidak sehat hatinya, dan banyak orang tubuhnya sakit karena hatinya yang kotor. Bahkan karena begitu pentingnya hati, Rasulullah pernah menjelaskan bahwa Allah SWT tidak memandang poster tubuh dan pakaian yang kita kenakan, akan tetapi Allah hanya melihat hati dan amal kita. Sebagaimana sabda Nabi saw yang artinya: “Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupa tubuh dan pakaianmu, akan tetapi Dia memandang kepada hati dan amalmu.” (HR: Muslim). Wallahu’alam. )I(

Muhammad Jamhuri

Senin, 12 Januari 2009

Penjelasan Tentang Qunut Nazilah (Untuk Palestina)


BAYAN
DEWAN SYARIAH PUSAT PARTAI KEADILAN SEJAHTERA
NOMOR: 25/B/K/DSP-PKS/1430
TENTANG: SERUAN QUNUT NAZILAH

Sampai saat ini bangsa Palestina menghadapi pembantaian secara biadab oleh zionis Israel tanpa henti. Ribuan korban berjatuhan, baik anak-anak, wanita, orang tua dan penduduk sipil lainnya. Pembantaian dan kezhaliman di tengah diam dan membisunya para penguasa dunia Islam, khususnya dunia Arab. Dunia seluruhnya menyaksikan kebiadaban dan kezhaliman Zionis Israel, tetapi penjajah itu tidak bergeming dan tidak malu terus-menerus membantai umat Islam di Palestina.
Dalam suasana seperti ini ada suatu senjata yang sangat mudah tapi ampuh untuk digunakan umat Islam. Ialah berdo’a, beristighfar dan mendekatkan diri kepada Allah. Di antara bentuk do’a yang disunnahkan adalah melakukan Qunut Nazilah dan memperbanyak istighfar.

Tata Cara Qunut Nazilah
Qunut Nazilah adalah pembacaan do’a yang dilakukan umat Islam untuk menolak kezhaliman musuh-musuh Islam dan menghindarkan diri dari berbagai fitnah serta musibah. Do’a Qunut diucapkan pada saat sholat fardhu, yaitu ketika I’tidal setelah ruku’ pada rakaat terakhir. Dan Rasulullah SAW mencontohkan kepada umatnya bagaimana melakukan Qunut Nazilah. Ketika sahabat Nabi SAW yang diutus untuk mengajarkan Islam dan Alqur'an dikhianati dan dibantai oleh kaum kafir pada peristiwa yang dikenal sebagai Ba'tsul Raji' (10 sahabat) dan Bi'ru Ma'unah (70 sahabat). Rasulullah SAW melakukan Qunut Nazilah pada setiap shalat wajib sebagaimana disebutkan dalam hadits:

قَنَتَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَهْرًا بَعْدَ الرُّكُوعِ يَدْعُو عَلَى أَحْيَاءٍ مِنْ الْعَرَبِ

Artinya: “Rasulullah saw melakukan qunut (Nazilah) selama satu bulan setelah ruku' mendo'akan untuk kebinasaan suatu wilayah dari bangsa Arab" (Mutafaqun alaihi)

قَنَتَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَهْرًا مُتَتَابِعًا فِي الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ وَالْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ وَصَلَاةِ الصُّبْحِ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ إِذَا قَالَ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ مِنْ الرَّكْعَةِ الْآخِرَةِ يَدْعُو عَلَى أَحْيَاءٍ مِنْ بَنِي سُلَيْمٍ عَلَى رِعْلٍ وَذَكْوَانَ وَعُصَيَّةَ وَيُؤَمِّنُ مَنْ خَلْفَهُ

Artinya: " Rasulullah saw melakukan qunut(Nazilah) satu bulan berturut-turut dalam shalat Dhuhur, Asar, Maghrib, Isya dan Shubuh, tatkala berkata sami'allahu liman hamidah pada rakaat terakhir. Mendo'akan untuk kebinasaan perkampungan Bani Sulaim, kabilah Ri'l, Dzikwan dan 'Ushiyyah. Sahabat di belakangnya mengamini" (HR. Abu Dawud dan Ahmad)

Do’a Qunut Nazilah tetap dibaca jahar baik pada sholat jahriyah maupun sirriyah. Dan bagi imam dibolehkan membaca do’a dengan teks.

Contoh Do’a Qunut

اللّهُمَََ اهْدِنَا فِيْمَنْ هَادَيْتَ وَعَافِنَا فِيْمَنْ عَافيْتَ وَتَوَلَّنَا فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَاِركْ لَنَا فِيْمَا أعْطَيْتَ َوقِنَا بِرَحْمَتِكَ شَرَّ مَا قَضَيْتَ فاَنِكَ تَقضِي وَلا يُقضَى عَلَيْكَ وَاِنَهُ لا يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلا يَعِزُّ َمنْ عَادَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ
اَللَّهُمَّ اِنَّا نَستَعِيْنُكَ وَنَسْتَغفِرُكَ وَلا نَكْفُرُكَ, وَنُؤْمِنُ بِكَ وَنَخْلَعُ مَنْ يَفْجُرُكَ, الَلَّهُمَّ اِيَاكَ نَعْبُدُ, وَلَكَ نُصَلِّي وَ نَسْجُدُ, وَاِلَيْكَ نَسْعَى وَنَحفِدُ, نَرْجُو عَذابَكَ وَ نَخْشَى عَذابَكَ, اِنَّ عَذابَكَ الْجِدُّ ِبالْكُفَّارِ مُلحِقٌ.
اللَّهُمَّ انْصُرْ اِخْوَانَنَا الْمُسْتَضْعَفِيْنَ فِى فلِسْطِيْن, اللَّهُمَّ انْصُرْ اِخْوَانَنَا الْمُجَاهِدِيْنَ فِى فلِسْطِيْن, اللَّهُمَّ انْصُرْهُمْ نَصْرًا مُؤَزَّرًا, اللَّهُمَّ وَحِّدْ كَلِمَتَهُمْ وَسَدِّدْ رَمْيَهُمْ وَأنِْزلْ فِي ُقلُوْبِهِمُ السَّكِيْنَةَ, اللَّهُمَّ كُنْ لَهُمْ وَلِيًّا وَنَصِيْرًا, اللَّهُمَّ اِنَّهُمْ مَظلُومُونَ فَانْتَصِرْ لَهُمْ, اِنَّهُمْ ُفقرَاءُ فَأغنِهِمْ, اللَّهُمَّ ارْحَمْ مَوْتَاهُمْ وَاشْفِ جُرْحَاهُمْ وَتقبَّلْ شُهَدَاءَهُمْ, اللَّهُمَّ أيِّدْهُمْ ِبتَأييْدِكَ وَاحْفَظهُمْ ِبحِفظِكَ يَا قَويُّ يَا عَزِيْزُ.
اللَّهُمَّ مُنْزلَ الْكِتَابِ, مُجْرِيَ السَّحَابِ, سَريْعَ الْحِسَابِ, هاَزمَ الأحْزَابِ اِهْزِمِ الْيَهُودَ اْلمُعْتَدِيْنَ وَالصَّهَايَنَةَ الاِسْرَائِلِيِّيْنَ الْغاَصِبِيْنَ وَزَلْزِلْهُمْ وَعَذِّبْهُمْ عَذابًا شَدِيْدًا. اِنَّهُمْ قَدْ بَغوْا وَسَعَوْا فِى الارْض فسَادًا. اللهُمَّ فرِّقْ جَمْعَهُمْ وَشَتِّتْ شَمْلَهُمْ وَأنْزِلْ فى قلُوْبِهِمُ الرُّعْبَ. وَاجْعِلْ بَأسَهُمْ بَيْنَهُمْ شَدِيْدًا, وَ يَا مُنْتَقِمْ مِنَ الْمُجْرِمِيْنَ ِانْتَفِمْ مِنْهُمْ وَ أنْزلْ عَلَيْهِمْ بَأسَكَ الَّذِي لا يُرَدُّ عَنِ القوْمِ الْمُجْرِمِيْنَ.
اللَّهُمَّ ادْفًعْ عَنَّا الْغلاءَ وَالْبَلاءَ وَالِّربَا وَالِزّنَا وَالزَّلازِلَ وَالْمِحَنَ وَسُوْءَ الْفِتَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطنَ عَنْ بَلَدِنَا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلادِ الْمُسْلِمْينَ عَامَّة يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
وَصَلَّى الله عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمْ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ

"Ya Allah berilah keteguhan pada kami bersama orang yang mendapat hidayah, berikanlah pada kami afiyah( kesehatan dan keselamatan) bersama orang yang engkau beri afiyah,, jadikanlah pada kami pelindung bersama orang yang Engkau lindungi, berkanlah kepada kami keberkahan dari apa yang Engkau berikan kepada kami, selamatkanlah kami dari keburukan yang Engkau telah tetapkan. Sesungguhnya Engkaulah yang memutuskan dan bukan yang diputuskan, sesungguhnya Engkau tidak menghinakan orang yang berlindung pada-Mu, Maha Suci Engkau dan Maha Agung”.
Ya Allah kami memohon pertolongan kepada-Mu, beristighfar pada-Mu dan tidak kufur pada-Mu, kami beriman pada-Mu dan berlepas dari orang yang bermaksiat kepada-Mu. Ya Allah hanya pada-Mu lah kami beribadah, shalat dan sujud, kepada Engkau kami beramal dan berusaha, kami mengharap rahmat-Mu dan takut akan adzab-Mu. Sesungguhnya adzab-Mu pasti sampai pada orang kafir. Ya Allah tolonglah saudara kami yang terdhalimi di Palestina, Ya Allah tolonglah saudara kami mujahidin di Palestina Ya Allah tolonglah mereka dengan pertolongan yang kuat, satukanlah kalimat mereka, tepatkanlah tembakan mereka, turunkanlah
kepada mereka sakinah, jadilah Engkau penolong dan pelindung mereka, Ya Allah mereka terdhalimi maka belalah mereka, mereka faqir berilah mereka kecukupan , rahmatilah orang yang meninggal di antara mereka, sembuhkanlah yang luka diantara mereka, terimalah yang mati syahid di antara mereka, ya Allah dukunglah mereka dengan dukunganMu, jagalah mereka dengan penjagaanMu, Wahai Dzat Yang Maha Kuat Maha Perkasa. Ya Allah Dzat yang menurunkan kitab, menjalankan awan, Yang Maha Cepat perhitungannya, Yang mengalahkan pasukan sekutu, kalahkan Yahudi dan goncangkanlah mereka dengan goncangan yang dahsyat. Ya Allah mereka telah kurang ajar dan berbuat kerusakan di bumi, ya Allah berantakanlah kumpulan mereka cerai beraikan mereka, lemparkan di hati mereka rasa takut. Ya Allah jadikanlah perselisihan yang sengit antar mereka, wahai Dzat Yang Maha membalas, balaslah kaum durjana, dan turunkan atas mereka siksa-Mu yang tidak bisa dielakkan oleh kaum yang zhalim."


Jakarta, 10 Muharram 1430 H
8 Januari 2009 M
DEWAN SYARI’AH PUSAT
PARTAI KEADILAN SEJAHTERA
KH. DR. SURAHMAN HIDAYAT, MA
KETUA

Sabtu, 10 Januari 2009

Mengapa Membantu Palestina?

“Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya, untuk Kami perlihatkan padanya sebagian dari tanda-tanda kebesaran Kami. Ssungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”
(QS. Al-Israa: 1).

Siapapun manusia yang mempunyai hati nurani, pasti hatinya akan berontak jika melihat kekejaman yang dipertontonkan Yahudi Israel terhadap rakyat Palestina. Sebanyak 580 jiwa melayang nyawanya, mereka terdiri dari rakyat sipil, ibu-ibu dan anak-anak kecil. 2000an korban luka berat dan ringan bergelimpangan. Rumah sakit yang ada tidak sanggup lagi menampung korban gempuran Israel. Obat-obatan dan makanan sangat minim akibat blockade selama setahun. Aliran listrik terhenti karena putusnya pasokan bahan bakar dan hancurnya instalasi listrik akibat serangan Israel. Pasukan Israel telah memporakporandakan Jalur Gaza dengan membabi buta. Dan mereka hanya berani berperang jika hanya pasukan musuh tidak seimbang, baik dalam hal jumlah pasukan, fasilitas perang, dan senjata. Setelah setahun dalam serba kekurangan, warga Gaza kini diserang dengan alat perang termodern, bahkan ada indikasi –menurut tim kesehatan Norwegia– bahwa Israel telah menggunakan senjata nuklir.
Bangsa Yahudi Israel hanya berani berperang jika berada di balik tembok dan benteng kuat serta persenjataan lengkap, karena mereka takut pada kematian. Sebagaimana firman Allah SWT: “Mereka tidak akan memerangi kamu dalam keadaan bersatu padu, kecuali dalam kampung-kampung yang berbenteng atau di balik tembok. Permusuhan antara sesama mereka adalah sangat hebat. Kamu kira mereka itu bersatu, sedang hati mereka berpecah belah. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang tidak mengerti “. (QS: Al-Hasyr: 4)
Teriakan dunia internasional agar Israel menghentikan serangannya ke Palestina tidak digubrisnya bagaikan keledai yang dungu. Mereka selalu melakukan kerusakan di atas muka bumi dengan rasa sombong dan angkuh karena didukung oleh Amerika. Allah SWT menegaskan, “Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu: Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar." (QS. Al-Isra: 4)
Jika saat ini mereka berani dan tidak mengindahkan seruan dunia internasional untuk menghentikan pembunuhan terhadap anak-anak dan wanita yang tidak berdosa, maka hal itu bagi mereka adalah hal biasa. Jangankan orang biasa, bahkan membunuh para Nabi sekalipun bagi mereka adalah sebuah kebiasaan, remeh dan dianggap sepele. Allah SWT menyatakan, “Lalu ditimpahkanlah kepada mereka nista dan kehinaan, serta mereka mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para Nabi yang memang tidak dibenarkan. Demikian itu (terjadi) karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas.” (QS.Al-Baqarah: 61)
Segala hal yang mereka lakukan hari-hari ini hanyalah akan menegaskan bahwa apa yang diceritakan oleh Al-Quran tentang sifat-sifat orang Yahudi adalah benar. Oleh karena itu pada saat terjadi perundingan negoisasi dengan pendekatan kebudayaan, salah seorang ulama besar Mesir bernama Syaikh Mutawalli Sya’rawi menceritakan, bahwa pada saat ia diutus pemerintah Mesir untuk melakukan perundingan kebudayaan dengan Israel, bangsa Israel meminta kepada umat Islam agar segala ayat al-Quran yang menceritakan tentang Yahudi dihapus demi menjaga saling pengertian. Keruan saja permintaan itu ditolak, karena Allah-lah yang menurunkah a-Qur’an dan Allah pula yang menjaganya. Tidak mungkin menghapus ayat-ayat al-Quran dari keasliannya.
Bila Allah SWT banyak menceritakan tentang watak dan karakteristik orang-orang Yahudi, tidak lain adalah agar umat Islam mengenal watak aslli mereka, untuk kemudian berhati-hati dan waspada dengan watak dan sikap mereka. Hampir duapertiga al-Quran banyak menceritakan tentang watak dan karakteristik orang-orang Yahudi. Salah satunya adalah mereka selalu melanggar perjanjian dengan siapa saja dan hati mereka keras bagaikan batu. Allah SWT berfirman, ”Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi” (QS. Al-Baqarah: 74). Itulah sebabnya mereka tidak pernah mengindah seruan dunia internasional, resolusi-resolusi PBB telah dilanggarnya, perjanjian Oslo Madrid pun diinjak-injaknya. Semua perundingan hanya berakhir dengan pengkhianatan oleh bangsa Israel. Itu sebabnya mengapa bangsa Palestina yang dimotori HAMAS menggelorakan jihad, intifadah dan perlawanan keras terhadap penjajah Israel. Sebab Israel tidak pernah mempan dengan perundingan, bahkan mereka mempermainkan perundingan itu serta menginjak-injak kesepakatan.
Sebagai warga dunia, terlebih sebagai seorang Muslim, kita diwajibkan peduli terhadap saudara kita. Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang tidak memperhatikan nasib kaum muslimin, maka mereka bukan termasuk golongan mereka.”. Dalam hadits lain beliau bersabda, “Perumpamaan orang Mukmin terhadap Mukmin lainnya adalah bagaikan satu tubuh, jika salah satu anggota tubuh merasa sakit, maka anggota lainnya akan ikut merasakan, sehingga tidak bisa tidur dan merasa meriang.”
Akankah kita tetap berdiam diri Israel menginjak-injak HAM? Akankah kita membiarkan kaum Yahudi menghancurkan mesjid-mesjid dan membunuh kaum wanita dan anak-anak yang lemah? Akankah kita membiarkan masjidil Aqsha yang pernah menjadi kiblat pertama umat Islam dan tempat Isra’-nya Nabi kita dikuasai oleh Yahudi yang zhalim? Tentu tidak, kita harus beraksi. Setidaknya bantuan harta dan doa untuk mereka. Sudahkah? Segeralah sebelum Allah menghisab kita saat kita dipanggil Allah.

Sabtu, 03 Januari 2009

Hikmah Dari Peristiwa Hijrah

“Bagi para fuqoro yang berhijrah yang diusir dari kampung halaman dan harta benda mereka (karena) mencari karunia Allah dan keridloanNya, dan mereka menolong Allah dan RasulNya.Mereka itulah orang-orang yang benar”.

Suatu hari, Khalifah Umar bin Khattab mengumpulkan para sahabat untuk membahas penentuan kalender Islam. Karena pada saat itu umat Islam belum memiliki hitungan kalender tersendiri. Sebagian sahabat mengusulkan agar permulaan kalender/penanggalan di mulai dari hari lahirnya Nabi SAW, sebagian lagi ada yang mengusulkan dimulai dari pertama kali Rasulullah saw menerima wahyu. Namun, usul-usul tersebut tidak sepakati. Ketika Ali bin Abi Thalib mengusulkan agar penaggalan kalender Islam dimulai dari peristiwa hijrah Nabi saw dan kaum muslimin, para sahabatpun menyapakatinya. Dan resmilah perhitungan kalender Islam dimulai dari peristiwa hijrah hingga sekarang. Sehingga tahun penanggalan Islam disebut dengan tahun hijriyyah, diambil dari kata hijrah.

Mengapa dimulai dari peristiwa hijrah? Karena peristiwa hijrah mengandung makna dan pelajaran. Dan pelajaran itu dapat dijadikan contoh oleh generasi setelahnya seperti kita. Sebab, jika kalender kita dimulai dengan peristiwa kelahiran nabi atau dari peristiwa menerima wahyu, barangkali hal itu hanya menjadi keajaiban saja, tanpa dapat kita contoh secara aplikatif. Sedangkan peristiwa hijrah dapat kita contoh secara aplikatif.
Peristiwa hijrah bukan hanya dilakukan Nabi saw saja, namun juga dilakukan kaum muslimin dan para sahabat. Sehingga disana ada kesertaan kaum muslimin dalam hijrah ini. Hijrah merupakan masa transisi dari era Mekkah yang penuh tantangan dan intimidasi ke era Madinah yang menjadi cikal-bakal komunitas Muslim yang dengan leluasa menjalankan syariatnya.
Ketika Rasulullah saw tiba di kota Yatsrib yang kemudian diganti menjadi Madinah, beliau membangun tiga hal yang sangat penting di dalam membangun sebuah Negara.

Pertama, membangun masjid. Dan masjid pertama yang beliau bangun adalah masjid Quba. Ini menandakan bahwa Negara yang akan dibangun beliau adalah Negara Islam. Bukan Negara atheis atau sekuler. Kesejahteraan rakyat yang beliau cita-citakan bukan hanya kesejahteraan fisik, namun juga kebahagiaan batin. Dan itu dapat tercapai dengan mendekatkan rakyat dan konstituennya kepada Allah. Sehingga program pertama setibanya di Madinah adalah membangun sebuah masjid.

Kedua, mempersuadarakan antara kaum Muhajirin yang berasal dari Makkah dengan kaum Anshor yang berasal dari Madinah. Hal ini dalam rangka konsolidasi internal. Sebab, dalam membangun sebuah Negara Islam yang kuat, haruslah dimulai dengan kekuatan aqidah, kemudian kekuatan ukhuwah. Tanpa ukhuwah (bahasa sekarangnya persatuan dan kesatuan), maka suatu bangsa akan lemah dan dapat dipermainkan oleh bangsa lain.
Langkah mempersaudarakan Muhajrin-anshor ini juga menjawab persoalan ekonomi yang dialami kaum Muhajirin (pengungsi). Sebab para pengungsi adalah permasalahan sendiri, sehingga PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) harus membuat badan khusus yang menangani pengungsi bernama UNHCR. Para pengungsi biasanya menghadapi masalah sandang, pangan dan papan. Belum lagi masalah pengangguran, kesehatan dan lainnya. Namun, dengan disaudarakannya mereka, persoalan itu dapat diatasi. Karena, orang-orang Anshor dengan rela menerima saudaranya untuk tinggal, makan dan berpakaian seperti mereka dan di tempat mereka.

Ketiga, melakukan perjanjian dengan pihak non Muslim, dalam hal ini orang-orang Yahudi. Dalam perjanjian itu disepakati agar kedua pihak saling menjaga keamanan bersama dari serangan pihak luar Madinah. Kedua belah pihak juga sepakat untuk menghormati penganut agama masing-masing dan tidak saling mengganggu. Namun dalam perjalanannya. Orang Yahudi sering melanggar perjanjian. Mereka menarik jilbab/hijab kaum muslimat dan menghinakannya setelah turun perintah menutup hijab bagi wanita muslimah. Tentu saja, hal ini telah mengganggu ibadah kaum muslimin, sebab jilbab adalah bagian dari keyakinan agama Islam.

Apa yang dapat kita ambil sebagai pelajaran?
Pertama, carilah pemimpin/partai yang berorientasi dan punya komitmen mendekatkan konstituen/pendukungnya kepada Allah (agama islam). Carilah mereka yang bukan hanya mensejahterakan secara lahiriyah saja, tapi juga rohaninya.
Kedua, carilah pemimpin/partai yang anggotanya solid dan berukhuwah, tidak bertikai dan hanya mementingkan priadinya. Karena, bagaimana akan mempersatukan bangsa, jika dalam tubuh mereka sendiri tidak bersatu?.
Ketiga, Kebanyakan orang Yahudi bermental khianat. Banyak resolusi PBB dan perjanjian yang tidak ditaati oleh bangsa Israel.
Semoga Allah menunjukkan kepada kita bahwa yang benar itu adalah benar dan kita diberi kemampuan untuk mengikutinya, Semoga Allah menunjukkan kepada kita bahwa yang bathil adalah bathil dan kita diberi kemampuan untuk menjauhinya. Amin. ## .