Selasa, 22 September 2015

Makkah Memotret Diri Manusia

Mungkin sebagian orang tidak percaya, bahwa saat melaksanakan ibadah haji di Kota Suci Makkah, keadaan akan normal-normal saja. Semuanya akan berjalan biasa, tanpa ada peristiwa-peristiwa aneh yang akan terjadi disana. Namun, kenyataannya banyak pula orang dengan pengalamannya masing-masing mengalami sesuatu yang di luar nalar dan logika.

Persitiwa-peristiwa aneh tersebut kadang sering terjadi. Dan peristiwa yang Allah ciptakan itu agar manusia mengambil ibroh/pelajaran sebagai bekal hidupnya pasca ibadah haji atau umroh.

Beberapa peristiwa aneh yang terjadi biasanya merupakan potret dari amal dan sikap manusia selama ini. Manusia biasanya banyak menampakkan seolah-olah baik dan terhormat bahkan disanjung di masyarakatnya, entah karena jabatan, maupun  status sosial dirinya. Kekurangan dan keburukannya disimpan di hadapan manusia, padahal tidak ada yang tersimpan di hadapan Allah. Dia hanya baik saat di hadapan manusia, namun di belakang manusia dia menjadi manusia terlihat celanya secara telanjang. Dia menjadi baik di depan media, namun kenyataan sehari-harinya dia penuh kesalahan.

Apa yang disembunyikan selama ini di Tanah Air, saat di Makkah justru dibuka oleh Allah swt. Apalagi dengan profesi dan kedudukannya dia bersikap sombong Beberapa kisah nyata ini menunjukkan hal tersebut:
  1. Seorang jamaah haji yang berprofesi sebagai tentara, saat diberi petunjuk oleh pembibing ibadah tentag jalan dan arah menuju ke Masjidil Haram hingga kembali ke hotel tempat menginap, tentara meremehkan arahan sang pembimbing, saat rombongan lain mengikuti arahan sang pembimbing, tentara ini memisahkan diri dan berkata dalam hatinya, "Ah...jangankan cuma Masjdil Haram ke Hotel yang cuma 200 meter, saya pernah menjelajah gunung Halimun yang rumit saja dapat kembali ke barak tanpa bantuan kompas". Namun apa yang terjadi? saat semua jamaah sudah kembali ke hotel mereka, jamaah yang tentara ini belum bisa kembali selama dua hari dua malam. Semua petugas haji dan jamaah dikerahkan untuk mencari orang tersebut. Setelah dua hari, dia ditemukan di antara Shafa dan Marwa, Dari peristiwa itu, dia insyaf dan sadar
  2. Saat seorang ustadz pembimbing haji mengunjungi jamaahnya yang sakit, ditemukan seorang pasien jamaah haji lain yang kondisinya sudah seperti sakarutul maut. Padahal menurut tim dokter haji, seluruh organ tubuhnya berfungsi normal. Lalu, ustadz ini bertanya kepada istri sang pasien. "Apa pekerjaan bapak?" "Bapak sudah pensiun" jawab isterinya. "Adakah bapak ini memegang amanah tertentu?" tanya ustadz. "Oh ya, bapak sebagai pengurus DKM Masjid." jawab isterinya. "Apakah ibu masih punya anak di Indonesia dan bisa menghubunginya?" tanya ustadz. "Ya " jawab si ibu sambil menelpon anaknya. Setelah terhubung, hp itu diserahkan ke ustadz tersebut, Sang ustadz berkata kepada anak sang pasien, "Apakah Anda memiliki uang Rp20 juta, jika ada sekarang juga tolong serahkan uang itu ke Masjid sekarang juga." Karena ingin sekali ayahnya yang sedang di Makkah sembuh, anak itu segera mengambil uang dan menyerahkannya ke masjid dekat rumahnya. Seketika ayahnya yang sedang koma di Makkah menjadi pulih dan sehat kembali. Setelah itu, dia dan isterinya sadar bahwa dia pernah "korupsi" uang pembangunan masjid.
  3. Seorang pejabat terbiasa sombong dengan bawahannya, sering perintah ini dan itu layaknya seorang lender. Saat berangkat ke Makkah, dia menjadi hilang ingatan. dan kebiasaan perintah-perintah terlihat dalam sikap-sikapnya, hingga jamaah lain dia perintah-perintah untuk melakukan ini dan itu layaknya bawahan atau pelayan hingga diperintah merapikan tempat tidurnya. Akhirnya, setelah ngoceh sana dan sini, diketahui bahwa dia menjabat sebuah jabatan prestis namun sangat takut pada seorang dirjen dan pejabat KPK. Maka jamaah-pun bila ingin menenangkan sikap orang tersebut mengaku sebagai dirjen atau kpk, sehingga dia ketakutan dan mau diam tidak berbuat onar lagi dengan perintah ini dan itu.
Demikianlah Tanah Suci telah banyak memotren manusia apa adanya. Semoga dengan mengetahui jati diri sendiri, para jamaah sadar bahwa dirinya hanyalah seorang hamba lemah di hadapan Allah swt

Tidak ada komentar: