Jumat, 16 November 2018

Maulid Nabi saw yang Mempersatukan


Maulid Nabi saw yang Mempersatukan

Tak ada pemimpin yang pandai menyatukan dan mempersatukan rakyatnya kecuali yang pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad saw, yang maulidnya diperingati umat Islam hari-hari ini. Walau Madinah terdiri dari masyarakat yang multi etnis dan agama, Rasululllah saw dapat mengayomi semua warga yang tinggal di Madinah. Penduduk asli Madinah yang terdiri suku Aus dan Khozroj yang kemudian disebut Nabi saw sebagai kaum Anshor dipersatukan dengan kaum Muhajirin yang berasal Makkah. Sementara kaum Yahudi yang terdiri dari tiga suku besar; Bani Nadhir, Bani Quraidhah dan Bani Mustholiq dapat hidup berdampingan dengan kaum Muslimin dalam suatu perjanjian bersama yang disebut “Piagam Madinah”.
Begitulah jiwa pemimpin besar. Selalu menginginkan masyarakatnya bersatu dan bersaudara. Bersama membangun negara dan bangsa demi kesejahteraan dan kedamaian. “Tidaklah Kami utus engkau (Muhammad) melainkan menjadi rahmat bagi seluruh alam”. (QS. Al-Anbiya: 107)

Nabi saw sangat toleran dengan perbedaan pendapat. Pernah suatu kali Nabi saw memerintahkan pasukan kaum muslimin untuk segera menuju ke Bani Quraizah usai perang Ahzab. Beliau berpesan, “Janganlah kalian shalat ashar kecuali di kampung Bani Quraizhah !”. Di perjalanan, datanglah waktu shalat. Para sahabat terpecah kepada dua pendapat dalam memahami perintah Nabi saw. Sebagian sahabat ada yang bersikukuh ingin melaksanakan shalat ashar di tengah perjalanan, karena berpegang kepada hadist Nabi saw, “Amal yang utama adalah shalat pada waktunya” dan berasalasan bahwa pesan Nabi saw agar shalat di tempat tujuan adalah hanya anjuran agar sedapat mungkin tiba di sana sebelum datang waktu ashar, namun karena kuda-kuda telah lelah sehingga mereka belum tiba di tempat tujuan meskipun sudah datang waktu shalat ashar. Namun sebagian sahabat tetap akan melaksanakan shalat ashar di kampung Bani Quraizhah sebagaimana pesan Nabi saw saat akan memberangkatkan pasukan. Di sini sebagian sahabat memahami pesan Nabi saw secara kontekstual dan sebagian lagi memahaminya secara tekstual. Saat mereka mengadukan hal itu kepada NAbi saw, Nabi membenarkan kedua pendapat para sahabat tersebut. Tidak ada yang disalahkan.

Hari-hari ini umat Islam memperingati kelahiran Nabi Muhammad saw. Kita merindukan sosok seperti Nabi Muhammad saw yang menyatukan seluruh elemen umat manusia, Yang toleran menerima keberagaman. Yang seluruh hidupnya dicurahkan memikirkan nasib umatnya di dunia dan akhirat, hingga akhir hayatnya terucap kata; ummati..ummati..ummati.. (oh umatku..oh umatku..oh umatku). Andai saja NAbi Muhammad saw masih hidup di tengah-tengah kita, mungkin umat tidak saling tuduh dan saling menghujat serta tidak bercerai berai. Mereka akan hidup saling bersaudara dan saling menguatkan, hingga bersama dapat membangun peradaban yang menghadirkan rahmat bagi seluruh alam.

Semua umat Islam pasti mencintai nabi Muhammad saw. Peringatan maulid yang diadakan di seluruh Tanah Air, mulai dari Istana Negara hingga pelosok pedesaan menunjukkan kecintaan umat pada Nabi Muhammad saw. Alangkah indahnya jika rasa kecintaan kepada Nabi saw itu juga dibarengi dengan meneladani akhlak beliau. Kita perlu menghadirkan nabi Muhammad saw dalam hati dan sikap-sikap kita, agar lahir sikap dan akhlak yang dicontohkan beliau. Sehingga dapat menjauhi sifat-sifat tercela, seperti hujatan, umpatan, adu domba, bahkan menyebarkan fitnah dan berita hoax.

Jika pun kita tidak bisa menghadirkan nabi Muhammad saw dalam hati dan sikap kita, maka setidaknya kita memperlakukan saudara-saudara kita sebagai satu umat, yakni sama-sama umat Nabi Muhammad saw. Sehingga kita merasa malu jika mencela, mengadu domba  dan memfitnah sesama umat nabi Muhammad saw. Jika nabi Muhammad saw kita ibaratkan orang tua kita bersama, maka kita tidak akan mengganggu dan menyakiti saudara kita atau “putera-putera” nabi Muhammad saw.

Mari kita peringati Maulid kali ini dengan menjelaskan pada umat bahwa kita memiliki nabi yang sama; nabi Muhammad saw, bahwa kita bersaudara, dan bahwa nabi Muhammad saw akan senang jika melihat umatnya rukun, damai dan bersatu. Jangan kita isi acara peringatan maulid kali ini dengan caci maki dan umpatan sesama umat Nabi Muhammad saw, bahkan sesama anak bangsa.

Firman Allah swt, “Dan demikianlah Kami jadikan kalian sebagai umat pertengahan (moderat), agar menjadi saksi bagi seluruh manusia” (QS. Al-Baqarah: 143)

Muhammad Jamhuri
Rumpin 16-11-2018

Tidak ada komentar: