Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar. (QS. Al-Fath: 29)
Dari ayat di atas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa pengikut Rasulullah saw mempunyai beberapa kriteria:
Pertama, Bersikap tegas terhadap orang kafir. Tegas dalam aqidah, tidak kompromi dalam keyakinan. Serta keras dalam mempertahankan keyakinannya dan membela ajarannya. (dia adalah keras terhadap orang-orang kafir)
Kedua, Bersikap lemah lembut terhadap sesama kaum muslimin, tawadhu’ dan kasih sayang. (tetapi berkasih sayang sesama mereka) Bukan malah sebaliknya, kepada sesama muslim saling benci dan curiga. Tapi kepada kaum kafir penuh toleransi dan berkompromi.
Ketiga, Rajin dalam melaksanakan ibadah, rajin ruku’ dan bersujud kepada Allah, mendirikan sholat serta aktifitas ibadah ritual lainnya. Sebab ibadah-ibadah tersebut akan melahirkan kecerdasan spritual dan berfungsi penguatan batin dan mental. (Kamu lihat mereka ruku' dan sujud )
Keempat, semangat dalam bekerja untuk mencari karunia Allah, profesional, etos kerja tinggi, amanah, inofatif dan tidak pernah putus asa dalam mencari rezeki Allah. Tidak malas, mangkir dan tidak bekerja semaunya atau tidak disiplin. ((mencari karunia Allah)
Kelima, Selanjutnya, dalam ibadah dan bekerja, tujuan utama dan obsesinya hanyalah dalam rangka mencari ridho Allah SWT. Bukan mencari popularitas atau tujuan-tujuan duniawi belaka. Baginya ridho Allah adalah puncak tujuan hidupnya. (mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya).
Keenam, Memiliki pembawaan sejuk dan damai karena rajinnya ibadah dan bersujud. Di sisi lain, ibadah yang dilakukannya mempunyai dampak dalam kehidupan sehari-hari. Sholat yang dilakukannya memberi dampak mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Tidak sekedar ibadah yang tidak mempunyai dampak dan pengaruh dalam kehidupan sehari-hari. (tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud).
Ketujuh, sikap-sikap kebaikan yang dilakukannya menjadi bukti dan argumentasi bagi kebenaran ajaran Islam. Bukan hanya diakui oleh satu umat saja, tapi juga kualitasnya diakui oleh umat lain. Menjadi Ustadzul ‘Alam (soko guru dunia) dalam memberikan model terbaik sebagai warga dunia yang memiliki nilai (value). (Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil).
Kedelapan, Keberadaannya selalu memberikan manfaat bagi lingkungannya, seperti tanaman yang subur dan memberikan berkah bagi lingkungannya. Suburnya tanaman itu karena kekokohannya dalam iman, selalu melakukan pengkaderan agar lahir tunas dan generasi baru yang melanjutkan perjuangannya. Tunas atau generasi itu menguatkan cita-cita para pendahulunya. (yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya).
Kesembilan, keberadaannya dapat memberi harapan bagi orang-orang yang pro-kebaikan, menjadi harapan baru bagi tatanan dunia, dan dapat membahagiakan mereka. Hal itu disebabkan perilakunya yang baik, perhatiannya kepada sesama manusia dan mempunyai kepeduliaan yang tinggi (tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya)
Kesepuluh, Keberadaannya yang telah memberikan kebaikan kepada dunia, disenangi oleh kelompok pro-kebaikan dan keberpihakannya kepada kebenaran, membuat manusia dari kelompok kebatilan menjadi jengkel. Sebab mereka tidak bisa lagi melakukan misinya dalam menyesatkan manusia, memiskinkan masyarakat karena korupsinya dan tidak bisa menguasai sentra-sentra ekonomi yang biasa berputar di sekitar orang-orang kaya dan tertentu saja dari kalangan kaum elit dan tidak berpihak kepada keadlan. ((karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir)
Kesebelas, pengikut Rasulullah saw adalah golongan kaum mu’min yang kuat, baik kuat akidah, kuat ukhuwah, dan kuat ilmu pengetahuan dan profesionalisme. Kekuatan dan potensi itulah yang membuat jengkel manusia dari kelompok kebatilan dan kaum kafir. (dengan kekuatan orang-orang mukmin)
Keduabelas, Jika kriteria-kriteria sebagai pengikut Rasulullah saw itu terwujud, bukan tidak mungkin, Allah akan memberikan kemenangan di dunia, serta kebahagiaan di akhirat. Dan itu semuanya hanya Allah berikan kepada orang-orang yang beriman dan beramal sholeh. (Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar).
Semoga, kita yang hidup di akhir zaman ini menjadi pengikut Rasulullah saw yang setia berjalan di atas jalan dan manhajnya. Sehingga memiliki kriteria seperti yang dimilikipara sahabat yang menyetai pejuangan Rasulullah saw. Amin.
Wallahu a’lam bis showab.#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar