Senin, 02 Maret 2015

Konsep Sejahtera Dalam Suatu Negara



Konsep "sejahtera" itu mudah saja, ada makanan dan keamanan. Titik, itu saja. Allah swt begitu simpel menyampaikan konsep kesejahteraan itu melalui firman-Nya:
فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَذَا الْبَيْتِ  الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ وَآمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ
Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka'bah). Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan”.(QS: Quraisy: 2-3)
Jika kita ibaratkan seluruh masyarakat termenuhi kebutuhan makanannya, namun selalu dalam kondisi ketakutan, maka itu belum sejahtera. Atau sebaliknya, rasa aman dimana-mana, namun mereka kelaparan, maka itu pun tidak disebut sejahtera. Kedua sisi (makan dan aman) adalah seuatu yang saling terkait. Sehingga jika salah satunya tidak terpenuhi maka akan mengakibatkan tidak terpenuhi yang lainnya. Di sini, Allah ingin menjelaskan kepada kita bahwa kondisi kedua hal di atas dikendalikan oleh Allah swt.
Oleh sebab itu, dalam ayat ini Allah juga memberi kita cara bagaimana menggapai kesejahteraan, yaitu (فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَذَا الْبَيْتِ  ) “Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka'bah)/Allah swt).
Sekarang kita wazan (timbang) -pinjam istilah ilmu shorof- kondisi negeri kita dengan ayat itu, sudahkah negeri kita sejahtera? Rasanya belum ya?
Harga bensin naik, efeknya melambungnya harga bahan-bahan kebutuhan pokok, daya beli masyarakat lemah. Beras hilang dari peredaran, tidak tanggung-tanggung harganya naik hingga 100% di beberapa daerah. Baru kemarin kami menaikkan harga SPP santri untuk menyesuaikan dengan kenaikan harga, ternyata harga beras naiknya pakai lift, cepat..wushh...sementara naiknya SPP “malu-malu” dan “tertatih-tatih”, takut memberatkan walisantri.
Untuk keamanan, memang relatif aman di beberapa wilayah. Tapi lihat, kasus kejahatan begal yang terjadi belakangan. Yang tadinya hanya terjadi di suatu daerah kini sudah menjadi trend di hampir wilayah jabodetabek, bahkan terekspor ke wilayah lain. Walaupun ada hakim jalanan yang ganas mengeksekusi pelaku begal, tapi gerombolan begal malah membuka “cabang” di mana-mana. Rasa aman sudah tidak ada.
Apapun analisa para analis tidak dapat menyelesaikan masalah kecuali bersifat tambal sulam, kecuali jika solusi yang ditawarkan adalah solusi qurani, yaitu “Falya’budu Robba hadzal bait..” (maka hendaklah mereka menyembah Tuhan ka’bah ini).
Ibadah (menyembah), bukan hanya bersifat ritual atau mahdhah saja, namun “mengabdi” kepada Allah dalam setiap gerak, nafas, laku, kebijakan, undang-undangm, aturan, cara, serta tujuan. Itu sebabnya Allah menyuruh kita untuk masuk dalam sistem Islam secara kaffah (menyeluruh).
Konsep menyembah Allah adalah juga solusi yang dibawa dan ditawarkan  oleh para Nabi untuk kaumnya dalam setiap generasi:
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنْ اُعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ فَمِنْهُمْ مَنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُمْ مَنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلَالَةُ فَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ
Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan”.(QS: An-Nahl: 36)
Solusi “Falya’budullah” ini harus masuk dalam setiap sistem dan perilaku. Perhatikan solusi yang ditawarkan Allah dalam setiap bidang dan masalah, adalah”menyembah Allah”
1.      Masalah kerancuan teologi :

فَأَرْسَلْنَا فِيهِمْ رَسُولًا مِنْهُمْ أَنْ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ أَفَلَا تَتَّقُونَ

Lalu Kami utus kepada mereka, seorang rasul dari kalangan mereka sendiri (yang berkata): "Sembahlah Allah oleh kamu sekalian, sekali-kali tidak ada Tuhan selain daripada-Nya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya). (QS: Al-Mukminun: 32)

2.      Masalah kerancuan sistem ekonomi:

وَإِلَى مَدْيَنَ أَخَاهُمْ شُعَيْبًا قَالَ يَاقَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ قَدْ جَاءَتْكُمْ بَيِّنَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ فَأَوْفُوا الْكَيْلَ وَالْمِيزَانَ وَلَا تَبْخَسُوا النَّاسَ أَشْيَاءَهُمْ

Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Mad-yan saudara mereka, Syu'aib. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya (QS: Al-A’raf:85)

3.      Masalah kesombongan di tengah kemajuan bidang arsitektur:

وَإِلَى ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا قَالَ يَاقَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ قَدْ جَاءَتْكُمْ بَيِّنَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ

Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka Shaleh. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Tuhammu (QS: Al-A’raf:73)

4.      Masalah perilaku penyimpangan seksual:

إِذْ قَالَ لَهُمْ أَخُوهُمْ لُوطٌ أَلَا تَتَّقُونَ  إِنِّي لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌ  فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَطِيعُونِي  وَمَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ إِنْ أَجْرِي إِلَّا عَلَى رَبِّ الْعَالَمِين أَتَأْتُونَ الذُّكْرَانَ مِنْ الْعَالَمِينَ

“Ketika saudara mereka, Luth, berkata kepada mereka: mengapa kamu tidak bertakwa?" Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semeta alam, Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia,”(Asy-Syu’ara: 161-165)

Tidak ada komentar: