Seri Taujih Pemenangan
Saat itu, pasukan kaum muslimin
tidak menyangka, bahwa pasukan musuh yang akan dihadapinya adalah pasukan yang
dilengkapi kendaraan yang besar dan kuat. Ya, merekalah pasukan gajah Persia.
Ratusan gajah dan penunggangnya dikerahkan oleh Persia untuk menghadapi kaum
Muslimin. Panglima pasukan Persia; Rustum, sangat percaya bahwa mereka akan
sangat mudah mengalahkan kaum muslimin. Pasalnya, pasukan muslimin hanya
menggunakan kuda sebagai kendaraan perangnya. Sedangkan secara psikis, kuda
merasa takut menghadapi gajah yang tinggi dan besar. Belum lagi, pasukan muslim
sulit untuk menyerang penunggangnya yang duduk di atas gajah yang tinggi.
Dalam kondisi yang sedemikian
rupa, kaum muslimin menguras pikirannya untuk mencari stretegi menghadapi
musuh. Timbul gagasan, mereka membuat patung-patungan atau boneka besar yang
mirip dengan gajah. Lalu boneka besar gajah itu di putar-putarinya, sementara
kuda-kuda ditunggangi dilatih kaum muslimin berputar mengelilingi boneka
tersebut. Awalnya kuda-kuda itu tidak mau mendekati karena merasa takut dengan
boneka gajah, namun lambat laut kuda-kuda itu berani mendekati boneka gajah.
Walhasil, saat perang berkecamuk, kuda-kuda itu tidak takut menghadapi dan
mendekati gajah-gajah asli pasukan Persia.
Sementara itu, untuk menyerang
para pasukan pengendara gajah yang duduk di atas gajah, pasukan muslim tidak memiliki
senjata yang dapat menjangkau mereka selain panah. Karena jika hanya
menggunakan pedang di tengah perang face to face, hal itu sulit dilakukan. Timbullah
gagasan baru. Yaitu pasukan muslimin membuat tombak runcing yang berukuran
panjang, agar dapat menyerang pasukan gajah dari dekat.
Saat itu, strategi pun diatur. Pasukan
muslimin yang hanya bersenjata pedang dan panah berada di barisan terdepan. Melihat
kondisi ini, pasukan Persia bernafsu ingin menerjang barisan pasukan muslim bersenjatakan
pedeng itu dengan gajah-gajahnya. Akan tetapi setelah, pasukan gajah mulai
menedekati pasukan berpedang, pasukan pedang mundur dan digantikan dengan
majunya pasukan bertobak panjang, sehingga para penunggang gajah terkena tombak
yang diarahkan pasukan muslimin. Belum lagi banyak gajah yang matanya terkena
sasaran tombak, sehingga mengamuk dan menjatuhkan para penunggangnya.
Walhasil pasukan muslimin pun dengan gilang
gemilang dapat memenangkan pertempuran yang disebut dalam buku sejarah sebagai
perang “Al-Qodisiyah” itu. Bahkan mereka bisa memasuki istana raja Persia yang
megah dan indah, dan membawa ghanimah yang banyak untuk dilaporkan kepada Amirul
Mukminin Umar bin Khattab. Namun, datangnya harta ghanimah berupa pakaian
sutera dan perobat rumah istana yang terbuat dari emas itu, malah membuat Umar
bin Khattab menangis mengeluarkan air mata. Kaum muslimin dan pasukan yang
membawa ghanimah pun terheran. Ketika seseorang bertanya kepada Umar bin
Khattab tentang sebab ia menangis, Umar menjawab, “Sungguh yang aku takutkan
dari umat ini adalah terbukanya pintu kekayaan dunia, sehingga mereka melupakan
akhiratnya”.
Saudara, kita sedang menghadapi “pasukan
gajah”. Mereka dilengkapi aparat, media, dana, konglomerat dan berbagai
fasilitas lainnya. Kita sebagai pasukan muslimin haruslah smart. Harus lahir
ide-ide dan gagasan-gagasan cemerlang. Para petinggi partai kita sudah
memberikan contoh. Di tengah-tengah kebuntuan partai-partai karena konsentrasi
masyarakat terfokus pada pemilihan presiden dan wakilnya yang membuat partai-partai
dan calegnya termarjinalkan dan terlupakan, PKS hadir dengan “Politik Gagasan”.
PKS memberikan warna baru dalam keberpihakan kepada rakyat kecil dan ulama.
Empat program yang realistis yang akan diwujudkan jika PKS yang bernomor 8 ini menang,
yaitu (P)erlindungan ulama dan tokoh agama melalui penyusunan undang-undang,
(K)endaraan cc kecil bebas pajak, (S)im berlaku seumur hidup, dan (8) juta
penghasilan bebas pajak. Keempat ini program ini sangat berpihak kepada rakyat
kecil. Diringkas menjadi “PKS-8”. Setelah empat program ini dilaunching ke
masyarakat, alhamdulillah mendapat sambutan yang luas, bahkan akan ditiru oleh
partai dan calon lain meskipun terkesan hanya sekedar meraup suara karena
program mereka tidak logis dan tidak realistis.
Jika para pimpinan pusat kita
telah memberi contoh dalam mengedepankan “Politik Gagasan” maka alangkah
baiknya jika hal itu dapat kita tiru di daerah-daerah. Baik gagasan program,
gagasan cara berkampanye, dan gagasan menedekatkan masyarakat agar memilih PKS
dan calegnya, sehingga kemenangan akan semakin kita raih. Jadilah Pejuang yang
Smart.
Wallahu a’lam bish showab
Rumpin 1 April 2019
Muhammad Jamhuri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar