Seri Taujih Pemenangan
Siapa yang tidak mengenal Abu
Lahab? Semua orang mengenalnya. Bahkan namanya diabadikan menjadi satu surat
dalam al-Qur’an; Surat Al-Lahab. Dia adalah seorang yang ambisius menenggelamkan
dakwah Nabi saw dan para pengikutnya. Semua fasilitas dan pangkat ia miliki.
Dia adalah salah satu di antara tokoh suku Quraisy, suku yang disegani suku-suku
lain di jazirah Arab pada masanya. Bahkan dia adalah paman Nabi saw. Ia pun mempunyai banyak harta dan
terpandang. Pada saat perang Badar ada aturan semua laki-laki penduduk Makkah
harus berangkat berperang atau mengutus wakilnya. Abu Lahab tidak ikut
berperang dan mengutus seseorang dengan bayaran 4000 dinar. Suatu harga yang
besar dan fantastis (1 dinar setara dengan Rp 2.500.000 sekarang, sama dengan
10 milyar).
Saat Rasulullah saw mengumpulkan
penduduk Makkah dan mengumumkan dirinya di atas bukit Shafa bahwa dirinya
adalah seorang Rasul- utusan Allah, serta merta Abu Lahab mengingkarinya seraya
berkata, “tabban laka ya Muhammad !(Celaka engkau Hai Muhammad)”. Justru
Allah menurunkan ayatNya bahwa Abu Lahab-lah yang sebenarnya celaka. Tabbat
Yadaa Abi Lahabiw Watabb (celakalah kedua tangan Abu Lahab).
Segala harta, kedudukan, pengikut
dan fasilitas yang ia kerahkan untuk
mengahadang gerak dakwah Nabi saw dan pengikutnya, namun semuanya berakhir
dengan sia-sia. Perhatikanlah kisah tentang dirinya dalam surat yang bernama
surat Al-Lahab:
تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ . مَا
أَغْنَى عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ . سَيَصْلَى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ . وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ . فِي
جِيدِهَا حَبْلٌ مِنْ مَسَدٍ .
“Binasalah
kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. Tidaklah berfaedah
kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan. Kelak dia akan masuk ke
dalam api yang bergejolak. Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar. Yang
di lehernya ada tali dari sabut.” (QS. Al-Lahab: 1-5)
Segala
penghadangan yang dilakukan oleh Abu Lahab, isteri dan pengikutnya terhadap
laju dakwah Nabi saw dengan mengeluarkan harta dan berbagai usaha strategi, tetap saja
berakhir dengan sia-sia. Bahkan Allah swt telah menyiapkan baginya api neraka
yang bergejolak.
Seorang Ahli
sejarah masuk islam gara-gara baca surat ini. Dia mengamati dan berpikir,
mengapa surat ini turun di masa Abu Lahab masih hidup, dan Abu Lahab mengetahui
isi surat ini yang menjustice dirinya sebagai orang yang akan celaka. Mengapa
Abu Lahab tidak masuk Islam saja. Atau setidak-tidaknya berpura-pura masuk
Islam? Sehingga diharapkan agar ada kesan bahwa isi surat Al-Lahab ini tidak
sesuai dengan kenyataan, dan diharapkan kaum muslimin tidak percaya lagi dengan
isi al-Quran?. Toh Abu Lahab sudah masuk Islam?. Namun kenyataannya, Allah
ingin menunjukkan kebenaran kitabNya. Gara-gara ini, sang ahli sejarah itu pun
masuk Islam dengan kebenaran isi al-Quran.
Saudara,
hari-hari ini sering kita mendengar di berbagai media, sudah banyak terjadi
penghadangan-penghadangan, baik kepada mereka para da’I yang akan menyampaikan
risalah agama Islam, maupun para calon pemimpin yang akan menyampaikan orasi
dan visi-misi
politiknya dalam membangun bangsa dan negara. Penghadangan itu baik secara
langsung maupun tak langsung. Baik dibatasi waktunya maupun tempatnya dimana mereka
akan menyampaikan kampanyenya. Padahal mereka adalah calon dan kandidat peserta
pemilu yang sah secara undang-undang. Namun toh,
massa yang hadir tetap membludak?.
Jika mereka mau
mengambil pelajaran dari surat al-Lahab, seharusnya mereka sadar dan memberi
hak berekspresi seluas-luasnya kepada mereka yang akan menyampaikan pesannya
selama tidak bertentangan dengan undang-undang dan peraturan. Baik
undang-undang negara maupun agama. Terlebih, di alam demokrasi ini, yang setiap
orang memilki hak berkumpul dan berpendapat.
Namun jangan
sedih hati saudara, surat Al-Lahab telah memberi isnpirasi, bahwa segala
penghadangan yang dilakukan terhadap al-Haq hanya akan berakhir sia-sia. Meskipun
mereka menggunakan kedudukan dan jabatannya bahkan hartanya.
Oleh sebab
itulah, Allah swt mengingatkan kepada Nabi saw tentang cara berdakwah, bahwa
hati manusia tidak akan luluh hanya karena iming-iming harta. Tapi Allah-lah
pada hakekatnya yang merekatkan hati-hati mereka. Firman Allah swt:
وَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ لَوْ أَنفَقْتَ مَا فِي
الْأَرْضِ جَمِيعًا مَا أَلَّفْتَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ أَلَّفَ
بَيْنَهُمْ إِنَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
“Dan Yang mempersatukan hati mereka. Walaupun
kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak
dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah-lah yang telah mempersatukan hati
mereka. Sesungguhnya Dia Maha Gagah lagi Maha Bijaksana”. (QS. Al-Anfaal: 63)
Saudara, teruslah merajut persaudaraan, dan teruslah
berjuang menyampaikan kebaikan. Meski harta dan jabatan tidak di tangan. Karena
hanya Allah-lah yang mempersatukan.
Wallahu a’lam bish showab.
Rumpin. 10 April 2019
Muhammad Jamhuri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar