Senin, 13 Agustus 2018

INSPIRASI HAJI: PASAR MURAH MADINAH

INSPIRASI HAJI

PASAR MURAH MADINAH

Ada jamaah yang pernah beberapa kali umroh bertanya kepada saya, “Pak Ustadz, mana ya pasar kaget yang biasa ada setiap kali pulang dari shalat lima waktu di Masjid Nabawi? Soalnya lumayan murah-murah harganya..?”.

Memang, jamaah haji dan umroh biasa melihat orang menggelar dagangan di jalan yang sering dilalui oleh jamaah haji-umroh pulang dari Masjid Nabawi dengan harga yang sangat terjangkau. Namun dua tahun terakhir ini tidak lagi nampak pemandangan seperti itu.

Kadang kasihan melihat para pedagang kagetan tersebut di kejar-kejar polisi karena mengganggu pemandangan, bahkan mengganggu lalu lintas jamaah yang menuju atau pulang dari Masjid Nabawi. Namun belakangan baru saya mengetahui. Ternyata Pemerintah Kota Madinah tidak sekedar melarang orang berjualan di pinggir jalan, namun pemerintah menyediakan tempat dan lokasi yang layak untuk mereka.

Kini mereka dapat berjualan dengan bebas di lokasi yang layak dan elegant. Bentuknya mirip dengan pasar modern di kita. Harga sewanya pun sistem pertahun dengan harga yang tidak begitu mahal. Hebatnya lagi, harga-harga di Pasar Murah ini persis sama dengan harga yang mereka tawarkan saat masih ada pasar kaget yang ada di setiap selepas shalat di jalan-jalan yang dilewati jamaah. Pasar Murah ini terletak di samping Museum Asmaul Husna, atau di belakang bekas situs sejarah kebun “Tsaqifah Bani Sa’ad” satu tempat pertama kali Abu Bakar ra disumpah menjadi khalifah pertama dalam Islam.

Sebelumnya, para pedagang ditampung di sekitar Masjid Ghomamah, yaitu tempat dulu Rasulullah saw melaksanakan shalat istisqo. Namun nampak lapak-lapak yang dibangun di sana nampak kurang rapi. Kini kawasan Masjid Ghamamah disulap menjadi Taman yang indah. Dihiasi dengan lampu hias kota, bangku-bangku taman, pepohonan dan pemandangan burung-burung dara.

Adalah sebuah kebijakan yang baik untuk ditiru, pemerintah hendaknya jangan hanya melarang orang yang berusahan mencari nafkah, namun hendaknya memberi solusi bagi mereka, karena pada dasarnya “Pemimpin suatu kaum adalah pelayan mereka”.

Jamhuri
Makkah, 13 Agustus 2018


Tidak ada komentar: