Sabtu, 04 Agustus 2018

KESUKSESAN DIUKUR SECEPAT MEMENUHI PANGGILANNYA

INSPIRASI HAJI

KESUKSESAN DIUKUR SECEPAT MEMENUHI PANGGILANNYA

Mengapa jamaah haji saat berangkat ke Makkah disunnahkan melafalkan talbiyah “Labbaik Allahumma labbaik?”  (kami penuhi panggilanmu ya Allah?). Karena haji adalah panggilan Allah. Banyak orang yang kaya raya dan mampu secara finansial, namun jika hati belum terpanggil untuk melaksanakan ibadah ini, ia pun tidak dapat melaksanakannya. Sebaliknya, ada orang yang biasa-biasa saja, bahkan hidup bersahaja, namun karena hati terpanggil, ia pun dapat memenuhi panggilan Allah swt tersebut dengan cara-Nya.

Jangankan haji yang untuk melaksanakannnya harus melakukan perjalanan bermil-mil jaraknya, panggilan shalat saja, jika hati seseorang tidak terpanggil maka tidak akan memenuhi panggilanNya. Meskipun jarak rumahnya dengan masjid hanya beberapa meter saja. Itulah sebabnya, ada dua lafal dalam adzan yang dijawab oleh pendengarnya dengan lafal yang berbeda. Yaitu, lafal “Hayya ‘alas Sholah” (marilah melaksanakan shalat) yang dijawab dengan lafal “Laa haula wa laa qiwwata illa billah” (Tidak ada dan kekuatan -untuk melaksanakan shalat – kecuali dengan daya dan kekuatan dari Allah). Juga saat muadzin mengumandangkan lafal “Hayya ‘alal falah” (marilah menuju kesuksesan), maka jawabnya adalah “Laa haula wa laa quwwata illa billah” (tiada daya dan kekuatan untuk meraih kesuksesan, melainkan dengan daya dan kekuatan yang Allah berikan).

Dua lafal itu menunjukkan bahwa kesuksesan seseorang akan tergantung pada seberapa dan secepat apa ia merespon panggilanNya. Dan selambat itu ia merespon panggilanNya, serta menunda-nunda panggilanNya, maka selambat itu pula kesuksesan itu akan terealisir, dan kesuksesannya akan ditunda-tunda pula.

Bagaimana dengan haji? Ia juga adalah panggilanNya, siapa yang berbisnis dengan Allah dengan cara merespon panggilanNya dengan cepat, sedang ia mampu, maka ia telah berbisnis dengan bisnis yang tidak akan pernah merugi, (tijarotan lan tabuur – perniagaan yang tidak akan pernah merugi). Taka da orang yang pernah berangkat ke Tanah Suci memenuhi panggilanNya merasa menyesal. Yang banyak adalah kerinduan kembali ingin ke Tanah Suci bertemu dengan Rabb-nya.

Madinah 3 Agustus 2018

Tidak ada komentar: