INSPRIRASI HAJI
HAJI DAN KAPASITAS KEPEMIMPINAN
Tidak bisa disangkal, bahwa pelaksanaan haji
adalah pelaksanaan yang berskala internasioanal dan komprehensif. Berskala
internasional karena melibatkan seluruh negara dan bangsa. Komprehensif karena
terkait dengan berbagai sisi kehidupan dan bidang.
Bayangkan, ratusan negara dunia ikut terlibat dalam
ibadah haji ini, mulai negara maju dan besar seperti Amerika, hingga negara kecil
dan berkembang seperti Maldive. Mulai dari negara minoritas muslim hingga
negara mayoritas muslim. Event haji boleh dikata lebih besar dan lebih massif
dari pada event olimpiade dunia. Sebab yang datang ke Tanah Suci adalah
berstatus “peserta”. Sedangkan dalam ajang olimpiade, peserta olimpiade hanya
sekitar 10 persen dari jumlah lainnya. Selebihnya adalah panitia, penonton dan
supporter.
Haji juga bersifat koprehensif, karena terkait
dengan berbagai bidang; mulai dari ibadah, pembinaan dan pendidikan, keuangan,
keimigrasian, penerbangan, kesehatan, perhotelan, keamanan, kebersihan,
hubungan diplomatik, sosio-kultural, dan lain sebagainya.
Singkat kata, haji merupakan event yang sangat
spektakuler yang melibatkan seluruh element, bidang, negara dan bangsa.
Itu sebabnya, kewajiban haji pertama kali turun
kepada Nabi Ibrahim as. Seorang yang memiliki kapasitas kejiwaan umat yang
besar, kuat menghadapi tantangan, serta siap melaksanakan perintah Tuhan dengan
ikhlas dan sabar serta lurus. Allah swt
berfirman:
ان إبراهيم كان امة قانتا لله حنيفا وما كان من المشركين
Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang umat yang
taat kepada Allah, hanif, tidak termasuk orang-orang yang musyrik.” (QS, 16:
120)
Dalam ayat ini, individu Ibrahim disebut
sebagai “ummat”. Padahal ia adalah seorang diri. Hal itu dikarenakan ia
memiliki kapasitas yang sama dengan ummat. Ia menjadi teladan dalam sikap,
istiqomah, lurus, sabar, taat pada Allah, dan teruji dalam segala ujian hidup
dan perjuangan, serta tidak terbawa arus untuk meyakini Tuhan lain (tidak
musyrik).
Sehingga, tatkala Allah swt menilai bahwa
Ibrahim as telah lulus menghadapi berbagai ujian, dan melaksanakan segala
perintah Allah dan menjahi larangannya, maka Allah mengangkatnya sebagai
Pemimpin Seluruh Manusia. Allah swt menegaskan:
وإذ ابتلى إبراهيم ربه بكلمات فأتمهن قال اني جعلك للناس اماما قال ومن ذريتي قال لا ينال عهدي الظالمين
“Dan ingatlah ketika Ibrahim diuji oleh Tuhannya dengan beberapa
kalimat (perintah dan larangan), maka ia melaksanakannya dengan sempurna. Allah
berfirman: “Sungguh Aku jadikan engkau pemimpin bagi umat manusia.” Ibrahim
berkata: “(berikan juga) dari keturunan keluargaku”. Allah berfirman: “Janjiku
tidak mengena kepada orang-orang Zhalim’. (QS.2: 124)
Kepemimpinan yang Allah berikan kepada Ibrahim
as tentu setelah menguji Ibrahim dengan perintah dan larangan. Dan Ibrahim
melaksanakannya dengan sempurna. Dan permintaan nabi Ibrahim dikabul, yaitu estapet
kepemimpinan turun kepada anak keturunannya, terutama kepada Nabi Muhammad saw
yang merupakan keturunan nabi Ismail bin Ibrahim as. Namun demikian, janji Allah memberi
kepemimpinan ini tidak diberikan kepada orang-orang yang berbuat zhalim.
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar.
Terdiri dari beribu suku dan pulau. Maka diperlukan seorang pemimpin yang
mempunyai kapasitas kuat, ulet, sabar, lurus, tegas berkarakter, mengenal dan
memahami kultur-sosial serta teritorial, memahami persoalan serta dapat memberi
solusi bagi persoalan. Karena pemimpin adalah cermin dari suatu bangsa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar