Sentilan-Sentilun Ramadhan
Oleh: Muhammad Jamhuri

“Ini nanya atau curhat nih?” Ustadz balik bertanya.
“Ini pertanyaan ustadz, apa sih hikmahnya?” Tanya jamaah
“Kalau ditanya kenapa makan saat buka puasa itu lebih
nikmat?, maka jawabannya bisa
macam-macam. Boleh jadi karena seharian kita tidak makan dan minum, sehingga
pada saat berbuka puasa maka makanan terasa enak. Bisa juga karena saat berbuka
puasa, menu makanannya special dibanding saat suasana selain buka
puasa.” Jawab ustadz
“Oh ya benar,
tapi mungkin ada hikmah lain pak ustadz? Kan katanya ada hadist mengatakan,
“bagi orang yang berpuasa ada dua kebahagiaan. Pertama bahagia saat berbuka
puasa, dan bahagia saat bertemu dengan Tuhannya.” Maksud hadist itu apa
ustadz.?” Tanya jamaah lagi penasaran.
“Nah....
pertanyaannya bagus nih. Begini, karena puncak kebahagiaan itu hanya ada
setelah melewati perjuangan.” Tegas ustadz singkat.
“Maksudnya...?”
Tanya jamaah penasaran.
“Saya tanya, mana
yang lebih nikmat antara saat buka puasa dengan santap sahur?” Tanya ustadz.
“Mmmmmm...(sambil
mikir membandingkan).
Santap sahur memang nikmat, tapi
masih lebih nikmat santap buka puasa, pak ustadz.” Jawab jamaah.
“Nah..mengapa
demikian? Karena saat berbuka puasa kita telah melewati perjuangan. Yaitu
perjuangan melawan hawa nafsu. Kita tidak makan dan minum. Pada saat kita telah
melewati perjuangan itu dengan baik, maka kita akan merasa puas dan bahagia.
Dan kebahagiaan itu bukan hanya enak di tenggorokan atau lidah kita, tapi
kebahagiaan itu menyerap sampai ke batin kita. Itulah sebabnya, kenikmatan
berbuka puasa hanya dirasakan oleh oleh orang yang melewati ujian dan
perjuangan. Coba tanyakan kepada yang hadir dalam acara bukber ini. Nah, di
sana hadir tuh orang yang
tidak sedang berpuasa. Apakah mereka merasakan kenikmatan yang dirasa oleh
orang yang sedang berpuasa? Pasti tidak. Padahal menunya sama, porsinya sama.
Namun kebahagiaan dan kenikmatan dia hanya sampai mulut dan tenggorokan. Namun bagi orang yang berpuasa, rasa
nikmat dan bahagia menyerap sampai ke dalam batin. Intinya, PUNCAK KENIKMATAN
ITU ADA PADA PASCA MELEWATI PERJUANGAN. Itulah rahasia hadits tadi. Belum lagi
kebahagiaan saat bertemu dengan Allah.” Ustadz menjelaskan panjang lebar .
“Lalu, yang
dimaksud dengan bahagia saat bertemu dengan Tuhannya, apa pak ustadz?” Tanya
jamaah lagi.
“Begini,
satu-satunya ibadah yang amalannya tidak terlihat orang lain adalah puasa. Iya
kan? Coba deh kalau kita shalat, masih kelihatan orang kan? Apalagi ibadah
haji? Iya gak?. Nah oleh sebab itu dalam hadits Qudsi Allah swt menyatakan
bahwa ibadah puasa spesial untuk-Ku, dan aku senidiri yang urus balasannya. Ini
menunjukkan keagungan ibadah puasa ini. Nah, jika Bapak disuruh secara rahasia
oleh atasan bapak untuk melakukan tugas, lalu cuma bapak dan atasan yang tahu
tentang misi rahasia itu, kemudian bapak melaksanakannya dengan baik. Kira-kira
apa yang bapak dapatkan dari atasan bapak? Pasti sesuatu yang istimewa kan?dan
bagaimana perasaan bapak saat menerima hadiah atau imbalan yang istemewa itu?
Pasti bahagia dong..? Nah...begitu juga dengan orang yang berpuasa, dia dengan
segala kepatuhannya melaksanakan tugas rahasia dari tuhannya, maka saat bertemu
dengan Allah Sang Pencipta Alam pastinya orang itu akan bahagia, terlebih
mendapat balasan dari Tuhannya yang Maha Pengasih dan Penyayang itu. “ Ustadz
menerangkan panjang lebar..
“Pak ustdaz,
sudah iqomat tuh..Yuk kita shalat maghrib. Oh ya pak ustadz, sering-sering
ngundang bukber lagi ya?, buka puasanya nambah satu lagi hikmahnya.” Ujar jamaah sebelum sambil menju masjid.
“Apa tuh?
nambah satu lagi hikmahnya,” Tanya ustadz
“Gratiistiiiiiiiiiis….pak
ustadz”..seloroh sambil jalan ke masjid.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar