SENTILAN-SENTILUN RAMADHAN
Oleh: Muhammad Jamhuri

“Pernyataan
bahwa syetan dibelenggu di bulan
Ramadhan itu bukan ucapan saya, itu ucapan Nabi saw, saya mah hanya meneruskan
saja..” jawab ustadz.
“Iya
pak ustadz, itu hadits Nabi saw, nah bagaimana pak ustadz menjawab pertanyaan
saya?” Desak Jamaah.
“Begini, itu kan hadits Nabi saw panjang
sekali, intinya semua yang dikabarkan Nabi saw dalam hadist itu bersifat
hal-hal yang ghaib, seperti dibukanya pintu surga, ditutupnya pintu neraka,
dilipatkannya pahala amal shaleh, amalan sunnah diganjar dengan pahala wajib dan
pahala ibadah wajib dilipatgandakan, iya kan?” Ustadz balik bertanya.
“Hmmm..maksudnya ustadz?”. Jamaah penasaran.
“Lha?
Pahala..., surga.., neraka.. kan perkara ghaib? Iya gak?” Tanya ustadz lagi.
“Iya
ustadz !” jawab Jamaah.
“Nah,
begitu juga dengan kalimat ”syetan” yang ada dalam hadist tersebut. Kata
“syetan” dalam hadist itu adalah syetan yang ghaib, yang gak kelihatan mata”.
Tambah ustadz.
“Di
dalam al-Quran, syetan itu ada dua: “setan jin” dan “setan manusia”, istilah
quran-nya “syayathinal insi wal jinn”, atau “minal jinnati wan naas”.
Nah, selain syetan ghaib yang selalu menyuruh kepada keburukan, dalam diri
manusia juga terdapat nafsu yang selalu mengajak kepada keburukan (innan nafsa
la-ammarotun bis-suu’). Nah, karena yang disebut hadits itu adalah perkara-perkara
yang ghaib, maka syetan yang dibelenggu dalam hadist itu adalah syetan yang
ghaib, yang tidak terlihat, yang dari bangsa jin. Sedangkan Syayatinal insi
atau setan manusia itu masih bebas berkeliaran. Bahkan ada yang menjadi MBAH-nya
SYETAN !” Kata ustadz sambil melototkan matanya ke arah jamaah tersebut.
“Apa?
MBAHnya setan? Memangnya ada ustadz, mbahnya setan manusia?” Tanya jamaah.
“Lha
banyaak...”Talbis Iblis” itu kan artinya adalah tipuan iblis...sejarah pertama
tipuannya adalah, statemen Iblis kepada nabi Adam dan Hawa bawa buah yang
dilarang itu dia sebut syajaroh khuldi (pohon keabadian). Iblis itu
mengemas suatu yang dilarang dan keji dengan nama yang indah-indah...contohnya:
pornografi dia sebut seni ekspresi, LGBT disebutnya kebebasan HAM, malah
sekarang ada pula yang membolak-balikkan sesuatu yang sudah pakem. Contohnya,
dulu ada himbauan “Hormatilah Orang Yang Sedang Berpuasa”, Sekarang dibalik
menjadi “Hormatilah Orang Yang Tidak Puasa”. Dahulu orang yang sedang berisik
di sekitar mesjid diingatkan dengan tulisan, “Hormatilah Orang Yang Sedang
Shalat” , sekarang berubah menjadi “Hormatilah orang yang tidak sholat, maka
jangan adzan pake speaker”...Dulu, penjual makanan di siang hari di bulan
Ramadhan gak berdagang karena menghormati orang yang puasa, sekarang malah didukung
oleh LSM dan Tokoh...” Jelas ustadz secara panjang lebar.
“Ohh..gitu..bener
juga ya pak ustadz?” ujar jamaah sambil mengangguk-anggukkan kepalanya tanda
setuju. “Tapi, pak ustadz, LGBT bukannya diperbolehkan dalam Islam? Bukankah
Islam tidak membedakan warna kulit manusia?, yang penting taqwanya?” Tanya
jamaah protes.
“Memangnya LGBT itu singkatan apa? Tau gak bapak?” Tanya ustadz.
“Saya
pernah dapat broadcast WA di HP saya, LGBT itu singkatan dari Laki Gelap Bini
Terang?” jawab jamaah polos.
“Eeit, bapak nyinggung saya ya?” Ustadz menimpal.
“LGBT itu siangkatan dari Lesbian, Gay, Bisexual, dan Transexual...tauuuu?”
tambah ustadz sambil sedikit kesal namun
senyum...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar