Jumat, 25 Mei 2018

Mengapa Makan Saat Buka Puasa Lebih Nikmat?


Mengapa Makan Saat Buka Puasa Lebih Nikmat?
Sentilan-Sentilun Ala UJ (Ustadz Jamhuri)

“Pak ustadz, kenapa ya makan saat buka puasa terasa lebih nikmat, dibanding makan biasa?” Tanya jamaah sambil menikmati buka puasa pada acara bukber di sebuah Kantor.

“Ini nanya atau curhat nih?” Ustadz balik bertanya.

“Ini pertanyaan ustadz, apa sih hikmahnya?” Tanya jamaah

“Kalau ditanya kenapa makan saat buka puasa itu lebih nikmat?, maka jawabannya bisa macam-macam. Boleh jadi karena seharian kita tidak makan dan minum, sehingga pada saat berbuka puasa maka makanan terasa enak. Bisa juga karena saat berbuka puasa, menu makanannya special dibanding saat suasana selain buka puasa.” Jawab ustadz

“Oh ya benar, tapi mungkin ada hikmah lain pak ustadz? Kan katanya ada hadist mengatakan, “bagi orang yang berpuasa ada dua kebahagiaan. Pertama bahagia saat berbuka puasa, dan bahagia saat bertemu dengan Tuhannya.” Maksud hadist itu apa ustadz.?” Tanya jamaah lagi penasaran.

“Nah.... pertanyaannya bagus nih. Begini, karena puncak kebahagiaan itu hanya ada setelah melewati perjuangan.” Tegas ustadz singkat.

“Maksudnya...?” Tanya jamaah penasaran.

“Saya tanya, mana yang lebih nikmat antara saat buka puasa dengan santap sahur?” Tanya ustadz.

“Mmmmmm...(sambil mikir membanding). Santap sahur memang nikmat, tapi masih lebih nikmat santap buka puasa, pak ustadz.” Jawab jamaah.

“Nah..mengapa demikian? Karena saat berbuka puasa kita telah melewati perjuangan. Yaitu perjuangan melawan hawa nafsu. Kita tidak makan dan minum. Pada saat kita telah melewati perjuangan itu dengan baik, maka kita akan merasa puas dan bahagia. Dan kebahagiaan itu bukan hanya enak di tenggorokan atau lidah kita, tapi kebahagiaan itu menyerap sampai ke batin kita. Itulah sebabnya, kenikmatan berbuka puasa hanya dirasakan oleh oleh orang yang menjalaninya. Coba tanyakan kepada yang hadir dalam acara bukber ini. Nah, di sana hadir non muslim yang tidak berpuasa, atau muslim yang tidak sedang berpuasa. Apakah mereka merasakan kenikmatan yang di rasa oleh orang yang sedang berpuasa? Pasti tidak. Padahal menu-nya sama, porsinya sama. Namun kebahagiaan dan kenikmatan mereka hanya sampai mulut dan tenggorokan. Namun bagi orang yang berpuasa, rasa nikmat dan bahagia menyerap sampai ke dalam batin. Intinya, PUNCAK KENIKMATAN ITU ADA PADA PASCA MELEWATI PERJUANGAN. Itulah rahasia hadits tadi. Belum lagi kebahagiaan saat bertemu dengan Allah.” Ustadz menjelaskan panjang lebar .

“Lalu, yang dimaksud dengan bahagia saat bertemu dengan Tuhannya, apa pak ustadz?” Tanya jamaah lagi.

“Begini, satu-satunya ibadah yang amalannya tidak terlihat orang lain adalah puasa. Iya kan? Coba deh kalau kita shalat, masih kelihatan orang kan? Apalagi ibadah haji? Iya gak?. Nah oleh sebab itu dalam hadits Qudsi Allah swt menyatakan bahwa ibadah puasa spesial untuk-Ku, dan aku sendiri yang urus balasannya. Ini menunjukkan keagungan ibadah puasa ini. 

Nah, jika Bapak disuruh secara rahasia oleh atasan bapak untuk melakukan tugas, lalu cuma bapak dan atasan yang tahu tentang misi rahasia itu, kemudian bapak melaksanakannya dengan baik. Kira-kira apa yang bapak dapatkan dari atasan bapak? Pasti sesuatu yang istimewa kan?dan bagaimana perasaan bapak saat menerima hadiah atau imbalan yang istemewa itu? Pasti bahagia dong..? 

Nah...begitu juga dengan orang yang berpuasa, dia dengan segala kepatuhannya melaksanakan tugas rahasia dari Tuhannya, maka saat bertemu dengan Allah Sang Pencipta Alam pastinya orang itu akan bahagia, terlebih mendapat balasan dari Tuhannya yang Maha Pengasih dan Penyayang itu. “ Ustadz menerangkan panjang lebar..

“Pak ustdaz, sudah iqomat tuh..Yuk kita shalat maghrib. Terima kasih pak ustadz atas penjelasannya.” Ujar jamaah mengakhiri dialog.

Tidak ada komentar: