Kamis, 24 Mei 2018

Syetan Dibelenggu Selama Bulan Puasa, Kok Masih Banyak Yang Bermaksiat?


SENTILAN-SENTILUN ALA UJ (Ust Jamhuri)

Syetan Dibelenggu Selama Bulan Puasa, Kok Masih Banyak Yang Bermaksiat?

“Ustadz, kata ustadz dalam tausiyah tadi, di bulan Ramadhan ini, syetan-syetan dibelenggu sehingga tidak bisa menggoda manusia, tapi kok kenyataannya, masih banyak orang yang tidak berpuasa? Bahkan masih banyak orang yang berbuat maksiat?” Tanya seorang jamaah usai sholat taraweh.

“Pernyataan bahwa  syetan dibelenggu di bulan Ramadhan itu bukan ucapan saya, itu ucapan Nabi saw, saya mah hanya meneruskan saja..” jawab ustadz.

“Iya pak ustadz, itu hadits Nabi saw, nah bagaimana pak ustadz menjawab pertanyaan saya?” Desak Jamaah.

“Begini, itu kan hadits Nabi saw panjang sekali, intinya semua yang dikabarkan Nabi saw dalam hadist itu bersifat hal-hal yang ghaib, seperti dibukanya pintu surga, ditutupnya pintu neraka, dilipatkannya pahala amal shaleh, amalan sunnah diganjar dengan pahala wajib dan pahala ibadah wajib dilipatgandakan, iya kan?” Ustadz balik bertanya.

“Hmmm..maksudnya ustadz?”. Jamaah penasaran.

“Lha? Pahala..., surga.., neraka.. kan perkara ghaib..? Iya gak?” Tanya ustadz lagi.

“Iya ustadz !” jawab Jamaah.

“Nah, begitu juga dengan kalimat ”syetan” yang ada dalam hadist tersebut. Kata “syetan” dalam hadist itu adalah syetan yang ghaib, yang gak kelihatan mata”. Tambah ustadz.

“Lha? Terus, apa hubungannya dengan pertanyaan saya ustadz? Kok syetan dibelenggu, tapi masih banyak manusia yang bermaksiat?” Tanya Jamaah kembali.

“Di dalam al-Quran, syetan itu ada dua: “setan jin” dan “setan manusia”, istilah quran-nya “syayathinal insi wal jinn”, atau “minal jinnati wan naas”. Nah, selain syetan ghaib yang selalu menyuruh kepada keburukan, dalam diri manusia juga terdapat nafsu yang selalu mengajak kepada keburukan (innan nafsa la-ammarotun bis-suu’). Nah, karena yang disebut hadits itu adalah perkara-perkara yang ghaib, maka syetan yang dibelenggu dalam hadist itu adalah syetan yang ghaib, yang tidak terlihat, yang dari bangsa jin. Sedangkan Syayatinal insi atau setan manusia itu masih bebas berkeliaran. Bahkan ada yang menjadi MBAH-nya SYETAN !” Kata ustadz sambil melototkan matanya ke arah jamaah tersebut.

“Apa? MBAHnya setan? Memangnya ada ustadz, mbahnya setan manusia?” Tanya jamaah.

“Lha banyaak...”Talbis Iblis” itu kan artinya adalah tipuan iblis...sejarah pertama tipuannya adalah, statemen Iblis kepada nabi Adam dan Hawa bahwa buah yang dilarang itu dia sebut syajaroh khuldi (pohon keabadian). Iblis itu mengemas suatu yang dilarang dan keji dengan nama yang indah-indah...contohnya: pornografi dia sebut seni ekspresi, LGBT disebutnya kebebasan HAM, malah sekarang ada pula yang membolak-balikkan sesuatu yang sudah pakem. Contohnya, dulu ada himbauan “Hormatilah Orang Yang Sedang Berpuasa”, Sekarang dibalik menjadi “Hormatilah Orang Yang Tidak Puasa”. Dahulu orang yang sedang berisik di sekitar mesjid diingatkan dengan tulisan, “Hormatilah Orang Yang Sedang Shalat” , sekarang berubah menjadi “Hormatilah orang yang tidak sholat, maka jangan adzan pake speaker”...Dulu, penjual makanan di siang hari di bulan Ramadhan gak berdagang karena menghormati orang yang puasa, sekarang malah didukung oleh LSM dan Tokoh...” Jelas ustadz secara panjang lebar.

“Ohh..gitu..bener juga ya pak ustadz?” ujar jamaah sambil mengangguk-anggukkan kepalanya tanda setuju. “Tapi, pak ustadz, LGBT bukannya diperbolehkan dalam Islam? Bukankah Islam tidak membedakan warna kulit manusia?, yang penting taqwanya?” Tanya jamaah protes.

“Memangnya LGBT itu singkatan apa? ” Tanya ustadz pura-pura tidak tahu.

“Saya pernah dapat broadcast WA di HP saya, LGBT itu singkatan dari Laki Gelap Bini Terang?” jawab jamaah polos.

 “Eeit, bapak nyinggung saya ya?” Ustadz menimpal (kebetulan ustadznya kulitnya warna hitam, dan isterinya bening....hehe)

 “LGBT itu siangkatan dari Lesbian, Gay, Bisexual, dan Transexual...tauuuu?” tambah ustadz  sambil sedikit kesal namun senyum...

Tidak ada komentar: