Selasa, 24 Agustus 2021

TIGA KEAJAIBAN MINA

Kawasan Mina
Saat masih jadi mahasiswa di Universitas Ummul Quro Makkah, 23 tahun lalu, saya pernah mendapat tugas dari dosen hadist saya berkebangsaan Iraq, namanya Syeikh Dr. Muwaffaq. Tugas itu berupa menulis kembali beberapa al-makhtutot (manuskrip) yang belum diterbitkan untuk ditulis ulang. Beliau menilai tulisan arab saya bagus, padahal sekarang terlihat jelek.

Saya lupa judul manuskrip apa saja yang pernah saya tulis tersebut. Salah satunya adalah manuskrip tentang haji.

Pada bagian tentang Mina, kitab itu mencatat ada beberapa keajaiban tentang Mina. Saat itu saya gak ngeh tentang keajaiban Mina yang ditulis dlm manuskrip itu. Tapi setelah mengalami ibadah haji berkali-kali, barulah saya ngeh dan ingat kembali sat-saat saya menyalin tentang Keajaiban Mina yang disebut dalam manuskrip tadi. Antara lain:

1. MINA BAGAI RAHIM IBU. Ya.. Mina itu terlihat kecil dan sempit, namun saat terisi jamaah yang jumlahnya jutaan, ia tetap cukup. 15 tahun lalu saya lihat Mina padat. Orang tidur dimana-mana. Namun justru semakin tambah jamaah (baik jamaah koata dan non koata) nampak lebih lengang. Lalu lintas manusia pun rapi. Ibadah pun tidak grasa-grusu. Seorang ibu jamaah haji berkata pada saya, "Pak ustadz, saya kira di Mina dan jumroh itu mengerikan, tapi kok santai? ya Kalo begini saya mau haji berkali-kali. Dulu saya takut... Soalnya -katanya disini mencekam."

2. DI MINA TIDAK ADA LALAT DAN NYAMUK. Sepanjang saya berhaji, di Mina saya tidak menemukan nyamuk dan lalat. Apalagi tidak bisa tidur karena diganggu nyamuk, gak ada ceritanya itu. Malah jamaah haji tidur di jalan-jalan dan luar tenda lebih tidur nyenyak. Padahal tumpukan dan bau sampah di mana-mana. Di kamar mandi umum saja sumpeknya bukan main. Belum lagi di tempat-tempat sampah, bau sampah kadang menyengat saat melewati tumpukan sampah. Anehnya tidak ada seekor nyamuk dan lalat di Mina.

3. LONTARAN JUMROH YG DITERIMA AKAN MENGHILANG. Kalau diamati memang seperti itu. Kadang lemparan kita kena tiang jumroh, tapi tidak yakin jatuh ke lobang jumroh. Entah ke mana raibnya. Namun kitab itu menyebutkan bahwa lemparan jumroh yg diqobul (terima) itu memang menghilang. Hal ini diperkuat oleh cerita teman saya, bahwa dia memiliki teman yang bekerja sebagai petugas pembersih batu jumroh pasca haji. Dia bercerita bahwa saat membersihkan batu-batu krikil bekas lontaran jutaaan jamaah haji itu, ternyata batu lontaran yang tersisa hanya sedikit atau tidak sebanding dengan jumlah jamaah haji yang melontar.
Subahanallah (Maha Suci Allah). Itulah keajaiban kawasan Mina

Senin, 23 Agustus 2021

Aku dan Almarhum Bapak Lendo Novo

Di tengah mencari jati diri tentang konsep pesantren yang mulai saya dirikan saat itu, tahun 2010, saya dikenalkan kawan saya Badrul Ulum untuk coba studi banding ke School of Universe (Sekolah Alam).

Saya dan beberapa guru mencoba datang ke lokasi tersebut. Sayang, kami tak dapat bertemu langsung dengan Pak Lendo pimpinan Sekolah Alam. Karena beliau sedang rapat dengan para wali murid. Namun kami mendapat beberapa informasi tentang kekhasan sekolah tersebut dari para stafnya yang menerima kami.

Tak disangka, beberapa waktu kemudian, bersama kawan saya Badrul Ulum, ia datang mengunjungi pesantren kami yang saat itu masih sangat sederhana. Kelas pun masih berupa saung bambu. Santri pun masih dapat dihitung jari. Saat menerima beliau sebagai tamu pun, kami duduk di saung yang kolongnya masih berupa kolam lele. Jalan? Masih tanah merah yang becek atau berdebu.

Tak disangka orang sepenting beliau mau menyempatkan datang ke pesantren kami saat itu. Sebagai pesantren yang masih serba kekurangan fasilitas, tentu kami merasa malu sekaligus bangga kedatangan tamu yang note bone sibuk mengisi berbagai acara seminar di dunia pendidikan.

Dalam obrolan kami dengan beliau. ada beberapa point yang bisa kami petik dan sebagian kami terapkan di pesantren kami. Menurut beliau:

1. Perkuliahan di universitas internasional seperti Harvard sekalipun tidak akan pernah melahirkan seorang Intrepreneur dan Owner. Namun hanya mampu melahirkan director yang note bone sebagai worker (pekerja) bagi pemillik perusahaan. Kita ingin melahirkan para owner yang berjiwa entrepreur.

2. Satu cara untuk melahirkan para entrepreuneur (pengusaha) adalah dengan melatih siswa (santri) menjalankan usaha/bisnis nya sejak remaja.

3. Itulah sebabnya para pengusaha banyak lahir dari suku Minang dan Tionghoa. Kenapa? Karena sejak remaja bahkan masih belia, sudah terlatih berbisnis (dagang).

4. Sebenarnya jika kita melihat siroh Nabi saw, beliau pun sejak remaja sudah mandiri, yakni dengan usaha mengembala kambing dan ikut pelajaran praktek berbisnis dengan pamannya, bahkan hingga ke luar  negari (Syam). Tidak heran jika ia menjadi saudagar kaya saat meminang Khadijah ra. Terlihat dari mas kawin beliau yang mencampai hampir  0,5 miliar. 

5. Alumni sekolah kami -meskipun baru tamat SMA - sudah banyak yang berbisnis di otomotif, properti dan lain-lain.

6. Itu karena kami biasakan mereka untuk berbisnis di lingkungan sekolah dengan produk/komoditas unggulan mereka masing2.

Demikian pelajaran yang kami dapat saat ngobrol dengan beliau (almarhum)

Kini Pak Lendo Novo telah meninggalkan kita. Peninggalan amal sholehnya berupa konsep Sekolah Alam sudah banyak ditiru dan bermanfaat. 

Semoga Allah menerima Iman, islam dan amal sholeh beliau serta mengampuni segala khilafnya. Dan semoga beliau dikumpulkan bersama para syuhada dan sholihin.

غفر الله له ورحمه رحمة واسعة وادخله فسيح جنته..  امين.