Jumat, 26 Februari 2021

"Umroh" di Luar Kota Makkah

 

Ibadah mahdhoh (ritual) selalu terkait dengan ruang atau  waktu. Dalam ini  ada sedikitnya 4 (empat)  macam:

  1. Ibadah yang terikat dengan  waktu saja. Seperti shalat lima waktu, puasa Ramadhan dan zakat. Ibadah ini harus dilakukan sesuai waktunya masing-masing, kecuali ada uzur yang telah ditentukan oleh syariat. Adapun tempat, maka tidak terikat dan boleh didilakukan di mana saja, asal tempatnya suci.
  2. Ibadah yang  terikat dengan  tempat saja. Tetapi waktu boleh kapan saja. Seperti thawaf dan umroh. Ia harus di lakukan di Masjidil Haram Makkah. Sedangkan waktu, maka boleh dilakukan kapan saja.
  3. Ibadah yang terikat dengan waktu dan tempat secara sekaligus, seperti ibadah haji. Ia harus dilakukan Makkah (tempat) dan Padang Arafah serta harus di bulan dzulhijjah.(Asyhu, ma’lumat/bulan tertentu). Bahkan ibadah wukuf harus dilakukan pada waktu tertentu yakni tanggal 9 Dzulhijjah dan dilakukan di padang Arafah.
  4. Ibadah yg tidak terikat dengan ruang dan waktu. Di mana dan kapanpun boleh dilakukan (kecuali di WC). Contohnya berzikir, tahlil, tilawah quran, sedekah dan lain-lain

Melaksanakan "umroh" di luar kota Makkah pun dapat dilakukan, setidaknya amalan yang pahalanya sama dengan umroh. Ada dua dimensi tempat dan waktu dalam melaksanakan ibadah yang berpahala umroh di luar Makkah.

Pertama, "Umroh”  di tempat bernamaMasjid  Quba. Yaitu dengan cara berwudhu di rumah/ otel Madinah, kemudian berkunjung ke masjid Quba di Madinah serta shalat di dalamnya. Jika ini dilakukan maka kita akan mendapat pahala umroh. Sebagaimana sabda Rasulullah saw. "Barangsiapa bersuci di rumahnya, kemudian mendatangi masjid Quba dan melakukan shalat di dalamnya, maka ia mendapat pahala berumroh. " (alHadist).

Kedua,    “Umroh”  di waktu amtara Subuh dan Syuruq. Yaitu melaksanakan shalat subuh lalu duduk berzikir (tilawah, shalat, atau ikut kuliah subuh, hingga datang waktu syuruq dan melaksanakan shalat syuruq/isyroq.  Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa melakukan shalat subuh, lalu ia duduk berzikir hingga dtg waktu syuruq dan melaksnakan shalat (syuruq) maka baginya pahala ibadah haji dan umroh, sempurna-sempurna dan sempurna".(al-hadist)

Jadi, bagi Anda yang belum punya kesempatan berumroh secara ruang (tempat) di Makkah atau di masjid Quba, lakukanlah langkah nomor dua. Yakni duduk di tempat sholat Subuh sambil berzikir hingga syuruq dan melaksnaakan sholat Syuruq. Semoga amal shaleh kita diterima Allah swt.

 

Kamis, 18 Februari 2021

Keunggulan Wudhu Dalam Mencegah Virus Corona

Oleh : Muhammad Jamhuri


Tak ada syariat yang Allah turunkan kecuali untuk kemaslahatan hambaNya. Tidak terkecuali syariat wudhu yang menjadi syarat sahnya ibadah shalat.

Dalam wudhu, bagian tubuh yang dibasuh adalah bagian anggota tubuh yang sering terlihat. Seperti muka, tangan, telinga, hidung, kaki, dan kepala. Dalam wudhu, tidak ada perintah  membasuh anggota tubuh yang tertutup pakaian, seperti paha, betis, perut, dada atau punggung. Mengapa? Karena bagian tubuh yang terlihat itulah yang lebih rentan terserang virus dari luar.  Oleh sebab itu peru dibersihkan minimal lima kali setiap akan shalat.

Selain itu dalam wudhu ada aktifitas berkumur untuk membersihkan mulut dan istinsyaq berupa memasukan air ke dalam hidung. Itupun memiliki banyak manfaat. Selain membersihkan virus yang terdapat dalam mulut, juga membersihkan kuman yang masuk lewat hidung. Dua anggota tubuh ini adalah jalan masuk menuju bagian penting tubuh kita berikutnya, seperti paru-paru dan alat pencernaan, serta jaringan darah yang megalir ke otak.  Wudhu, menjadi penting dalam menjaga imunitas masuknya virus ke dalam tubuh. Alangkah sempurnanya syariat Allah swt.

Wudhu, sebenarnya bukan hanya diperuntukkan untuk shalat saja. Tetapi juga digunakan (sunnah/baik dilakukan) saat akan membaca al-Quran, saat akan tidur, makan, bahkan untuk sekedar menjaga kondisi agar selalu dalam kondisi suci. Sebab, orang yang selalu mensucikan dirinya akan dicintai Allah swt. Firman Allah swt:

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ

"Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri (QS. Al-Baqarah: 22)

Menjaga kesucian sangat penting, terlebih di kondisi dimana sering terjadi musibah yang tak bisa diperkirakan serta dapat merenggut nyawa kita kapan saja. Seperti gempa bumi, banjir, longsor, kecelakaan lalu lintas, bahkan virus Corona itu sendiri. Sehingga, akahir-akhir ini, hampir setiap hari kita mendengar atau membaca berita kematian yang disebabkan oleh hal-hal tersebut di atas. Lalu apa pentingnya dengan kesucian? Agar kita -walau harus meninggal dunia- tetap dalam keadaan husnul khotimah dan dicintai Allah swt, sesuai firman Allah swt di atas. Alangkah bahagianya, andaikata saat ruh kita menghadap Allah swt, kita dalam keadaan suci..?!

Testimoni Keunggulan Wudhu.

Banyak kisah tentang keunggulan berwudhu. Syeikh Abdul Qodir al-Jailani saat bayi, tidak pernah diberi susuan oleh ibunya, kecuali ibunya berwudhu terlebih dahulu, atau menyusuinya dalam keadaan kondisi suci dari hadast. Tidak heran jika anaknya menjadi wali di antara wali-wali Allah.

Seorang wanita yang pulang dari kerja lembur, merasa khawatir akan dirinya di perjalanan malam hari. Namun ia berwudhu sebelum berangkat pulang. Ia selamat sampai rumahnya meski melewati sebuah jalan yang dikenal sering terjadi tindak criminal. Paginya ia menyaksikan berita live di TV, diberitakan bahwa di jalan yang ia lewati semalam telah terjadi pemerkosaan dan pembunuhan terhadap seorang wanita lain. Ia langsung menuju kantor Polisi tempat pelaku kriminal itu diamankan. Ia bertanya kepada pelaku tersebut, “Bukankah 10 menit sebelum peristiwa itu, aku melintas di hadapanmu? Kenapa engkau tidak melakukan kejahatan apapun kepadaku?. Sang pelaku menjawab, “Aku takut, karena di kiri-kanan mu ada dua laki-laki berjubah putih mengawalmu.”.Wanita itu terheran karena dia merasa jalan sendirian tanpa pengawal atau teman.

Seorang ustadz pergi menuju sebuah masjid di luar kota untuk mengisi pengajian kuliah subuh. Ia berangkat dalam kondisi sudah berwudhu setelah sebelumnya shalat qiyamullail. Di jalan terjadi tabrakan, Kendaraan mobil ringsek berat, tapi sang ustad hanya tergaget seperti bangun tidur, dan tak ada terluka sedikitpun. Senentara penumpang dalam mobil lain terluka berdarah.

Makhluk Ghaib dan Wudhu

Dipercayai, bahwa orang yang menjaga kondisi suci karena wudhu, akan dijaga oleh Allah. Baik langsung atau melalui para malaikatnya. Baik dari godaan makhluk ghaib (syetan) maupun nyata. Pernah seorang lelaki yang sejak kecil dibiasakan orang tuanya sebelum tidur untuk berwudhu. Kebiasaan itu berlanjut hingga dia berumah tangga. Suatu kali dia terpesona dengam wanita cantik sekantornya. Wanita itu pun menyukainya. Dan singkat cerita, kedua manusia itu berjanji untuk saling bertemu di suatu kamar hotel. Sang lelaki pun mulai berbohong menelpon istrinya bahwa ia ada pekerjaan lembur. Padahal dia akan bertemu dengan wanita sekantornya di suatu kamar hotel. Keduanya sudah bersiap di atas tempat tidur. Namun, karena sudah terbiasa berwudhu sebelum tidur, lelaki itu meminta izin kepada wanita itu untuk berwudhu dulu. Aneh, setelah wudhu, gejolak syahwat yang sebelum berwudhu menggebu-gebu, ternyata hilang. Kini tak imbul sedikitpun hasrat dan gairah lagi. Akhirnya ia sadar bahwa apa yang akan dilakukannya adalah sebuah kemaksiatan yang tidak disukai Allah. Ia pun pamit meninggalkan wanita itu di hotel dan pulang ke rumah. Di rumah ia menemui istrinya di kamar. Keadaan pun terasa aneh, ternyata setelah melihat istrinya gairah syahwat timbul kembali bahkan semakin besar. Ternyata Allah telah melindunginya dari perbuatan yang haram dan hanya memberinya kepada istrinya yang halal.

Wudhu dan Corona

Corona secara kasat mata memang tak kelihatan. Berarti dapat dikategorikan sebagai makhluk ghaib. Meskipun ia juga dapat terlihat dengan menggunakan alat mikrosof, sehingga tidak boleh dikatakan bahwa Corona itu tidak ada. Baik ghaib maupun nyata. Maka kita harus selalu mendekatkan diri pada Allah swt yang Maha Melihat dan Mengetahui yang ghaib dan yang nyata. Salah satunya adalah dengan selalu berwudhu atau menjaga wudhu. Kita harus meyakini bahwa Allah maha berkuasa atas segala sesuatu. Untuk itu, jangan lupakan 3M Plus, yaitu Menjaga Iman, Menjaga Imun, dan Menjaga Aman. Menjaga Iman agar timbul ketenangan batin akan yang beimplikasi pada kuatnya Imun. Para ahli kesehatan sepakat bahwa menurunnya imun sehingga timbul penyakit adalah disebabkan karena pikiran. Sementara pikiran yang tenang dan stabil idapat dicapai melalui zikrulllah. Wudhu adalah sarana mengkaitkan diri setiap saat kepada Allah swt. Ini tidak berarti usaha zhahir kita tinggalkan, seperti menjaga jarak dan memakai masker. Karena Nabi saw pun saat mendengar terjadi wabah Tho’un di suatu daerah, beliau memberi arahan, “Yang terkena wabah jangan keluar dari daerahnya dan Yang belum terkena wabah jangan masuk daerah itu”

Penutup.

Jadi, sudah saatmya kita melakukan “New Normal” yaitu Kebiasaan Baru membiasakan diri dengan berwudhu sepanjang hidup, atau setidaknya menjaga wudhu (kesuciaan). Karena bukan hanya dapat mencegah dari virus yang ghaib dan nyata, ia juga merupakan ibadah dan kebiasaan yang disukai Allah swt.

Oleh sebab itu, jika kita buang hajat besar atau kecil, maka lanjutkan dengan berwudhu. Jika kita mampir ke toilet SPBU, jangan lupa berwudhu sesaat sebelum meninggalkan SPBU. Jika perlu shalat dhuha atau shalat sunnah lain sambil berdoa memohon perlindungan Allah swt. Jika kita akan makan, atau tidur, sementara kondisi dalam keadaan hadast, maka berwudhulah. Bahkan saat kita pulang dari pergi keluar, hendaklah bukan sekedar cuci tangan, tetapi lebih sempurna dari itu, yaitu berwudhu. Jadi New Normal kita selain 3M adalah “MEMBIASAKAN WUDHU”.

 

 

 

Jumat, 12 Februari 2021

STRATEGI BISNIS DI MASA PANDEMI (PART 2)


Cafe, biasanya identik dengan kopi dengan segala aneka rasanya, seperti cappucino, American Coffe, White Coffe, Vanilla coffe dan lainnya.

Namun di masa pandemi, pembisnis harus dapat mengambil peluang dalam segala kondisi.
Cafe di sebuah mini market ini memberi pilihan "coffe" nya. Ia menawarkan minuman "Jahe Kunyit" dan "Jus Bawang Putih". Jelas tidak ada hubungannya dengan kopi atau coffe, atau untuk sebuah cafe.
Dengan harga promo, istri saya mencoba yang Jahe Kunyit. Begitu disedot, asli rasa jamu gendong. Dia meringis mukanya saat mencoba. Saya pun kurang nyaman menikmatinya.
Tapi dari info kejadian di cafe itu. Istri saya mencoba membuat minuman "Jus Bawang Putih" dengan modifikasi madu, untuk disuguhkan kepada saya. Wow luar biasa rasanya. Gak bau, dan manisnya aman. Manis madu.
Besoknya saya ketagihan, dan minta disediakan tiap pagi sebelum sarapan serta malam sebelum tidur. Badan pun terasa segar.

STRATEGI BISNIS DI MASA PANDEMI (PART-1)

Saya tidak sedang beriklan suatu merek dagang. Tapi memang ada dua (2) fenomena yang menjadi pelajaran "strategi bisnis" saat saya mengajak putra--putri saya buka puasa sunah senin lalu di rumah makan.

Di masa pandemi ini. Pemerintah daerah membatasi jam usaha rumah makan hanya hingga pukul. 20.00 wib, karena dikhawatirkan semakin malam semakin banyak pengunjung. Sehingga akan terjadi kerumunan. Namun rumah makan ini punya strategi untuk memperpanjang aktifitas bisnisnya. Yaitu tidak melayani makan di tempat, namun melayani makan di mobil dengan tambahan jam buka. Tentu ini suatu strategi sendiri.

Yang kedua, di depan rumah makan itu ada penjual asongan poster religi, seperti poster Ancaman Menìnggalkan Sholat, Tanda-tanda Kiamat dan lainnya (dalam foto orangnya buram sedang berjalan di belakang mobil). Anak saya ingin membeli. Ketika ditanya, berapa harganya? Penjual itu menjawab, "seikhlasnya". Tentu saja saat saya membayar, malu minta kembalian sisanya, meskipun saya yakin harganya tidak sebesar itu. Apalagi penjual itu penampilannya berjubah dan berjanggut yang identik dengan orang ahli ibadah. Yaa.. itung2 sedekah buat orang soleh.

Rawa Buntu 21 Januari 2021

Pelajaran:
1. Pembisnis harus bisa beradaptasi dan mencari peluang yg tepat di perubahan kondisi.
2. Bisnis dg cara langit, hasilnya bisa lebih dari yg diperkirakan.

Berguru Kepada Syaik Abdul Fattah Husein Rawah, Ulama Masjidjil Haram Asal Aceh

PERNAH MENGAJI DAN BERGURU KEPADA SALAH SATU DI ANTARA MEREKA

Segala puji bagi Allah, saya pernah berguru kepada salah
satu di antara mereka, yaitu Syeikh Abdul Fattah Husein Rawah (daftar no 13.) karya beliau “Al-Ifsoh ‘Ala Masail al-Idhoh (Penjelasan atas kitab Al-Idhoh/ fi Manasik al-Hajj wa al-Umroh, karya Imam al-Nawawi). Halaqah pengajiannya saat itu dekat Pintu Bab al-Salam Masjidil Haram antara tahun 1996-2000
Roimahullah wa rohimahumullah rohmatan wasi’ah, nafa’aniyallahu bi ’ulumihi fi al-daaroin. Aamiin
Berikut daftar Ulama Nusantara yang dimakamkan di Jannatul Ma'la Makkah Al-Mukarromah, antara lain:
  1. Syaikh Nawawi bin Umar al-Bantani (w. 25 Syawal 1314 H/ 29 Maret 1879 M.)
  2. Syaikh Ahmad Khatib al-Minkabawi (w. 19 Jumadil Awwal 1334 H/ 13 Maret 1916 M.)
  3. Syaikh Mahfudz al-Tarmasi (w. 1 Rajab 1338 H/ 22 Maret 1920 M.)
  4. Syaikh Abdul Hamid al-Qudsi (w. 9 Rajab 1334 H/ 12 Mei 1915 M.)
  5. Syaikh Ahmad Nahrawi al-Banyumasi (w. 1926 M).
  6. Syaikh Sayyid Muhsin bin Ali al-Musawa (w. 10 Jumadis Tsani 1354 H/ 28 September 1935 M.)
  7. Syaikh Abdul Muhaimin bin Abdul Aziz al-Lasemi (w. 1376 H/ 1956 M.)
  8. Syaikh Ali bin Abdullah al-Banjari (w. 1370 H/ 1950 M.)
  9. Syaikh Muhammad Yasin bin Isa al-Padani (w. 28 Dzulhijjah 1440 H/ 23 Juli 1990 M.)
  10. Syaikh Abdul Qadir al-Mandaili (w. 20 Rabi'ul Akhir 1385 H/ 18 Agustus 1965 M.)
  11. KH. Abdul Karim bin KH. M. Hasyim Asy'ari (w. 1972 M.)
  12. Syaikh Abdullah Durdum al-Padani (w. 27 Sya'ban 1407 H./ 27 April 1987 M.)
  13. Syaikh Abdul Fattah Rawa (w. 1424 H/ 2003 M.
  14. KH. Maimoen Zubair (w. 5 Dzulhijjah 1440 H. / 6 Agustus 2019 M.)
اللهم امتنا في طريقتهم واحشرنا في زمرتهم والحقنا بهم في دار النعيم

Gambar:
Kitab yg diajar beliau sejak saya membelinya pertama kali, alhamdulillah tiap pergi haji saya bawa selalu. Semoga Allah merahmati beliau dan semua guru-guru kami.

Aku dan Alm. Ust. Taufiq Ridho

Almarhum H. Taufiq Ridho & keluarga

Sudah lama aku mengenal beliau, tapi beliau belum pernah mengenalku. Beliau mengenalku sejak aku bergabung di STEI SEBI yang saat itu kampusnya masih di Cipitat.

Saat silaturahim ke Sekolah Tinggi yang konsen menebar ekonomi syariah di bumi pertiwi ini,, beliau langsung menyambutku dengan ramah. Bahkan aku langsung ditodong untuk mengajar mata kuliah RIBA DAN GHOROR, satu mata kuliah yang belum dilepas Bapak Prof.DR. Didin Hafifudin yang saat itu menjadi Ketua STEI SEBI dikarenakan kesibukan beliau yang juga menjadi ketua program Pasca Sarjana Universitas Ibnu Kholdun - Bogor .saat itu.

Saat saya tidak percaya diri diberi tugas mengajar Mata Kuliah "Ekonomi Makro Islam" dan "Ekonomi Mikro Islam", beliau-lah yang menguatkan saya bahwa saya mampu melakukannya. Lalu beliau bercerita bahwa saat beliau pulang dari Yordania dahulu pun merasa tidak PD (Percaya Diri), namun sering dengan perjalanannya ternyata bisa dilalui, bahkan lembaganya dipercaya lembaga-lembaga keuangan syariah di Tanah Air.
Sejak itu, bila bertemu beliau pada acara-acara tertentu, beliau masih mengenal saya..Padahal beliau manusia super sibuk. "Jamhuri....!, kaef haluk syeikh?" begitu kalo beliau memanggil saya.
Beliau juga pencipta dan pelantun nasyid-nasyid bersemangat. Melalui grup nasyidnya SHOUTUL HAROKAH saya bisa menangkap suara khas beliau. "Inii Suara Taufiq Ridho nih..." dalam hati saya jika aku putar lagu Shoutul Harokah saat di mobil atau lainnya. Termasuk lagu "KAMPANYE CALON PRESIDEN PRABOWO" pun saya mengenal jelas suara beliau...
Kini beliau meninggalkan kami karena Allah lebih mencintainya. Semoga Allah menerima amal shalehnya serta mengampuni kekhilafannya
. Selamat jalan teman, semoga engkau dikumpulkan bersama para nabi, shoddiqin, syuhada dan sholihin. Aamiin.

Rumpin, 6 Jnauari 2017

Saat Kuliah, Aku Pernah Sanggah Pernyataan Dosenku...

Saya pernah mempunyai dosen saat kuliah pascasarjana (S2) di kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta yang menjelekkan penerapan hukum Islam jika hukum Islam diterapkan di Indonesia. Alasannya karena jika hukum Islam diterapkan, maka akan mengubah adat istiadat nusantara yang harus dilestarikan. Salah satunya adalah adat tradisi yang ada di Papua. Dimana, sebagian kaum lelaki di sana menggunakan koteka yang tentu saja auratnya akan kelihatan. 

Saya bilang, Dalam teori ilmu sosial, kemajuan peradaban suatu suku atau negara dilihat dari berbagai aspek, mulai dari peraturan,/ketertibannya, tata kota hingga budaya termasuk budaya berpakaian. Semakin rapi dalam berpakaian maka semakin berbudaya suatu masyarakat. Oleh sebab itu. Islam datang untuk memajukan peradaban manusia. Jika sebelumnya masyarakat tidak mengenal mandi atau mandinya seadanya dan semaunya. Islam datang mengajarkan tata cara mandi dan bersuci. Jika sebelumnya suatu suku tidak mengenal berpakain yang layak dan baik. Islam mengajarkan bepakain yang baik dan menutup aurat. Bahkan mengajarkan memakai wewangian. Singkatnya, Islam datang untuk memajukan perdaban manusia.

Saya menambahkan, sedangkan kaum misionaris kristen yang datang di sana saat ini justru membiarkan mereka sebagian suku Papua terkebalakang dalam budaya dan peradaban, mereka dibiarkan bertelanjang dan hidup primitif, sementara mereka kaum misionaris bekerjasama dengan kaum kapitalis mengeruk kekayaan alam papua, seperti tambang emas, hutan dan lainnya...dan membiarkan masyarakatnya hidup miskin dan keterbelakang dalam segala sisi