Kamis, 18 Februari 2021

Keunggulan Wudhu Dalam Mencegah Virus Corona

Oleh : Muhammad Jamhuri


Tak ada syariat yang Allah turunkan kecuali untuk kemaslahatan hambaNya. Tidak terkecuali syariat wudhu yang menjadi syarat sahnya ibadah shalat.

Dalam wudhu, bagian tubuh yang dibasuh adalah bagian anggota tubuh yang sering terlihat. Seperti muka, tangan, telinga, hidung, kaki, dan kepala. Dalam wudhu, tidak ada perintah  membasuh anggota tubuh yang tertutup pakaian, seperti paha, betis, perut, dada atau punggung. Mengapa? Karena bagian tubuh yang terlihat itulah yang lebih rentan terserang virus dari luar.  Oleh sebab itu peru dibersihkan minimal lima kali setiap akan shalat.

Selain itu dalam wudhu ada aktifitas berkumur untuk membersihkan mulut dan istinsyaq berupa memasukan air ke dalam hidung. Itupun memiliki banyak manfaat. Selain membersihkan virus yang terdapat dalam mulut, juga membersihkan kuman yang masuk lewat hidung. Dua anggota tubuh ini adalah jalan masuk menuju bagian penting tubuh kita berikutnya, seperti paru-paru dan alat pencernaan, serta jaringan darah yang megalir ke otak.  Wudhu, menjadi penting dalam menjaga imunitas masuknya virus ke dalam tubuh. Alangkah sempurnanya syariat Allah swt.

Wudhu, sebenarnya bukan hanya diperuntukkan untuk shalat saja. Tetapi juga digunakan (sunnah/baik dilakukan) saat akan membaca al-Quran, saat akan tidur, makan, bahkan untuk sekedar menjaga kondisi agar selalu dalam kondisi suci. Sebab, orang yang selalu mensucikan dirinya akan dicintai Allah swt. Firman Allah swt:

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ

"Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri (QS. Al-Baqarah: 22)

Menjaga kesucian sangat penting, terlebih di kondisi dimana sering terjadi musibah yang tak bisa diperkirakan serta dapat merenggut nyawa kita kapan saja. Seperti gempa bumi, banjir, longsor, kecelakaan lalu lintas, bahkan virus Corona itu sendiri. Sehingga, akahir-akhir ini, hampir setiap hari kita mendengar atau membaca berita kematian yang disebabkan oleh hal-hal tersebut di atas. Lalu apa pentingnya dengan kesucian? Agar kita -walau harus meninggal dunia- tetap dalam keadaan husnul khotimah dan dicintai Allah swt, sesuai firman Allah swt di atas. Alangkah bahagianya, andaikata saat ruh kita menghadap Allah swt, kita dalam keadaan suci..?!

Testimoni Keunggulan Wudhu.

Banyak kisah tentang keunggulan berwudhu. Syeikh Abdul Qodir al-Jailani saat bayi, tidak pernah diberi susuan oleh ibunya, kecuali ibunya berwudhu terlebih dahulu, atau menyusuinya dalam keadaan kondisi suci dari hadast. Tidak heran jika anaknya menjadi wali di antara wali-wali Allah.

Seorang wanita yang pulang dari kerja lembur, merasa khawatir akan dirinya di perjalanan malam hari. Namun ia berwudhu sebelum berangkat pulang. Ia selamat sampai rumahnya meski melewati sebuah jalan yang dikenal sering terjadi tindak criminal. Paginya ia menyaksikan berita live di TV, diberitakan bahwa di jalan yang ia lewati semalam telah terjadi pemerkosaan dan pembunuhan terhadap seorang wanita lain. Ia langsung menuju kantor Polisi tempat pelaku kriminal itu diamankan. Ia bertanya kepada pelaku tersebut, “Bukankah 10 menit sebelum peristiwa itu, aku melintas di hadapanmu? Kenapa engkau tidak melakukan kejahatan apapun kepadaku?. Sang pelaku menjawab, “Aku takut, karena di kiri-kanan mu ada dua laki-laki berjubah putih mengawalmu.”.Wanita itu terheran karena dia merasa jalan sendirian tanpa pengawal atau teman.

Seorang ustadz pergi menuju sebuah masjid di luar kota untuk mengisi pengajian kuliah subuh. Ia berangkat dalam kondisi sudah berwudhu setelah sebelumnya shalat qiyamullail. Di jalan terjadi tabrakan, Kendaraan mobil ringsek berat, tapi sang ustad hanya tergaget seperti bangun tidur, dan tak ada terluka sedikitpun. Senentara penumpang dalam mobil lain terluka berdarah.

Makhluk Ghaib dan Wudhu

Dipercayai, bahwa orang yang menjaga kondisi suci karena wudhu, akan dijaga oleh Allah. Baik langsung atau melalui para malaikatnya. Baik dari godaan makhluk ghaib (syetan) maupun nyata. Pernah seorang lelaki yang sejak kecil dibiasakan orang tuanya sebelum tidur untuk berwudhu. Kebiasaan itu berlanjut hingga dia berumah tangga. Suatu kali dia terpesona dengam wanita cantik sekantornya. Wanita itu pun menyukainya. Dan singkat cerita, kedua manusia itu berjanji untuk saling bertemu di suatu kamar hotel. Sang lelaki pun mulai berbohong menelpon istrinya bahwa ia ada pekerjaan lembur. Padahal dia akan bertemu dengan wanita sekantornya di suatu kamar hotel. Keduanya sudah bersiap di atas tempat tidur. Namun, karena sudah terbiasa berwudhu sebelum tidur, lelaki itu meminta izin kepada wanita itu untuk berwudhu dulu. Aneh, setelah wudhu, gejolak syahwat yang sebelum berwudhu menggebu-gebu, ternyata hilang. Kini tak imbul sedikitpun hasrat dan gairah lagi. Akhirnya ia sadar bahwa apa yang akan dilakukannya adalah sebuah kemaksiatan yang tidak disukai Allah. Ia pun pamit meninggalkan wanita itu di hotel dan pulang ke rumah. Di rumah ia menemui istrinya di kamar. Keadaan pun terasa aneh, ternyata setelah melihat istrinya gairah syahwat timbul kembali bahkan semakin besar. Ternyata Allah telah melindunginya dari perbuatan yang haram dan hanya memberinya kepada istrinya yang halal.

Wudhu dan Corona

Corona secara kasat mata memang tak kelihatan. Berarti dapat dikategorikan sebagai makhluk ghaib. Meskipun ia juga dapat terlihat dengan menggunakan alat mikrosof, sehingga tidak boleh dikatakan bahwa Corona itu tidak ada. Baik ghaib maupun nyata. Maka kita harus selalu mendekatkan diri pada Allah swt yang Maha Melihat dan Mengetahui yang ghaib dan yang nyata. Salah satunya adalah dengan selalu berwudhu atau menjaga wudhu. Kita harus meyakini bahwa Allah maha berkuasa atas segala sesuatu. Untuk itu, jangan lupakan 3M Plus, yaitu Menjaga Iman, Menjaga Imun, dan Menjaga Aman. Menjaga Iman agar timbul ketenangan batin akan yang beimplikasi pada kuatnya Imun. Para ahli kesehatan sepakat bahwa menurunnya imun sehingga timbul penyakit adalah disebabkan karena pikiran. Sementara pikiran yang tenang dan stabil idapat dicapai melalui zikrulllah. Wudhu adalah sarana mengkaitkan diri setiap saat kepada Allah swt. Ini tidak berarti usaha zhahir kita tinggalkan, seperti menjaga jarak dan memakai masker. Karena Nabi saw pun saat mendengar terjadi wabah Tho’un di suatu daerah, beliau memberi arahan, “Yang terkena wabah jangan keluar dari daerahnya dan Yang belum terkena wabah jangan masuk daerah itu”

Penutup.

Jadi, sudah saatmya kita melakukan “New Normal” yaitu Kebiasaan Baru membiasakan diri dengan berwudhu sepanjang hidup, atau setidaknya menjaga wudhu (kesuciaan). Karena bukan hanya dapat mencegah dari virus yang ghaib dan nyata, ia juga merupakan ibadah dan kebiasaan yang disukai Allah swt.

Oleh sebab itu, jika kita buang hajat besar atau kecil, maka lanjutkan dengan berwudhu. Jika kita mampir ke toilet SPBU, jangan lupa berwudhu sesaat sebelum meninggalkan SPBU. Jika perlu shalat dhuha atau shalat sunnah lain sambil berdoa memohon perlindungan Allah swt. Jika kita akan makan, atau tidur, sementara kondisi dalam keadaan hadast, maka berwudhulah. Bahkan saat kita pulang dari pergi keluar, hendaklah bukan sekedar cuci tangan, tetapi lebih sempurna dari itu, yaitu berwudhu. Jadi New Normal kita selain 3M adalah “MEMBIASAKAN WUDHU”.

 

 

 

Tidak ada komentar: