Jumat, 26 April 2019

Jika Jadi Dilantik, Prabowo Harus Meneladani Ini


Oleh : Muhammad Jamhuri

Siapa yang tidak mengenal Nabi Yusuf as? Semua kita mengenalnya. Allah menceritakan kisah nabi Yusuf as dalam satu surat utuh; surat Yusuf. Allah juga menyebut kisah nabi Yusuf sebagai kisah terbaik (ahsaul qoshosh). 

Tentu saja diceritakannya kisah nabi Yusuf bukan sekedar cerita pengantar tidur, akan tetapi agar menjadi panutan bagi siapapun. Karena ahli bahasa mendefinisikan “kisah” adalah  ‘tatabbu’ maa madho” (mengikuti dan menapak tilasi apa yang telah lewat).

Di mulai dari masa remaja Yusuf as yang mendapat kasih sayang istimewa ayahnya, membuat saudara-saudaranya iri hati dan dengki. Mereka pun berencana ingin melenyapkan Yusuf as. Membunuhnya.  Akan tetapi dicegah oleh  salah seorang dari mereka. Nabi Yusuf as pun dilempar di kedalaman sebuah sumur yang jauh dari kampungnya. Kemudian dengan berita hoax dan pencitraan seolah-olah bersedih kehilangan Yusuf as, saudaranya membawa pakaian Yusuf yang dilumuri darah hoax (dam kadzib), lalu melaporkan nasib Yusuf as dan membohongi ayah mereka bahwa yusuf telah wafat dimakan seekor srigala. Betapa kejinya perbuatan mereka terhadap Yusuf as dan membohongi ayah mereka sendiri.

Namun seiring perjalanan waktu, Nabi Yusuf as mendapat jabatan penting di negara Mesir. Tidak tanggung-tanggung, beliau menjabat sebagai menteri perbendahaaraan negara. Semua kebijakan keuangan dan logistik berada dalam genggamannya. Di tengah-tengah kekuasaan yang paling tinggi itu, tiba-tiba saudara-saudara Yusuf as minta belas kasih karena kehabisan pangan akibat musim peceklik selama tujuh tahun. Apakah Nabi Yusuf as lantas mendendam kepada saudara-saudaranya yang telah menghinakannya dan menjerumuskannya ke dalam lubang sumur dahulu? Apakah Nabi Yusuf as mengusir mereka dari Istana? Tidak, bahkan beliau menjamu mereka dengan baik, menempatkan mereka dan ayahnya di posisi yang mulia. Subhanallah. Kekuasaan tidak menjadikannya lupa diri. Namun tetap santun dan pemaaf.

Senada dengan Yusuf as, Nabi Muhammad saw saat di Mekkah sering dihinakan, dicaci-maki, dilempari kotoran bahkan dituduh berkali-kali sebagai tukang sihir dan orang gila. Bahkan setelah wafatnya Khadijah dan Abu thalib, beliau direncakan akan dilenyapkan dan dibunuh. Bahkan saat akan datang beribadah umroh pun beliau dicegahnya masuk ke Makkah. Akan tetapi, apakah saat beliau di puncak kekuasaannya dan saat Makkah dapat ditaklukkannya beliau membabat habis penduduk Makkah? Tidak, beliau malah mendeklarasikan hari itu sebagai hari kasih sayang. Beliau berkata, “Al-Yaum yaum al-marhamah” (Hari ini adalah hari kasih sayang). Padahal saat itu kaum Quraisy sudah menduga-duga bahwa mereka akan dihabisi sehabis-habisnya mengingat kezhaliman yang mereka telah lakukan kepada beliau. Hingga mereka menduga hari itu adalah Hari Pembantaian (Yaum al-Malhamah). Namun Rasulullah saw malah mendeklarasikan hari itu sebagai Yaum al-Marhamah (hari kasih sayang).

Para pengamat menilai, bahwa dahulu Prabowo lah yang mengangkat dan mengantarkan Jokowi dan Ahok menjadi Gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta. Namun kali ini mereka justru berusaha menjegal Prabowo naik kursi presiden dengan cara-cara kecurangan yang ramai diberitakan. Meski demikian, jika suatu saat beliau diumumkan sebagai pemenang dalam pilpres ini, hendaklah meneladani kedua Nabi di atas. Tetap santun dan pemaaf. Meski sudah berada di puncak kekuasaan. Meski secara manusiawi beliau merasakan sakit dan pedih. Namun, seorang negarawan dan pemimpin bangsa, adalah seorang yang mengayomi seluruh anak bangsa. Menghilangkan rasa dendam dan menata negeri ini kembali baik. Kecuali mereka akan tetap melakukan kejahatan lagi.

Wallahu a’lam bish showab
Rumpin, 28 April 2019.
Muhammad Jamhuri

Rabu, 24 April 2019

Menjadi Saksi Bagi Umat Manusia


Oleh: Muhammad Jamhuri 

Suatu kali, isteri saya mendapat message What’App dari salah seorang caleg wanita yang diusung salah satu partai, “Teh, punya salinan formulir C-1 gak? Teteh kan caleg PKS, biasanya saksi-saksi PKS militan dan menjaga dengan baik form C-1”.   Pertanyaan seperti ini bukan hanya dialami oleh isteri saya saja. Banyak kader, pengurus, dan caleg PKS yang ditanya dan diminta untuk menshare hasil perhitungan suara di tiap TPS.

Fenomena di atas menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap PKS. Apalagi di lapangan banyak ditemukan para saksi PKS begitu sabar menunggu dan mengamati hingga perhitungan suara selesai larut malam. Bahkan ada seorang ibu sambil menggendong anaknya di tengah-tengah menunaikan tugasnya sebagai saksi di TPS. Tidak heran jika masyarakat banyak menjatuhkan pilihannya kepada PKS. Karena melihat  kader-kader PKS yang terus semangat bekerja, peduli kepada masyarakat dan menjaga amanah setiap suara masyarakat. Mereka telah menunjukkan dirinya sebagai SAKSI bagi umat manusia.

وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا

“Dan demikian, Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu.” (QS. Al-Baqarah: 143)

Al-Maraghi menjelaskan, dan kemudian dikutip dalam al-Quran terjemahan Departeman Agama, bahwa yang dimaksud Umat Islam dijadikan umat yang adil dan pilihan, karena mereka akan menjadi saksi atas perbuatan orang yang menyimpang dari kebenaran, baik di dunia maupun di akhirat.

Di tengah hiruk-pikuk isu kecurangan dalam proses pemilihan umum tahun ini, saksi-saksi PKS telah menunjukkan dirinya sebagai saksi-saksi bagi seluruh manusia. Tentu saja, bagi para pecundang dan pecurang, hal ini meresahkan. Sementara bagi manusia yang sedang mencari keadilan dan kebenaran, para saksi-saksi PKS akan menjadi harapan bagi mereka di tengah-tengah getah kecurangan yang ada di mana-mana.

Ayat ini sangat unik, karena selain menjelaskan karakter umat yang pertengahan (wastahan), ayat ini juga berada pada ayat 143 surat al-Baqarah. Jumlah ayat pada surat al-Baqarah sendiri adalah 286 ayat. Jika dibagi dua (tengah-tengah) maka sama dengan 143. Persis letak ayat ini berada di 143 pertengahan (washatan) surat al-Baqarah.

Saudara, teruslah bekerja dengan adil dan benar. Dan jadilah saksi kebenaran di mana pun berada. Boleh jadi sebuah kekuasaan dapat direbut dengan kecurangan dan kekerasan. Akan tetapi iman dan kejujuran suatu saat akan dapat merebut hati manusia. Karena kejujuran adalah pangkal segala akhlak, dan kebohongan adalah pangkal segala kesalahan. Ketika pasukan Mongol yang dipimpin Raja Jengis Khan dapat menaklukkan negeri-negeri Islam dengan segala kesombongannya, hingga mereka melempar kitab-kitab ulama ke sungai Tigris dan Eufrat. Namun, setelah mereka banyak bergaul dengan kaum muslimin yang mereka jajah, salah satu keturunan Jengis Khan justru simpati dengan kejujuran dan akhlak yang ditunjukkan kaum muslimin. Sehingga anak keturunannya masuk Islam dan menjadi Muslim. Dari sanalah kemudian islam dapat menyebar ke daratan China dan Rusia. Sungguh, kejujuran yang menjadi pangkal akhlak akan tetap dapat merebut hati manusia.

Wallahu a’lam bish showab

Rumpin, 24 April 2019

Muhammad Jamhuri



Rabu, 10 April 2019

Harta dan Usaha Mereka Menjadi Sia-sia


Seri Taujih Pemenangan

Siapa yang tidak mengenal Abu Lahab? Semua orang mengenalnya. Bahkan namanya diabadikan menjadi satu surat dalam al-Qur’an; Surat Al-Lahab. Dia adalah seorang yang ambisius menenggelamkan dakwah Nabi saw dan para pengikutnya. Semua fasilitas dan pangkat ia miliki. Dia adalah salah satu di antara tokoh suku Quraisy, suku yang disegani suku-suku lain di jazirah Arab pada masanya. Bahkan dia adalah paman Nabi saw. Ia pun mempunyai banyak harta dan terpandang. Pada saat perang Badar ada aturan semua laki-laki penduduk Makkah harus berangkat berperang atau mengutus wakilnya. Abu Lahab tidak ikut berperang dan mengutus seseorang dengan bayaran 4000 dinar. Suatu harga yang besar dan fantastis (1 dinar setara dengan Rp 2.500.000 sekarang, sama dengan 10 milyar).

Saat Rasulullah saw mengumpulkan penduduk Makkah dan mengumumkan dirinya di atas bukit Shafa bahwa dirinya adalah seorang Rasul- utusan Allah, serta merta Abu Lahab mengingkarinya seraya berkata, “tabban laka ya Muhammad !(Celaka engkau Hai Muhammad)”. Justru Allah menurunkan ayatNya bahwa Abu Lahab-lah yang sebenarnya celaka. Tabbat Yadaa Abi Lahabiw Watabb (celakalah kedua tangan Abu Lahab). 

Segala harta, kedudukan, pengikut dan  fasilitas yang ia kerahkan untuk mengahadang gerak dakwah Nabi saw dan pengikutnya, namun semuanya berakhir dengan sia-sia. Perhatikanlah kisah tentang dirinya dalam surat yang bernama surat Al-Lahab: 

تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ . مَا أَغْنَى عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ . سَيَصْلَى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ . وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ . فِي جِيدِهَا حَبْلٌ مِنْ مَسَدٍ .
“Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar. Yang di lehernya ada tali dari sabut.” (QS. Al-Lahab: 1-5)

Segala penghadangan yang dilakukan oleh Abu Lahab, isteri dan pengikutnya terhadap laju dakwah Nabi saw dengan mengeluarkan harta dan berbagai usaha strategi, tetap saja berakhir dengan sia-sia. Bahkan Allah swt telah menyiapkan baginya api neraka yang bergejolak.

Seorang Ahli sejarah masuk islam gara-gara baca surat ini. Dia mengamati dan berpikir, mengapa surat ini turun di masa Abu Lahab masih hidup, dan Abu Lahab mengetahui isi surat ini yang menjustice dirinya sebagai orang yang akan celaka. Mengapa Abu Lahab tidak masuk Islam saja. Atau setidak-tidaknya berpura-pura masuk Islam? Sehingga diharapkan agar ada kesan bahwa isi surat Al-Lahab ini tidak sesuai dengan kenyataan, dan diharapkan kaum muslimin tidak percaya lagi dengan isi al-Quran?. Toh Abu Lahab sudah masuk Islam?. Namun kenyataannya, Allah ingin menunjukkan kebenaran kitabNya. Gara-gara ini, sang ahli sejarah itu pun masuk Islam dengan kebenaran isi al-Quran.

Saudara, hari-hari ini sering kita mendengar di berbagai media, sudah banyak terjadi penghadangan-penghadangan, baik kepada mereka para da’I yang akan menyampaikan risalah agama Islam, maupun para calon pemimpin yang akan menyampaikan orasi dan visi-misi politiknya dalam membangun bangsa dan negara. Penghadangan itu baik secara langsung maupun tak langsung. Baik dibatasi waktunya maupun tempatnya dimana mereka akan menyampaikan kampanyenya. Padahal mereka adalah calon dan kandidat peserta pemilu yang sah secara undang-undang.  Namun toh, massa yang hadir tetap membludak?.

Jika mereka mau mengambil pelajaran dari surat al-Lahab, seharusnya mereka sadar dan memberi hak berekspresi seluas-luasnya kepada mereka yang akan menyampaikan pesannya selama tidak bertentangan dengan undang-undang dan peraturan. Baik undang-undang negara maupun agama. Terlebih, di alam demokrasi ini, yang setiap orang memilki hak berkumpul dan berpendapat.

Namun jangan sedih hati saudara, surat Al-Lahab telah memberi isnpirasi, bahwa segala penghadangan yang dilakukan terhadap al-Haq hanya akan berakhir sia-sia. Meskipun mereka menggunakan kedudukan dan jabatannya bahkan hartanya.

Oleh sebab itulah, Allah swt mengingatkan kepada Nabi saw tentang cara berdakwah, bahwa hati manusia tidak akan luluh hanya karena iming-iming harta. Tapi Allah-lah pada hakekatnya yang merekatkan hati-hati mereka. Firman Allah swt:

وَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ لَوْ أَنفَقْتَ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا مَا أَلَّفْتَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ أَلَّفَ بَيْنَهُمْ إِنَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

“Dan Yang mempersatukan hati mereka. Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah-lah yang telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Gagah lagi Maha Bijaksana”. (QS. Al-Anfaal: 63)

Saudara, teruslah merajut persaudaraan, dan teruslah berjuang menyampaikan kebaikan. Meski harta dan jabatan tidak di tangan. Karena hanya Allah-lah yang mempersatukan.

Wallahu a’lam bish showab.

Rumpin. 10 April 2019

Muhammad Jamhuri

Senin, 08 April 2019

Menang Dengan Keberkahan


Seri Taujih Pemenangan

Setiap gerak dan amal yang tidak diorientasikan kepada akhirat, maka tidak akan mendapat keberkahan dan kebahagiaan di akhirat. Boleh jadi dia mendapat apa yang diinginkan di dunia, tetapi tidak mendapat apa-apa di akhirat. Oleh karena itu usaha yang tidak dioreintasikan pada akhirat –dalam alquran- tidak dibarengi dengan “hasanah” (kebaikan). Sementara usaha duniawi yang dikaitkan dengan akhirat, maka “hasanah” (kebaikan) akan menyertainya. Allah swt berfirman:

فَمِنْ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا وَمَا لَهُ فِي الآخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ . وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Maka di antara manusia ada orang yang bendoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami di dunia", dan tiadalah baginya bahagian  di akhirat. Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami hasanah (kebaikan) di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka" (QS. Al-Baqarah: 200-201)

Beramal dengan orientasi akhirat lebih sulit dibanding dengan beramal dengan orientasi dunia. Karena beramal dengan orientasi akhirat harus mengikuti jalan-jalannya (wa sa’a sa’ya-ha). Dia harus memperhatikan rambu-rambu yang telah ditetapkan agama. Sedangkan beramal dengan orinetasi dunia lebih mudah, karena tidak perlu mengindahkan aturan-aturan agama Allah swt.  Yang penting tujuannya tercapai dan berhasil, masalah berdusta, tipu-tipu, curang tidak perlu diperhatikannya lagi, asal dihadapan manusia bebas hukum, meskipun Allah swt menyaksikan kecurangannya. Perhatikan firman Allah swt:

مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْعَاجِلَةَ عَجَّلْنَا لَهُ فِيهَا مَا نَشَاءُ لِمَنْ نُرِيدُ ثُمَّ جَعَلْنَا لَهُ جَهَنَّمَ يَصْلَاهَا مَذْمُومًا مَدْحُورًا . وَمَنْ أَرَادَ الْآخِرَةَ وَسَعَى لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُوْلَئِكَ كَانَ سَعْيُهُمْ مَشْكُورًا

Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang kami kehendaki bagi orang yang kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka jahannam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir. Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik.” (QS. Al-Israa: 18-19).

Saudara, dalam memperjuangkan agama dan bangsa, bahkan dalam berjuang bertahan hidup yang bersifat pribadi, kita perlu mengorientakan segala kerja-kerja kita kepada akhirat. Karena dari sinilah keberkahan-keberkahan itu akan hadir. Dalam suatu sholawat yang disebut sholawat  al-fatih (pembuka) yang sering dibaca oleh kalangan umat Islam Indonesia, disebutkan bahwa Rasulullah saw  pun berjuang dan menolong kebenaran dengan cara yang benar (nashiril haq bil haq) bukan dengan cara batil dan curang.

اللهم صل وسلم على سيدنا محمد الفاتح لما أغلق ةالخاتم لما سبق, ناصر الحق بالحق .والهادي الى صراطك المستقيم . وعلى اله وصحبه حق قدره ومقداره العظيم
Ya Allah, berilah shalawat dan salam kepada pemimpin kami nabi Muhammad saw sang pembuka untuk segara yang tertutup, yang mengakhiri (para nabi) yang terdahulu, sang pembela kebenaran dengan cara yang benar, yang memberi petunjuk ke jalanMu yang lurus, dan semoga (sholawat) salam juga tercurah kepada para keluarga dan sahabatnya, dengan sebenar-sebenar kedudukan dan keutamaannya yang agung.

Dalam suatu ungkapan disebutkan:
انصر الحق بالحق
Belalah kebenaran dengan cara yang benar

Kekalahan memang suatu hal yang sangat dikhawatirkan oleh setiap pejuang, bahkan setiap manusia. Sehingga tidak sedikit manusia yang menghalalkan segala cara demi mencapai tujuannya dan terhindar dari kekalahan. Akan tetapi mereka tidak menyadari  bahwa segala kemenangan datangnya dari dari sisi Allah swt. (Wa man nashru illa min 'indillah). Dan Allah swt hanya memperhatikan dan menilai suatu proses dari pada sekedar hasil. Untuk apa suatu hasil dapat diperoleh, jika prosesnya dimurkai oleh Allah swt?

Saudara, Teruslah kita memperjuangkan kebenaran dengan cara yang benar. Jika Allah swt memenangkan kita dalam perjuangan menegakkan kebenaran, maka kemengan itu akan menghasilkan keberkahan di segala aspek kehidupan. Bahkan keberkahan itu bukan hanya terlimpah bagi bangsa dan negara Indonesia tercinta saja, namun juga akan menebarkan keberkahan bagi penduduk dunia yang lebih luas.

Semoga Allah karuniakan kita kemenangan yang pernuh berkah.




Wallahu a’lam bish showab

Rumpin, 8 April 2019

Muhammad Jamhuri