Jumat, 21 November 2025

FILOSOFI "GUSJIGANG" PADA JENANG KUDUS "MUBAROK"

Toko dan Museum Jenang Mubarok, Kudus
Saya kenal Jenang Kudus (dodol Kudus) sejak 30 tahun lalu saat masih duduk di MTs di pesantren Daarul Rahman Jakarta.

Saat itu, jika kawan saya asal Kudus mudhif (dikunjujgi keluarganya) atau saat pulang liburan, mesti saya dapat oleh2 berupa jenang kudus MUBAROK. Di antara teman-teman asal Kudus itu antara lain, Miqdad Niazi (allahu yarhamuh), Istiqo, Malhan dan Nasyrudin Abdullah (kini pengasuh Pesantren Daarusy Syifaa Kudus).
Generasi Pertama Mubarok
Tapi baru semalam (21/11/2020), saya dapat sempat mengunjungi Pusat Belanja Jenang Kudus Mubarok. Di sana dijual berbagai aneka rasa dan jenis jenang Mubarok. Bukan hanya itu, di lantai 2 gedung Pusat Belanja Jenang Mubarok ini, konsumen dimanjakan juga dengan melihat-lihat sejarah perjalanan usaha Jenang Mubarok ini..Sejak generasi pertama hingga saat ini. Lantai 2 ini menjadi Museum Jenang Mubarok. Foto sejarah pengusaha jenang ini dipampang hingga alat-alat pembuatan jenangnya.
Bahkan miniatur perahu yg digunakan berhaji serta pesawat fokker untuk menyebarkan ilembar2 klan usahanya pun disimpan di museum ini.
Meski saya tertarik dengan benda-benda bersejarah usaha jenang ini tapi saya lebih tertarik lagi mottonya: GUSJIGANG. Yaitu 3 prinsip pengusaha dodol kudus ini yaitu: ba-GUS akhlaqnya, rajin nga-JI nya dan pinter da-GANG nya. yang memberi pesan agar kita berkhlak bagus, maju secara intelektual -ilmiah dan maju dalam ekonomi.

Tidak ada komentar: