Oleh: Muhammad Jamhuri
ألله
أكبر, ألله أكبر, ألله أكبر, ألله أكبر, ألله أكبر, ألله أكبر, ألله أكبر, ألله
أكبر, ألله أكبر, ألله أكبركبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة وأصيلا, لا
اله الا الله ولا نعبد الا اياه مخلصين له الدين ولو كره الكافرون, لا اله الا
الله وحده صدق وعده ونصر عبده وأعز جنده
وهزم الأحزاب وحده, لا اله الا الله والله أكبر ولله الحمد.
ان
الحمد لله نحمده ونستعينه وتستغفره, ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات
أعمالنا, من يهديه الله فلا مضل له, ومن يضلله فلا هادي. أشهد ان لااله الا الله وحده لا شريك له وأشهد
أن محمدا عبده ورسوله, اللهم صل على نبينا محمد وعلى اله وصحبه أجمعين وسلم تسلبما
كثيرا.
أما
بعد, فيا عباد الله, اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن الا وأنتم مسلمون .
قال
الله تعالى فى كتابه الكريم, وهو أصدق القائلين, أعوذ بالله من الشيطان الرجيم.
بسم الله الرحمن الرحيم: (انا أعطينا كالكثوثر فصل لربك وانحر ان شانئك هو الأبتر)
ALLAHU AKBAR...ALLAHU
AKBAR....ALLAHU AKBAR...WA LILLAHIL HAMD
KAUM MUSLIMIN WAL
MUSLIMAT ROHIMAKUMULLAH.....
Puji syukur marilah kita
panjatkan kepada Allah swt atas segala nikmat yang telah Allah karuniakan
kepada kita. Dan Salah satu cara bersyukur adalah dengan meningkatkan kualitas
iman dan takwa kita kepada Allah swt. Oleh karena itu, khatib yang dhoif
mengajak kepada diri sendiri dan jamaah sekalian, marilah kita berusaha
meningkat kualitas iman dan taqwa kita. Yaitu istiqomah menjalankan perintah
Allah dan menjauhi segala laranganNya.
ALLAHU AKBAR...ALLAHU
AKBAR....ALLAHU AKBAR...WA LILLAHIL HAMD
JAMAAH SHALAT IDUL ADHA
..RAHIMAKUMULLAH..
Kita bersyukur kepada
Allah swt karena kita diberikan syari’at dan ajaran yang saling keterpautan
dengan ajaran Rasul-rasul sebelumnya. Tidak ada agama satu pun di dunia ini
yang begitu lengkap dan saling keterpautan dengan risalah nabi-nabi sebelumnya
selain ajaran Islam.
Sebagai contoh: syariat
ibadah qurban adalah syariat yang telah diperintahkan oleh Allah swt atas putra-putra
manusia pertama, yaitu Qabil dan Habil, keduanya adalah putera-putera manusia
pertama, Nabi Adam as. Kemudian ibadah qurban ini dilanjutkan puncaknya pada
peristiwa pengorbanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail alaihimas salam,
kemudian saat Nabi Muhammad saw diutus ke dunia ini, beliau pun memerintahkan
menganjurkan kepada umatnya untuk melaksakan ibadah qurban di bulan haji atau
di bulan Dzulhijjah ini. Firman Allah swt:
(انا
أعطينا كالكثوثر فصل لربك وانحر ان شانئك هو الأبتر)
“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu
nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu
dialah yang terputus” (QS. Al- Kautsar: 1-3)
Contoh lain: bangunan Ka’bah
pertama kali dibangun oleh manusia pertama bernama Adam as dan digunakan
sebagai tempat ibadah dan thowaf, kemudian setelah tertutup oleh banjir sekian
kurun waktu lamanya, Allah swt memerintahkan nabi Ibrahim dan Ismail as di
zamannya untuk membangun kembali pondasi bangunan Ka’bah, kemudian digunakan
sebagai tempat pelaksanaan ibadah haji. Kemudian saat Rasulullah saw diutus,
Allah swt memerintahkan beliau dan umatnya untuk melaksanakan ibadah haji ke
Makkah yang disana terdapat bangunan Ka’bah. Dan hingga kini, berjuta-juta umat
Islam selelau berkunjung ke bangunan pertama itu untuk melaksanakan ibadah
haji.
Dua syari’at ajaran ini
saja, yaitu ibadah qurban dan ibadah haji yang menjadi peninggalan nabi
sebelumnya, masih dilestarikan dan ditaati oleh kaum muslimin. Adakah agama lain
mengajarkan berkurban dan berhaji seperti agama Islam? Jawabannya TIDAK ADA.
Sekali lagi, ini
merupakan nikmat yang besar, yang berarti mata rantai ajaran agama kita adalah
ajaran yang otentik, dan berkesinambungan dari nabi-nabi sebelumnya. Oleh sebab
itu, kita sangat menghormati semua nabi dan Rasul. Kita tidak boleh menghina mereka,
apalagi menyepelekan mereka. Semua Nabi wajib kita hormati dan muliakan. Bahkan
hal itu bagian dari keimanan kita. Siapa saja yang mengingkari dan menghina
nabi-nabi yang diutus oleh Allah, maka dia belum beriman, karena telah merusak
salah satu rukun imannya, yaitu percaya kepada Rasul-rasul Allah. Kita tidak
boleh menghina nabi Daud (David), Kita tidak boleh menghina nabi Musa (Moses),
kita tidak boleh menghina nabi Isa (Yesus), apalagi menghina nabi Muhammad saw.
Jadi, kita lah umat
Islam yang paling siap hidup bertoleransi dan saling menghormati, dan itu
bagian dari keimanan kita. Namun kita bertanya, apakah umat lain menghormati
Nabi kita nabi Muhammad saw? Adakah umat lain mengaku adanya nabi Muhammad
pembawa risalah? Atau kah mereka selalu menghina nabi kita Muhammad saw? Banyak
pemberitaan tentang penghinaan mereka kepada nabi Muhammad saw, baik melalui
kartun karikatur, guyonan atau stand up commedy atau cara keji lainnya. Ini
menunjukkan mereka tidak siap hidup bertoleransi dan hidup saling menghormati.
ALLAHU AKBAR...ALLAHU
AKBAR WA LILLAHIL HAMD
JAMAAH SHALAT IDUL ADHA
..RAHIMAKUMULLAH..
Di dalam al-Quran,
terdapat kata “uswatun hasanah” (teladan
yang baik) yang hanya disebut dua kali, dan kata tersebut hanya disematkan atau
disandarkan kepada dua sosok Nabi. Kata “uswatun hasanah” yang pertama disandarkan
kepada Nabi Muhammad saw, dan kata”uswatun hasanah” yang kedua disematkan dan
disandarkan kepada Nabi Ibrahim as .
Kata “uswatun hasanah”
yang pertama disebutkan dalam al-Quran surat Al-Ahzab ayat:21
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ
اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ
وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah (Muhammad) itu suri
teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (QS. Al-Ahzab: 21)
Kata “uswatun hasanah”
yang kedua disebutkan dalam al-Quran surat Al-Mumtahanah ayat:4
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ
حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ
“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang
baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia” (QS.Al-Mumtahanah: 4)
Kedua ayat ini
menjelaskan kepada kita bahwa :
1.
Meskipun jarak masa antara
masa nabi Ibrahim as dan masa Nabi Muhammad saw begitu jauh, namun kedua nabi
ini mempunyai hubungan yang sangat dekat. Hal ini dikuatkan lagi dengan “sholawat
Ibrohimiyah” yang kita baca pada setiap tahiyat akhir dalam sholat kita yang
berisi doa kepada kedua nabi tersebut.
2.
Kedekatan kedua nabi
tersebut juga dikuatkan dengan zikir pagi dan petang yang diajarkan oleh Nabi
Muhammad saw, yang berbunyi:
أصبحنا على فطرة
الاسلام ,
وكلمة الاخلاص , وعلى دين نبينا محمد صلى
الله عليه وسلم , وعلى ملة أبينا ابراهيم حنيفا وما كان من
المشركين
3.
Meskipuan semua nabi yang
diutus Allah menjadi inspirasi teladan yang baik bagi kita, namun Allah hanya
menyandarkan kata “uswatun hasanah” kepada kedua nabi tersebut, ini menunjukkan
bahwa kedua nabi itu lebih sangat layak kita jadikan sebagai inspirasi teladan
yang baik buat kita. Salah satu teladan yang baik yang pernah dicontohkan oleh
Nabi Ibrahim dan orang yang bersamanya (keluarganya) adalah kisah tentang
peristiwa pengorbanan putra Ibrahim as, yang kemudian “sunnah” nya kita
lanjutkan di hari raya Idul Adha ini.
ALLAHU AKBAR...ALLAHU
AKBAR WA LILLAHIL HAMD
KAUM MUSLIMIN WAL
MUSLIMAT RAHIMAKUMULLAH......
Kisah peristiwa
pengorbanan yang terjadi pada nabi Ibrahim dan Ismail adalah peristiwa ujian
yang sangat dramatis penuh ketegangan bagi jiwa manusia. Betapa tidak?
Ibrahim yang sudag
berkeluarga sekian lama dengan Siti Sarah belum juga mempunyai anak sebagai
belahan hati dan jiwa. Hingga akhirnya sang isteri merelakan suaminya untuk
menikahi pembantunya bernama Siti Hajar.
Harapan Ibrahim as pun
terkabul. Setelah menikahi Siti Hajar, beliau dianugerahi seorang putra yang
rupawan, lucu dan indah dipandang. Di tengah-tengah cinta mendalam yang
dicurahkan kepada anaknya yang belum berusia satu bulan itu, beliau mendapat
ujian dari Allah swt untuk memboyong dan meletakkan putera dan isterinya
bernama Siti Hajar di sebuah tempat yang gersang dan sepi. Ayah mana yang tega
meletakkan anaknya yang masih kecil diletakkan di sebuah lembah yang gersang
dan tak berpohon? Ayah mana yang belum lama diangurahi putra yang
dinanti-nantikan kemudian harus di letakkan di negeri asing? Namun, karena
keimanan yang kuat pada Ibrahim as, beliau akhirnya melaksanakan perintah
Tuhannya untuk meletakkan keluarganya di negeri sepi dan gersang tersebut.
Beliau berdoa –sebagaimana diceritakan dalam al-Quran:
رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنتُ مِنْ
ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا
لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنْ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ
وَارْزُقْهُمْ مِنْ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah
menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman
di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian
itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia
cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan,
mudah-mudahan mereka bersyukur” (QS. Ibrahim: 37)
Setelah ujian pertama
lulus, ternyata ujian berikutnya segera datang. Pada saat Ismail as menginjak
usia dewasa, nabi Ibrahim as diperintahkan oleh Allah swt untuk menyembelih
puteranya. Sekali lagi, ini adalah ujian yang berat bagi jiwa seorang ayah atau
jiwa orang tua yang sangat mencintai puteranya. Betapa tidak? Ismail adalah
seorang anak yang rupawan, ganteng, enak dipandang, sholeh, taat menjalankan
agama, patuh kepada kedua orang tua serta rajin melakukan kebajikan. Ayah mana
dan orang tua mana yang rela “membunuh” atau “membuang” anak seperti itu?.
Jangankan membuang atau membunuh anak yang sholeh, orang tua yang memiliki anak
nakal yang tersangkut kriminal atau narkoba pun kadang masih sayang kepada
anaknya. Dia masih mengunjungi anaknya yang sedang di penjara dengan membawa
makanan yang enak-enak dan pakaian yang bagus dan baik.
Namun Allah tetap akan
menguji Ibrahim as dan keluarganya, apakah dia dan keluarganya lebih mencintai
keluarga dan dirinya atau lebih mencintai Allah swt? Allah menceritakan dalam
al-Quran:
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ
قَالَ يَابُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانظُرْ مَاذَا
تَرَى قَالَ يَاأَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنْ
الصَّابِرِينَ
“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur
sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku
sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah
apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang
diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang
yang sabar." (QS. Ash-Shoffat: 102)
Saat akan dilaksanakan
pengorbanan, Iblis tidak akan pernah diam untuk menggoda manusia agar manusia
tidak melaksanakan perintah Allah swt. Maka ia pun mendatangi Ibrahim as seraya
berkata, “Wahai Ibrahim !, mengapa engkau mau saja diperintah Allah untuk
menyembelih puteramu? Bukankah dahulu engkau merindukan kelahirannya? Bukan kah
Ismail itu anak baik? Mengapa setelah dia tumbuh dewasa engkau akan membunuh
dan menyembelihnya?. Cobalah bernegoisasi kepada Tuhanmu, atau engkau tidak hiraukan
perintah Tuhanmu, Atau..apakah engkau sudah tidak mencinta putramu lagi? !”
Dengan keimanan yang
kuat, Ibrahim as melempar Iblis dengan batu seraya berkata, “Wahai Iblis,
ketahuilah, bahwa Yang memberi aku keturunan adalah Tuhanku dan sekarang
Tuhanku memintanya kembali, bagaimana aku tidak akan memenuhi permintaannya?
Aku memang mencintai puteraku, tapi aku rela mengorbankan apa yang aku cintai
demi Allah yang lebih aku cintai.”
Setelah Iblis gagal
menggoda Ibrahim as, dia mendatangi Siti Hajar, seraya berkata, “Wahai Siti Hajar,
mengapa engkau membiarkan suami menyembelih putera mu? Bukankah engkau susah
payah saat perutmu hamil membawa Ismail? Bukankah engkau yang telah menyusui,
mengurus dan mengasuhnya dulu? Bahkan engkau dan putramu sempat dibiarkan di
tempat asing dan sepi? Kenapa engkau tidak mencegah saja rencana suamimu untuk
menyembelih puteramu yang kau sayangi itu?”
Siti Hajar –dengan keimanan
yang kuat – menolak ajakan Iblis, dia melempar iblis itu dengan batu krikil
seraya berkata, “Wahai Iblis, jangankan puteraku yang akan menjadi korban.
Kalau ini adalah perintah Allah Tuhanku, aku sendiri pun siap menjadi korban.”
Setelah Iblis gagal
merayu ibrahim dan Siti Hajar, kini dia mendatangi putera mereka bernama Ismail
as. Iblis menggodanya agar menolak rencana ayahnya, Seraya berkata, “Wahai Ismail, engkau adalah
anak pandai dan berbakat, engkau juga adalah pemuda yang mempunyai masa depan,
mengapa engkau mau menerima ajakan ayahmu? Lebih baik engkau pergi menjauh dari
daerah ini..”
Lagi-lagi dengan
keimanan yang kuat, Ismail menolak ajakan Iblis sambil melontarinya dengan batu
krikil, seraya berkata, “Pergilah engkau iblis, aku dahulu hadir ke dunia
karena karunia dari Allah, Dialah yang menciptakanku. Dan kini aku diminta
kembali kehadapanNya. Aku tidak akan menolak perintah ayahku dan Tuhanku...”
Proses pelontaran batu
ini kemudian menjadi prosesi ibadah perlontaran jumroh oleh jamaah haji di Mina
sebagai napak tilas sejarah langsung di TKP (Tempat Kejadian Perkara)
ALLAHU AKBAR...ALLAHU
AKBAR WA LILLAHIL HAMD
KAUM MUSLIMIN WAL
MUSLIMAT RAHIMAKUMULLAH......
Demikianlah, betapa kuat
keimanan dan kesabaran yang dimiliki oleh nabi Ibrahim as dan orang-orang
bersamanya. Keluarga nabi Ibrahim as adalah potret keluarga yang sabar
menghadapi segala cobaan dan ujian dari Tuhannya. Oleh sebab itu keluarga ini
patut menjadi tauladan bagi kita semua. Sebagaimana firman Allah swt:
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ
حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ
“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang
baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia” (QS.Al-Mumtahanah: 4)
Dari kisah ketabahan dan
keteguhan nabi Ibrahim as dan keluarganya ini, kita dapat mengambil beberapa
pelajaran:
1.
Sesungguhnya, Iblis tidak
mempunyai obesesi dan cita-cita apapun kecuali dalam pikirannya adalah berusaha
semaksimal mungkin dan sekuat tenaga dan pikirannya, mengajak manusia sebanyak-banyaknya
menjadi temannya di neraka nanti. Iblis tidak bercita-cita ingin jadi menteri
atau presiden, jadi insinyur atau dokter. Cita-cita Iblis adalah manusia
mengikuti langkahnya dan terjerumus dalam kenistaan dan kerugian.
2.
Karena isi otak Iblis dan
kerjanya hanya ingin mencelakakan manusia, maka hendaknya kita harus
proklamasikan dalam diri kita, bahwa syetan atau Iblis adalah musuh nyata dan
utama kita. Oleh sebab itu, sedikitpun kita tidak boleh berkompromi dengan
rayuan dan ajakan iblis. Kita harus lawan dia karena dia adalah musuh yang
nyata. Oleh sebab itu, para jamaah haji di Mina melakukan ritual melontar
jumroh sebagai simbol permusuhan abadi dengan syetan.
3.
Salah satu sifat Iblis,
adalah tidak akan pernah menyerah mencari celah untuk menggagalkan manusia
melaksanakan perintah Allah. Terutama di tengah-tengah keluarga. Banyak ayah
sukses, tapi ibu gagal. Banyak orang tua sukses tetapi anak gagal. Karena itu,
jika gagal menggoda ayah, Iblis akan berusaha masuk menggoda isteri, anak,
paman, dan anggota keluarga lainnya.
4.
Kita harus menanamkan nilai-nilai
keimanan yang kuat kepada keluarga kita. Jika keluarga sudah dibentengi dengan”
tarbiyah islamiyah”, maka Syetan tidak akan dapat mencari celah menggoda dari
anggota keluarga. Oleh sebab itu, keluarga kita harus mempunyai visi dan misi
yang sama dalam mengarungi hidup ini, meskipun berbeda karakter dan profesi di
antara anggota keluarga, namun jika visi misi kita sama yaitu mencapai kebahagian
di surga serta melaksanakan konsekwensinya,dan hidup ikhlas (berserah diri )
pada Allah, maka kita akan terhindar dari godaan syetan. Firman Allah swt:
قَالَ
رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ
وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ () إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمْ الْمُخْلَصِينَ
Iblis berkata:
"Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku
akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan
pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya,
kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis[ di
antara mereka."
(QS.Al-Hijr: 39-40)
Demikianlah khutbah ini
kami sampaikan. Akhirnya kita berdoa, semoga Allah swt menerima segala amal
kita, menerima ibadah qurban kita dan saudara-saudara kita, serta semoga
keluarga kita diberikan kekuatan iman dan taqwa sehingga dapat tabah dalam
menghadapi segala ujian dan cobaan seperti sabarnya keluarga Nabi Ibrahim as
dan orang-orang yang bersamanya.
Semoga jamaah haji yang
berangkat tahun ini pun diberikan kesehatan, kemudahan dan kelancaran. Semoga
mereka pulang ke Tanah Air membawa haji yang mabrur, haji yang pahalanya adalah
surga jannatun na’im. Amin Ya Robbal ‘Alamin..
بارك الله لي ولكم في القرآن الكريم ونفعني واياكم بما فيه من الآيات
والذكر الحكيم وتقبل مني ومنكم تلاوته انه هو السميع العليم, أقول فولي هذا
وأستغفر الله لي ولكم ولسائر المسلمين من كل ذنب
فاستغفروه, انه هو الغفور الرحيم.
KHUTBAH KEDUA
ألله أكبر, ألله أكبر, ألله أكبر,
ألله أكبر, ألله أكبر, ألله أكبر, ألله أكبر, ألله أكبركبيرا والحمد لله كثيرا
وسبحان الله بكرة وأصيلا, . أشهد ان لااله الا الله وحده لا شريك له ارغاما لمن
جحد به وكفر, وأشهد أن محمدا عبده ورسوله سيد
الخلائق والبشر, اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد
وسلم تسليما كثيرا
أما بعد, فيا أيها الناس اتقوا
الله ولازموا الصلاة على خير خلقه عليه الصلاة والسلام, فقد أمركم الله بذلك
ارشادا وتعليما فقال:
ان الله وملائكته يصلون على النبي يا أيها الذين
آمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما. اللهم صل على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه أجمعين
وعلى بقية الصحابة و التابعين وعلى تابعي التابعين ومن تبعهم باحسان الى يوم الدين
وعلينا برحمتك يا أرحم الراحمين, اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين
والمؤمنات الأحياء منهم والأموات, انك سميع قريب مجيب الدعوات, يا قاضي الحاجات,
اللهم انصر من نصر الدين واخذل من خذل المسلمين, واجعل بلدتنا هذه و سائر بلدان
المسلمين بلدةً طيبةً تجري أحكامك وسنة رسولك, يا حي يا قيوم , ربنا آتنا فى الدنيا حسنة وفى الآخرة حسنة وقنا عذاب النار.
عباد الله... إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ
وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنْ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ
يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ..فاذكروا الله العظيم يذكركم, وادعوه يستجب
لكم . ولذكر الله أكبر
Rumpin Bogor, Kamis 4 Agustus 2016/
Akhir Syawal 1437 H
Atas permohonan guru kami: Ust.
Sobari PP Daarul Rahman
Semoga bermanfaat.
1 komentar:
Posting Komentar