Senin, 21 Agustus 2017

DI MAKKAH BICARA PUN DIGANJAR CASH, HATI-HATI

Banyaknya jamaah haji yg agak manja, membuat dokter petugas haji mengeluhkan jamaah haji yang sebentar-bentar minta obat. Keluhan itu disampaikan dalam rapat evaluasi petugas.

Sebagai "Amirul Hajj", saya ikut prihatin, khawatir ketersediaan obat akan minim sebelum hari puncak ibadah haji tiba, padahal puncak ibadah haji masih panjang.

Lalu saya bilang, "Para petugas/ muthowwif harus memberi pemahaman, bahwa kita jangan menggantungkan kesehatan kita pd obat, krn dlm tubuh kita juga ada obat"

Usai rapat, malamnya sy mengalami sakit yg belum pernah sy alami begitu sangat sakit sekali. Saya mencoba bertahan. Saya tdk mau minum obat. Blm pernah sakit dahsyat ini sy alami sebelumnya. Tapi rasa sakit semakin menjadi-jadi. Akhirnya sy we-a ke dokter petugas haji. "dok, punya obat sakit gigi tdk?". Beliau menjawab "ada". Tapi masih itikaf di masjid. Sy sendiri -saking begitu sakitnya di rahang dan sekitar, tdk berlama-lama di masjidil haram. Usai shalat subuh dan shalat jenazah langsung menuju apotik utk beli obat, krn sdh tdk tahan.

Penjual di apotik menyarankan obat diminum setelah makan. Sy langsung menuju restorant hotel, namun restoran msh blm buka krn masih terlalu pagi. Shg sy blm bisa minum obat.

Sy ke kamar menggerutu betapa baru kali ini sakitnya tak bs diajak kompromi. Sy oleskan gigi dgn odol herbal yg katanya bs obati sakit gigi. Tapi malah terasa sakit.

Sy pun berwudhu sambil muhasabah.. Ya.. Saya ingat bhw semalam dlm rapat itu seakan berpesan secara tersirat. "Kita jgn tergantung pd obat agar obat tdk cepat habis". Sy sadar telah melakukan kesalahan, krn tdk semua org bisa sembuh kecuali hrs ditangani dg obat, meskipun diyakini ALLAH lah yg menyembuhkan dan menyehatkan. Disini sy menelan ludah sendiri. Disini sy menganjurkan utk tdk tergantung pd obat, namun pagi itu sy justru sangat membutuhkan cepat dpt obat.

Sy beristighfar membaca doa nabi Yunus "laa ilaha illa anta inni kuntu minafz dzalimin". Juga doa nabi Adam as, "Robbana zholamna anfusana wa illam tahgfirlana wa tarhamna lanakunanna minal khosirin"

Dokter pun dtg ke kamar hotel sy memberi obat, sy minum, juga minum obat yg ku beli dari apotik. Tidak cukup sampai situ, tumben-tumbennya sy pun we-a istri di Tanah Air mohon didoakan supaya sgr disehatkan.

Siang bakda zhuhur rasa sakit pun turun....alhamdulillah hingga status ini ditulis, rasa sakit pun terus berkurang, pd sore dan malam hari bahkan bisa makan 2 kali dg lahap krn menemani tamu makan yg datang berbeda waktu.

Saat itu hati kecil berbisik pada ku, "Hei jamhuri, kamu jgn ngomong sembarangan, tdk semua org sama dg mu. Disana ada org yg sepuh, lemah, selalu hrs kontrol rutin. Bukankah engkau skrg pun membutuhkan obat. ?"

Subhanallah. Makkah memang selalu mengajarkan manusia akan arti kehidupan

Makkah 19 Agust 2017

Tidak ada komentar: