KHUTBAH IDUL ADHA
Oleh: KH. Muhammad Jamhuri. Lc. MA
ألله
أكبر, ألله أكبر, ألله أكبر, ألله أكبر, ألله أكبر, ألله أكبر, ألله أكبر, ألله
أكبر, ألله أكبر, ألله أكبركبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة وأصيلا, لا
اله الا الله ولا نعبد الا اياه مخلصين له الدين ولو كره الكافرون, لا اله الا
الله وحده صدق وعده ونصر عبده وأعز جنده
وهزم الأحزاب وحده, لا اله الا الله والله أكبر ولله الحمد.
ان
الحمد لله نحمده ونستعينه وتستغفره, ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات
أعمالنا, من يهديه الله فلا مضل له, ومن يضلله فلا هادي. أشهد ان لااله الا الله وحده لا شريك له وأشهد
أن محمدا عبده ورسوله, اللهم صل على نبينا محمد وعلى اله وصحبه أجمعين وسلم تسلبما
كثيرا.
أما
بعد, فيا عباد الله, اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن الا وأنتم مسلمون .
قال
الله تعالى فى كتابه الكريم, وهو أصدق القائلين, أعوذ بالله من الشيطان الرجيم.
بسم الله الرحمن الرحيم: (انا أعطينا كالكثوثر فصل لربك وانحر ان شانئك هو الأبتر)
ALLAHU AKBAR...ALLAHU AKBAR....ALLAHU AKBAR...WA LILLAHIL
HAMD
KAUM MUSLIMIN WAL MUSLIMAT ROHIMAKUMULLAH.....
Puji syukur marilah kita panjatkan kepada Allah swt atas
segala nikmat yang telah Allah karuniakan kepada kita. Dan Salah satu cara
bersyukur adalah dengan meningkatkan kualitas iman dan takwa kita kepada Allah
swt. Oleh karena itu, khatib yang dhoif mengajak kepada diri sendiri dan jamaah
sekalian, marilah kita berusaha meningkat kualitas iman dan taqwa kita. Yaitu
istiqomah menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala laranganNya.
ALLAHU AKBAR...ALLAHU AKBAR....ALLAHU AKBAR...WA LILLAHIL
HAMD
JAMAAH SHALAT IDUL ADHA ..RAHIMAKUMULLAH..
Kita bersyukur kepada Allah swt karena kita diberikan
syari’at dan ajaran yang saling keterpautan dengan ajaran Rasul-rasul
sebelumnya. Tidak ada agama satu pun di dunia ini yang begitu lengkap dan
saling keterpautan dengan risalah nabi-nabi sebelumnya selain ajaran Islam.
Sebagai contoh: syariat ibadah qurban adalah syariat yang
telah diperintahkan oleh Allah swt atas putra-putra manusia pertama, yaitu
Qabil dan Habil, keduanya adalah putera-putera manusia pertama, Nabi Adam as.
Kemudian ibadah qurban ini dilanjutkan puncaknya pada peristiwa pengorbanan
Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail alaihimas salam, kemudian saat Nabi
Muhammad saw diutus ke dunia ini, beliau pun memerintahkan menganjurkan kepada umatnya
untuk melaksakan ibadah qurban di bulan haji atau di bulan Dzulhijjah ini.
Firman Allah swt:
(انا
أعطينا كالكثوثر فصل لربك وانحر ان شانئك هو الأبتر)
“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang
banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang
terputus” (QS. Al- Kautsar: 1-3)
Contoh lain: bangunan Ka’bah pertama kali dibangun oleh
manusia pertama bernama Adam as dan digunakan sebagai tempat ibadah dan thowaf,
kemudian setelah tertutup oleh banjir sekian kurun waktu lamanya, Allah swt
memerintahkan nabi Ibrahim dan Ismail as di zamannya untuk membangun kembali
pondasi bangunan Ka’bah, kemudian digunakan sebagai tempat pelaksanaan ibadah
haji. Kemudian saat Rasulullah saw diutus, Allah swt memerintahkan beliau dan
umatnya untuk melaksanakan ibadah haji ke Makkah yang disana terdapat bangunan
Ka’bah. Dan hingga kini, berjuta-juta umat Islam selelau berkunjung ke bangunan
pertama itu untuk melaksanakan ibadah haji.
Dua syari’at ajaran ini saja, yaitu ibadah qurban dan ibadah
haji yang menjadi peninggalan nabi sebelumnya, masih dilestarikan dan ditaati
oleh kaum muslimin. Adakah agama lain mengajarkan berkurban dan berhaji seperti
agama Islam? Jawabannya TIDAK ADA.
Sekali lagi, ini merupakan nikmat yang besar, yang
berarti mata rantai ajaran agama kita adalah ajaran yang otentik, dan
berkesinambungan dari nabi-nabi sebelumnya. Oleh sebab itu, kita sangat
menghormati semua nabi dan Rasul. Kita tidak boleh menghina mereka, apalagi
menyepelekan mereka. Semua Nabi wajib kita hormati dan muliakan. Bahkan hal itu
bagian dari keimanan kita. Siapa saja yang mengingkari dan menghina nabi-nabi
yang diutus oleh Allah, maka dia belum beriman, karena telah merusak salah satu
rukun imannya, yaitu percaya kepada Rasul-rasul Allah. Kita tidak boleh menghina
nabi Daud (David), Kita tidak boleh menghina nabi Musa (Moses), kita tidak
boleh menghina nabi Isa (Yesus), apalagi menghina nabi Muhammad saw.
Jadi, kita lah umat Islam yang paling siap hidup
bertoleransi dan saling menghormati, dan itu bagian dari keimanan kita. Namun
kita bertanya, apakah umat lain menghormati Nabi kita nabi Muhammad saw? Adakah
umat lain mengaku adanya nabi Muhammad pembawa risalah? Atau kah mereka selalu
menghina nabi kita Muhammad saw? Banyak pemberitaan tentang penghinaan mereka kepada
nabi Muhammad saw, baik melalui kartun karikatur, guyonan atau stand up commedy
atau cara keji lainnya. Ini menunjukkan mereka tidak siap hidup bertoleransi
dan hidup saling menghormati.
ALLAHU AKBAR...ALLAHU AKBAR WA LILLAHIL HAMD
JAMAAH SHALAT IDUL ADHA ..RAHIMAKUMULLAH..
Di dalam al-Quran, terdapat kata “uswatun hasanah” (teladan yang baik) yang
hanya disebut dua kali, dan kata tersebut hanya disematkan atau disandarkan
kepada dua sosok Nabi. Kata “uswatun hasanah” yang pertama disandarkan kepada
Nabi Muhammad saw, dan kata”uswatun hasanah” yang kedua disematkan dan
disandarkan kepada Nabi Ibrahim as .
Kata “uswatun hasanah” yang pertama disebutkan dalam
al-Quran surat Al-Ahzab ayat:21
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ
اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ
وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
“Sesungguhnya telah ada pada (diri)
Rasulullah (Muhammad) itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut
Allah” (QS. Al-Ahzab: 21)
Kata “uswatun hasanah” yang kedua disebutkan dalam
al-Quran surat Al-Mumtahanah ayat:4
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ
حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ
“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada
Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia” (QS.Al-Mumtahanah:
4)
Kedua ayat ini menjelaskan kepada kita bahwa :
1.
Meskipun jarak masa antara
masa nabi Ibrahim as dan masa Nabi Muhammad saw begitu jauh, namun kedua nabi
ini mempunyai hubungan yang sangat dekat. Hal ini dikuatkan lagi dengan
“sholawat Ibrohimiyah” yang kita baca pada setiap tahiyat akhir dalam sholat
kita yang berisi doa kepada kedua nabi tersebut.
2.
Kedekatan kedua nabi
tersebut juga dikuatkan dengan zikir pagi dan petang yang diajarkan oleh Nabi
Muhammad saw, yang berbunyi:
أصبحنا على فطرة
الاسلام ,
وكلمة الاخلاص , وعلى دين نبينا محمد صلى
الله عليه وسلم , وعلى ملة أبينا ابراهيم حنيفا وما كان من
المشركين
3.
Meskipuan semua nabi yang
diutus Allah menjadi inspirasi teladan yang baik bagi kita, namun Allah hanya
menyandarkan kata “uswatun hasanah” kepada kedua nabi tersebut, ini menunjukkan
bahwa kedua nabi itu lebih sangat layak kita jadikan sebagai inspirasi teladan
yang baik buat kita. Salah satu teladan yang baik yang pernah dicontohkan oleh
Nabi Ibrahim dan orang yang bersamanya (keluarganya) adalah kisah tentang
peristiwa pengorbanan putra Ibrahim as, yang kemudian “sunnah” nya kita
lanjutkan di hari raya Idul Adha ini.
ALLAHU AKBAR...ALLAHU AKBAR WA LILLAHIL HAMD
KAUM MUSLIMIN WAL MUSLIMAT RAHIMAKUMULLAH......
Kisah peristiwa pengorbanan yang terjadi pada nabi
Ibrahim dan Ismail adalah peristiwa ujian yang sangat dramatis penuh ketegangan
bagi jiwa manusia. Betapa tidak?
Ibrahim yang sudah berkeluarga sekian lama dengan Siti
Sarah belum juga mempunyai anak sebagai belahan hati dan jiwa. Hingga akhirnya
sang isteri merelakan suaminya untuk menikahi pembantunya bernama Siti Hajar.
Harapan Ibrahim as pun terkabul. Setelah menikahi Siti
Hajar, beliau dianugerahi seorang putra yang rupawan, lucu dan indah dipandang.
Di tengah-tengah cinta mendalam yang dicurahkan kepada anaknya yang belum
berusia satu bulan itu, beliau mendapat ujian dari Allah swt untuk memboyong
dan meletakkan putera dan isterinya bernama Siti Hajar di sebuah tempat yang
gersang dan sepi. Ayah mana yang tega meletakkan anaknya yang masih kecil
diletakkan di sebuah lembah yang gersang dan tak berpohon? Ayah mana yang belum
lama diangurahi putra yang dinanti-nantikan kemudian harus di letakkan di
negeri asing? Namun, karena keimanan yang kuat pada Ibrahim as, beliau akhirnya
melaksanakan perintah Tuhannya untuk meletakkan keluarganya di negeri sepi dan
gersang tersebut. Beliau berdoa –sebagaimana diceritakan dalam al-Quran:
رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنتُ مِنْ
ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا
لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنْ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ
وَارْزُقْهُمْ مِنْ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah
menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman
di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian
itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia
cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan,
mudah-mudahan mereka bersyukur” (QS. Ibrahim: 37)
Setelah ujian pertama lulus, ternyata ujian berikutnya
segera datang. Pada saat Ismail as menginjak usia dewasa, nabi Ibrahim as
diperintahkan oleh Allah swt untuk menyembelih puteranya. Sekali lagi, ini
adalah ujian yang berat bagi jiwa seorang ayah atau jiwa orang tua yang sangat
mencintai puteranya. Betapa tidak? Ismail adalah seorang anak yang rupawan,
ganteng, enak dipandang, sholeh, taat menjalankan agama, patuh kepada kedua
orang tua serta rajin melakukan kebajikan. Ayah mana dan orang tua mana yang
rela “membunuh” atau “membuang” anak seperti itu?. Jangankan membuang atau
membunuh anak yang sholeh, orang tua yang memiliki anak nakal yang tersangkut
kriminal atau narkoba pun kadang masih sayang kepada anaknya. Dia masih
mengunjungi anaknya yang sedang di penjara dengan membawa makanan yang
enak-enak dan pakaian yang bagus dan baik.
Namun Allah tetap akan menguji Ibrahim as dan keluarganya,
apakah dia dan keluarganya lebih mencintai keluarga dan dirinya atau lebih
mencintai Allah swt? Allah menceritakan dalam al-Quran:
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ
قَالَ يَابُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانظُرْ مَاذَا
تَرَى قَالَ يَاأَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنْ
الصَّابِرِينَ
“Maka tatkala anak itu sampai (pada
umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku
sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah
apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang
diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang
yang sabar." (QS. Ash-Shoffat: 102)
Saat akan dilaksanakan pengorbanan, Iblis tidak akan
pernah diam untuk menggoda manusia agar manusia tidak melaksanakan perintah
Allah swt. Maka ia pun mendatangi Ibrahim as seraya berkata, “Wahai Ibrahim !,
mengapa engkau mau saja diperintah Allah untuk menyembelih puteramu? Bukankah
dahulu engkau merindukan kelahirannya? Bukan kah Ismail itu anak baik? Mengapa
setelah dia tumbuh dewasa engkau akan membunuh dan menyembelihnya?. Cobalah
bernegoisasi kepada Tuhanmu, atau engkau tidak hiraukan perintah Tuhanmu,
Atau..apakah engkau sudah tidak mencinta putramu lagi? !”
Dengan keimanan yang kuat, Ibrahim as melempar Iblis
dengan batu seraya berkata, “Wahai Iblis, ketahuilah, bahwa Yang memberi aku
keturunan adalah Tuhanku dan sekarang Tuhanku memintanya kembali, bagaimana aku
tidak akan memenuhi permintaannya? Aku memang mencintai puteraku, tapi aku rela
mengorbankan apa yang aku cintai demi Allah yang lebih aku cintai.”
Setelah Iblis gagal menggoda Ibrahim as, dia mendatangi
Siti Hajar, seraya berkata, “Wahai Siti Hajar, mengapa engkau membiarkan suami
menyembelih putera mu? Bukankah engkau susah payah saat perutmu hamil membawa
Ismail? Bukankah engkau yang telah menyusui, mengurus dan mengasuhnya dulu?
Bahkan engkau dan putramu sempat dibiarkan di tempat asing dan sepi? Kenapa
engkau tidak mencegah saja rencana suamimu untuk menyembelih puteramu yang kau
sayangi itu?”
Siti Hajar –dengan keimanan yang kuat – menolak ajakan
Iblis, dia melempar iblis itu dengan batu krikil seraya berkata, “Wahai Iblis,
jangankan puteraku yang akan menjadi korban. Kalau ini adalah perintah Allah
Tuhanku, aku sendiri pun siap menjadi korban.”
Setelah Iblis gagal merayu ibrahim dan Siti Hajar, kini
dia mendatangi putera mereka bernama Ismail as. Iblis menggodanya agar menolak
rencana ayahnya, Seraya berkata, “Wahai
Ismail, engkau adalah anak pandai dan berbakat, engkau juga adalah pemuda yang
mempunyai masa depan, mengapa engkau mau menerima ajakan ayahmu? Lebih baik
engkau pergi menjauh dari daerah ini..”
Lagi-lagi dengan keimanan yang kuat, Ismail menolak
ajakan Iblis sambil melontarinya dengan batu krikil, seraya berkata, “Pergilah
engkau iblis, aku dahulu hadir ke dunia karena karunia dari Allah, Dialah yang
menciptakanku. Dan kini aku diminta kembali kehadapanNya. Aku tidak akan
menolak perintah ayahku dan Tuhanku...”
Proses pelontaran batu ini kemudian menjadi prosesi
ibadah perlontaran jumroh oleh jamaah haji di Mina sebagai napak tilas sejarah
langsung di TKP (Tempat Kejadian Perkara)
ALLAHU AKBAR...ALLAHU AKBAR WA LILLAHIL HAMD
KAUM MUSLIMIN WAL MUSLIMAT RAHIMAKUMULLAH......
Demikianlah, betapa kuat keimanan dan kesabaran yang
dimiliki oleh nabi Ibrahim as dan orang-orang bersamanya. Keluarga nabi Ibrahim
as adalah potret keluarga yang sabar menghadapi segala cobaan dan ujian dari
Tuhannya. Oleh sebab itu keluarga ini patut menjadi tauladan bagi kita semua.
Sebagaimana firman Allah swt:
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ
حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ
“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada
Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia” (QS.Al-Mumtahanah:
4)
Dari kisah ketabahan dan keteguhan nabi Ibrahim as dan
keluarganya ini, kita dapat mengambil beberapa pelajaran:
1.
Sesungguhnya, Iblis tidak
mempunyai obesesi dan cita-cita apapun kecuali dalam pikirannya adalah berusaha
semaksimal mungkin dan sekuat tenaga dan pikirannya, mengajak manusia
sebanyak-banyaknya menjadi temannya di neraka nanti. Iblis tidak bercita-cita
ingin jadi menteri atau presiden, jadi insinyur atau dokter. Cita-cita Iblis
adalah manusia mengikuti langkahnya dan terjerumus dalam kenistaan dan
kerugian.
2.
Karena isi otak Iblis dan
kerjanya hanya ingin mencelakakan manusia, maka hendaknya kita harus proklamasikan
dalam diri kita, bahwa syetan atau Iblis adalah musuh nyata dan utama kita.
Oleh sebab itu, sedikitpun kita tidak boleh berkompromi dengan rayuan dan
ajakan iblis. Kita harus lawan dia karena dia adalah musuh yang nyata. Oleh
sebab itu, para jamaah haji di Mina melakukan ritual melontar jumroh sebagai
simbol permusuhan abadi dengan syetan.
3.
Salah satu sifat Iblis,
adalah tidak akan pernah menyerah mencari celah untuk menggagalkan manusia
melaksanakan perintah Allah. Terutama di tengah-tengah keluarga. Banyak ayah
sukses, tapi ibu gagal. Banyak orang tua sukses tetapi anak gagal. Karena itu,
jika gagal menggoda ayah, Iblis akan berusaha masuk menggoda isteri, anak,
paman, dan anggota keluarga lainnya.
4.
Kita harus menanamkan
nilai-nilai keimanan yang kuat kepada keluarga kita. Jika keluarga sudah
dibentengi dengan” tarbiyah islamiyah”, maka Syetan tidak akan dapat mencari
celah menggoda dari anggota keluarga. Oleh sebab itu, keluarga kita harus
mempunyai visi dan misi yang sama dalam mengarungi hidup ini, meskipun berbeda
karakter dan profesi di antara anggota keluarga, namun jika visi misi kita sama
yaitu mencapai kebahagian di surga serta melaksanakan konsekwensinya, dan hidup
ikhlas (berserah diri ) pada Allah, maka kita akan terhindar dari godaan
syetan. Firman Allah swt:
قَالَ
رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ
وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ () إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمْ الْمُخْلَصِينَ
Iblis
berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat,
pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka
bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba
Engkau yang mukhlis[ di antara mereka." (QS.Al-Hijr: 39-40)
Demikianlah khutbah ini kami sampaikan. Akhirnya kita
berdoa, semoga Allah swt menerima segala amal kita, menerima ibadah qurban kita
dan saudara-saudara kita, serta semoga keluarga kita diberikan kekuatan iman
dan taqwa sehingga dapat tabah dalam menghadapi segala ujian dan cobaan seperti
sabarnya keluarga Nabi Ibrahim as dan orang-orang yang bersamanya.
Semoga jamaah haji yang berangkat tahun ini pun diberikan
kesehatan, kemudahan dan kelancaran. Semoga mereka pulang ke Tanah Air membawa
haji yang mabrur, haji yang pahalanya adalah surga jannatun na’im. Amin
Ya Robbal ‘Alamin..
بارك الله لي ولكم في القرآن الكريم ونفعني واياكم بما فيه من الآيات
والذكر الحكيم وتقبل مني ومنكم تلاوته انه هو السميع العليم, أقول فولي هذا
وأستغفر الله لي ولكم ولسائر المسلمين من كل ذنب
فاستغفروه, انه هو الغفور الرحيم.
KHUTBAH KEDUA
ألله أكبر, ألله أكبر, ألله أكبر,
ألله أكبر, ألله أكبر, ألله أكبر, ألله أكبر, ألله أكبركبيرا والحمد لله كثيرا
وسبحان الله بكرة وأصيلا, . أشهد ان لااله الا الله وحده لا شريك له ارغاما لمن
جحد به وكفر, وأشهد أن محمدا عبده ورسوله سيد
الخلائق والبشر, اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد
وسلم تسليما كثيرا
أما بعد, فيا أيها الناس اتقوا
الله ولازموا الصلاة على خير خلقه عليه الصلاة والسلام, فقد أمركم الله بذلك
ارشادا وتعليما فقال:
ان الله وملائكته يصلون على النبي يا أيها الذين
آمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما. اللهم صل على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه أجمعين
وعلى بقية الصحابة و التابعين وعلى تابعي التابعين ومن تبعهم باحسان الى يوم الدين
وعلينا برحمتك يا أرحم الراحمين, اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين
والمؤمنات الأحياء منهم والأموات, انك سميع قريب مجيب الدعوات, يا قاضي الحاجات,
اللهم انصر من نصر الدين واخذل من خذل المسلمين, واجعل بلدتنا هذه و سائر بلدان
المسلمين بلدةً طيبةً تجري أحكامك وسنة رسولك, يا حي يا قيوم , ربنا آتنا فى الدنيا حسنة وفى الآخرة حسنة وقنا عذاب النار.
عباد الله... إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ
وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنْ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ
يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ..فاذكروا الله العظيم يذكركم, وادعوه يستجب
لكم . ولذكر الله أكبر
Tidak ada komentar:
Posting Komentar