Jumat, 22 Mei 2020

KHUTBAH IDUL FITRI EDISI STAY HOME TAHUN 2020

KHUTBAH IDUL FITRI EDISI STAY HOME  TAHUN 2020

(di Tengah Wabah Virus Corona)

 

Oleh : KH. Muhammad Jamhuri, Lc MA

(Pengasuh Pesantren Terpadu Ekonomi Islam Multazam – Rumpin Bogor)

 

السَّلاَمُ عَلَيكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

ألله أكْبَرُ, ألله أكْبَرُ, ألله أكْبَرُ, ألله أكْبَرُ, ألله أكْبَرُ, ألله أكْبَرُ, ألله أكْبَرُ, ألله أكْبَرُ, ألله أكبر, ألله أكبر, ألله أكبركبيرا ولله الحمد

اَلْحَمْدُ لِلّهِ اّلذِيْ جَعَلَ الْيَوْمَ عِيْدًا لِّلمُسْلِمِيْنَ  وَالمُسْلِمَاتِ وَالْصَّائِمِيْنَ والصَّائِمَاتِ, والصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلىَ سَيّدِ نَا مُحَمَّدٍ سَيّدِ السَّادَاتِ, وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الْمِيْعَاد. أَشْهَدُ اَنْ لَّااِلَهَ اِلّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ  وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ, اللَّهُمَّ صَلِّ علَى سَيّدِ نَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينْ وَسلِّمْ تَسْلِبماً كَثِيْرًا.

أَمَّا بَعْدُ, فَيَا عِبَادَ اللهِ, اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَأنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى: (قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّى . وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّى)

 

 Umi (Bunda),  dan anak-anak abi (Ayah) sekalian..yang Abi (ayah) cintai .....

 

Meskipun hari-hari ini adalah hari-hari yang memprihatinkan, umat Islam seluruh dunia, sejak malam mengumandangkan takbir, membesarkan dan mengagungkan nama Allah, “Allahu-Akbar, Allahu-Akbar”. Sambil merenung maknanya, betapa Allah-lah Tuhan satu-satunya yang Maha Besar. Karena, hari-hari ini Allah telah membuktikan, bahwa hanya dengan makhluk kecil yang tak terlihat mata, jutaan manusia menjadi tak berdaya, jutaaan manusia di dunia terkapar virus Corona, dan negeri-negeri super power dengan segala kecanggihan teknologinya pun tak sanggup menahan serangan makhluk yang sangat kecil. Allahu-Akbar, Allahu-Akbar, sungguh, Allah Maha Besar, dan manusia adalah kecil di hadapanNya

 

Allahu Akbar..Allahu Akbar...Walillahilhamd

Umi (Bunda),  dan anak-anak abi (Ayah) sekalian..yang Abi (ayah) cintai .....

Di tengah merebaknya wabah virus Corona yang membuat kita tidak leluasa keluar rumah dan beraktifitas bebas, lalu Allah memberi kita karunia berupa datangnya bulan Ramadhan, sebenarnya merupakan rahmat dan kasih sayang Allah kepada kita. Sebab, dengan kita berada di rumah, kita bisa lebih konsntrasi beribadah, seperti tilawah quran, shalat taraweh di rumah, shalat dhuha, tahajjud serta terjadi kedekatan dan keakraban di antara kita sebagai anggota keluarga.

Syeikh Said Hawa dalam kitabnya “Al-Islam” menyebut, bahwa bulan Ramadhan yang mengikuti perhitungan kalender qomariyah (beradasarkan perputaran bulan) yang jatuhnya di musim-musim berbeda dalam tiap tahunnya, seperti musim panas, dingin, gugur dan semi, memberikan pelajaran kepada umat Islam, bahwa umat Islam harus siap menghadapi segala kondisi, sehingga ia akan dapat beradaptasi di kondisi apapun, bahkan dalam keadaan berlapar-lapar sekalipun. Oleh karena itu, jika saat ini kita berpuasa dan berlebaran di kondisi wabah Corona, adalah juga suatu pembelajaran, agar kiita sebagai muslim siap menghadapi kondisi apapun. Bagi orang yang sabar dan taat menjalankan perintah Nabi saw dan para ulama untuk menghindari wabah atau tidak menularkan wabah, maka baginya pahala karena mengikuti pesan Nabi saw dan para alim ulama sebagai pewaris Nabi. Rasulullah saw bersabda:

إِذَا سَمِعْتُمْ بِالطَّاعُونِ بِأَرْضٍ فَلاَ تَدْخُلُوهَا، وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلاَ تَخْرُجُوا مِنْهَا

Artinya: "Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu." (HR Bukhari).

Umi (Bunda),  dan anak-anak abi (Ayah) sekalian..yang Abi (ayah) cintai .....

Ramadhan dan mewabahnya virus Corona telah memberi hikmah kepada kita, bahwa kita harus merubah cara pola hidup kita. Dalam bulan Ramadhan, kebiasaan kita dapat berubah ke arah yang lebih baik. Antara lain

1.  Shalat lima waktu yang biasanya tidak berjamaah, di bulan Ramadhan ada peningkatan frekwensi sholat berjamaahnya.

2.   Jadwal bangun tidur kita di bulan Ramadhan lebih tampil dari pada di luar Ramadhan. Karena kita didorong untuk melaksanakan santap sahur. Sehingga bagi yang sadar, kesempatan bangun tidur ini selain digunakan bersahur, juga digunakan untuk shalat tahajjud

3.    Kondisi rohani lebih siap menerima hidayah dibanding di luar Ramadhan. ini terlihat dengan antusiasnya masyarakat mendengarkan ceramah-ceramah agama.

4.   Kondisi suasana islami lebih marak di bulan Ramadhan. Hampir semua stasiun televisi menayangkan acara-acara dakwah dan islami.

5.   Secara sosial, masyarakatpun berlomba-lomba dalam memberikan kepeduliannya. Hal ini terlihat dari intensitas  mereka berzakat dan bersedekah.

Sedangkan di saat suasana Corona, kita juga dapat merubah kebiasan dan perilaku kita. Antara lain:

1.   Kebiasaan hidup sehat. Seperti bercuci tangan dan menjaga kebersihan. Kita juga dianjurkan berolah raga, berjemur pagi serta memakan makanan bergizi agar imun kita kuat untuk menangkal serangan virus corona

2.    Kebiasaan berpergian dan nongkrong-nongkrong di cafe dikurangi. Hal ini karena kita dianjurkan untuk Stay Home (tinggal di rumah) selama masa mewabahnya Corona. Sehingga keakraban dengan keluarga kita di rumah semakin bertambah.

3.    Kebiasaan "menyendiri" (baca: itikaf) di rumah dan menjauhi keramaian dapat kita lakukan selama masa Corona. Sesuatu yang sulit kita lakukan di masa normal.

4.   Kepala rumah tangga berusaha terbiasa menjadi imam dalam shalat-shalatnya bersama keluarga, baik shalat wajib maupun shalat sunah taraweh. Sesuatu yang jarang dilakukan di masa normal.

5.  Di beberapa negara Eropa, memperdengarkan suara adzan dilarang, kini diperbolehkan leluasa, bahka diminta diperdengarkan oleh pihak pemerintah maupun masyakatnya yang note bone non muslim.

 

Allahu Akbar..Allahu Akbar...Walillahilhamd

Umi (Bunda),  dan anak-anak abi (Ayah) sekalian..yang Abi (ayah) cintai .....

Dari kenyataan di atas, maka sebenarnya kita dapat berubah ke arah yang lebih baik. Janganlah kita menunggu datangnya wabah,  untuk sering betah di rumah, hidup bersih, saling peduli membantu serta behati-hati dalam pergaulan. Kita juga jangan menunggu datangnya bulan Ramadhan untuk rajin membaca al-Quran, shalat malam, shalat berjamaah, mendengarkan tausiyah. Kita bisa melakukan kebaikan-kebaikan itu tanpa menunggu Corona dan Ramadhan.

            Ramadhan dan Corona hendaknya menjadi moment perubahan sikap kita kepada pola hidup dan cara pandang yang baik tentang Tuhan, alam dan manusia. Yakinlah, jika pun musim Corona berangsur hilang, kita tidak dapat hidup seperti sebelum Corona datang. Hidup yang akan datang, Kita akan selalu tetap berhati-hati dalam hidup, yakni dengan menjaga kebersihan, mengkonsumsi makanan yang sehat dan higienis, makan dan berolah raga secara teratur, dan yang tak kalah pentinya lagi adalah mendekatkan diri kepada Allah dan bergantung kepadaNya. Karena segala peristiwa yang telah, sedang dan akan terjadi, tidak terlepas dari takdir dan irodah Allah swt. Maka Allah-lah sebaik-baik tempat bersandar.

 

Allahu Akbar..Allahu Akbar...Walillahilhamd

Umi (Bunda),  dan anak-anak abi (Ayah) sekalian..yang Abi (ayah) cintai .....

Akhirnya, marilah sama-sama kita berdoa, semoga amal ibadah kita, berupa puasa, shalawat taraweh, tilawah al-Quran, shodaqoh dan zakat serta semua amal kebaikan kita, selama bulan Ramadhan diterima Allah swt. Semoga setelah melewati Ramadhan ini Allah segera mengangkat dan menghilang wabah virus Corana dari daerah dan negeri kita serta negeri-negeri muslim lainnya.

اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا صَبُورًا   وَاجْعَلْناَ شَكُوْرًا

Allohummaja’alna shoburon waj’alna syakuron

 “Ya Allah, jadikanlah kami hamba yang selalu bersyukur dan selalu sabar”

( اللَّهُمَّ اغْفِرْ للمُسْلِمِيْن وَالْمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْن وَالمُؤمِنَاتِ الأحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأمْوَاتِ, اِنَّكَ سَمِيْعٌ قرِيْبٌ مُّجِيْبُ الدَّعَوَاتِ, يَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ, اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنَّا صَلاتَنَا وصِيَامَنَا وقِيَامَنَا وَ رُكوُعَنَا وسُجُودَنَا وتَخَشُّعَنَا وتَضَرُّعَنَا وَتَمِّمْ تَقْصِيْرَنَا  يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ, , رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (

 

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ الكَرِيْمِ ونَفَعَنِيْ وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآياتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمْ وَتقبَّلَ مِنِّيْ وَمِنكُمْ تِلاَوَتِهِ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعًلِيْمُ, أَقُوْلُ فَوْلِي هَذَا وَأسْتَغفِرُ اللهَ لِي وَلكُمْ وَلِسَائِرِ اْلمُسْلِمِينَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ  فَاسْتَغْفِرُوهُ, اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم.ِ

)و السَّلاَمُ عَلَيكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ(

 

Catatan:

  1. Bagi yang terbiasa khutbah id nya menggunakan 1 khutbah, cukup sampai di sini.
  2. Sedangkan bagi yang terbiasa menggunakan 2 khutbah, maka khatib duduk, lalu berdiri dan melanjutkan khutbah kedua-nya. Dan Lafazh bertulisakan merah di atas tidak perlu dibaca karena akan dibaca di khutbah kedua yang telah tersedia di khutbah kedua

 

KHUTBAH  KEDUA

 

 

ألله أكْبَرُ, ألله أكْبَرُ, ألله أكْبَرُ, ألله أكْبَرُ, ألله أكْبَرُ, ألله أكْبَرُ ألله أكْبَرُ, ألله أكْبَرُ كبيرا و اَلْحَمْدُ لِلّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَّأَصِيْلاً, وأَشْهَدُ اَنْ لَّااِلَهَ اِلّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ  اِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ بِهِ وَكَفرَ, لَهُ  وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ  سَيِّدِ الْخَلاَئِقِ وَاْلبَشَرِ, اللَّهُمَّ صَلِّ علَى سَيّدِ نَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينْ وَسلِّمْ تَسْلِبماً كَثِيْرًا.

 

أَمَّا بَعْدُ, فَيَا عِبَادَ اللهِ, اتَّقُوا اللهَ  ولازموا الصلاة على خير خلقه عليه الصلاة والسلام, فقد أمركم الله بذلك ارشادا وتعليما فقال:

 إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا. اللَّهُمَّ صَلِّ علَى سَيّدِ نَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينْ وَعَلَى بَقِيَّةَ الصَحَابَةِ وَ التَّابِعِيْنَ وَعَلَى تَابِعِي التَابِعِيْن وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَعَلَيْنَا بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْن, اللَّهُمَّ اغْفِرْ للمُسْلِمِيْن وَالْمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْن وَالمُؤمِنَاتِ الأحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأمْوَاتِ, اِنَّكَ سَمِيْعٌ قرِيْبٌ مُّجِيْبُ الدَّعَوَاتِ, يَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ, اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنَّا صَلاتَنَا وصِيَامَنَا وقِيَامَنَا وَ رُكوُعَنَا وسُجُودَنَا وتَخَشُّعَنَا وتَضَرُّعَنَا وَتَمِّمْ تَقْصِيْرَنَا  يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ, , رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عباد الله, إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنْ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْم يَذْكُرْكمُ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلذِكْرُ اللهِ أكْبَرُ.

 

وَالسَّلاَمُ عَلَيكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

 

 

Tidak ada komentar: