Arief Besari bin Prasetyo Tamat
wafat hari Jumat 16 Mei 2024 Pkl. 15.20 di usia 54 Tahun.
Usai shalat
qiyamullail di malam Sabtu menjelang subuh, saya membuka beberapa pesan di WA,
dan di salah satu WAG saya membaca satu
pesan yang membuat saya kaget "Innalillahi wa inna ilaihi rooji'un. Telah
meninggal dunia Ust. Arif Besari Jam
+- 15.20. Semoga Almarhum diterima di sisiNya dan keluarga yang ditinggal di
beri kesabaran sudah . Lokasi menyusul".
Bagaimana tidak
kaget? sehari sebelumnya beliau mengirim lampiran materi KKP UPA dengan
pesannya, "Materi KKP ust" beserta gambar telunjuk yang yang menunjuk ke lampiran
materi berupa hadist Riyadus Sholihin. Saya pun membalasnya "thoyib".
Rencana UPA
(Unit Pembinaan Anggota) yang berisi
materi kajian hadist dari kitab Riyadussholihin itu, diamanahkan beliau kepada
saya untuk disampaikan pada hari Sabtunya (18 Mei 2024), namun ternyata beliau
telah dipanggil Allah sehari sebelumnya, Jumat 17 Mei 2024.
Kemudian waktu
Ashar Jumat, saya mendapat berita bahwa almarhum akan disemayamkan di rumah ibunya di
bilangan Ciputat setelah dibawa dari Rumah Sakit Sari Asih. Saya pun berangkat takziyah ke
rumah duka di Ciputat setelah sebelumnya mengisi pengajian kitab Mukhtar
Ahadist dan shalat Isya terlebih dahulu di Pesantren.
Saya sempat
membina beliau di bilangan Cisauk beberapa tahun lalu, karena rumah beliau berada di kelurahan
pagedangan. Namun dengan berjalannya waktu, beliau bersama saya ikut dalam suatu
kajian, dan beliau termasuk peserta yang sangat aktif. Bahkan beliaulah yang
sering mengingatkan dan menelpon saya secara japri jika 5 menit saja saya belum
hadir di dalam kajian, baik secara online maupun offline.
Saya meyakini
bahwa beliau wafat dalam kondisi husnul khotimah- insya Allah, Sebab, beliau wafat di hari
Jumat, dan pada saat menjelang waktu Ashar akan tiba, beliau sudah berada di Musholla/Masjid menunggu waktu Ashar tiba. Dalam CCTV musholla/masjid Al-Abror yang tidak jauh
dari tempatnya bekerja di Yayasan Prasetya Karya/belakang Sekolah Bunayya Pasar Kamis Tangerang, nampak beliau sudah berada di masjid sebelum jamaah lain tiba
dan beliau rebahan atau tiduran. Selang beberapa menit, beliau seperti
tertidur, dan tidak lama kemudian datanglah seorang muadzin. Karena sudah masuk
waktu ashar, sang muadzin langsung menuju mic masjid untuk melantunkan adzan.
Usai melantunkan adzan sang muadzin lansung menuju amarhum yang nampak sedang
tiduran, dan katika dibangunkan dengan menggerak-gerakkan tubuhnya, almarhum
sudah tidak bergerak. Dan saat itulah
para jamaah lain mengerumungi almarhum untuk memastikan kondisi. Karena tidak
bergerak juga, akhirnya almarhum dibawa ke rumah sakit Sari Asih untuk
memastikan kondisi. Akan tetapi pihak Rumah Sakit pun berkesimpulan bahwa
beliau sudah wafat.
Beliau wafat di
hari Jumat, saat sedang menunggu waktu shalat Ashar, dan bahkan seakan memilih
akhir hidupnya di tempat yang mulia di muka bumi, yaitu masjid/musholla). Orang
mukmin yang wafat di hari Jumat mendapat keutamaan, seperti yang dijelaskan hadits
Nabi riwayat Imam al-Tirmidzi:
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوْتُ يَوْمَ الجُمُعَةِ أوْ لَيْلَةَ الجُمُعَةِ إلّا
وَقَاهُ الله تَعَالَى فِتْنَةَ القَبْر
"Tidaklah
seorang Muslim di meninggal dunia di hari atau malam Jum'at, kecuali Allah
menjaganya dari fitnah kubur" (HR: Tirmidzi).
Ada pula hadist
lain riwayat Humaid dari Ilyas bin Bukair yang menyatakan, Barangsiapa
meninggal dunia di hari Jumat, ia dicatat mendapat pahala syahid dan selamat
dari siksa kubur.
Sedangkan pahala orang yang menunggu shalat, maka seakan ia sedang shalat, Sabda Nabi saw:
لا يَزَالُ أَحَدُكُمْ في صَلاةٍ مَا
دَامتِ الصَّلاَةُ تَحْبِسُهُ
“Seseorang di
antara kamu tetap berada dalam keadaan shalat selama dia ditahan oleh shalat. (HR:Bukhori-Muslim)
Hadits ini
menjelaskan kepada kita tentang keutamaan orang yang shalat kemudian tetap di
masjid menunggu datangnya waktu shalat
Semoga Allah swt mengampuni segala kesalahannya, menerima iman, Islam dan amal sholehnya serta dicatat sebagai salah seorang syuhada. Aamiin.
Berikut detik-detik wafatnya almarhum Ust. Arif Besari di Musholla/masjid al-Abror
Arief Besari bin Prasetyo Tamat wafat hari Jumat 16 Mei 2024 Pkl. 15.20 di usia 54 Tahun. |
Bagaimana tidak kaget? sehari sebelumnya beliau mengirim lampiran materi KKP UPA dengan pesannya, "Materi KKP ust" beserta gambar telunjuk yang yang menunjuk ke lampiran materi berupa hadist Riyadus Sholihin. Saya pun membalasnya "thoyib".
Rencana UPA (Unit Pembinaan Anggota) yang berisi materi kajian hadist dari kitab Riyadussholihin itu, diamanahkan beliau kepada saya untuk disampaikan pada hari Sabtunya (18 Mei 2024), namun ternyata beliau telah dipanggil Allah sehari sebelumnya, Jumat 17 Mei 2024.
Kemudian waktu Ashar Jumat, saya mendapat berita bahwa almarhum akan disemayamkan di rumah ibunya di bilangan Ciputat setelah dibawa dari Rumah Sakit Sari Asih. Saya pun berangkat takziyah ke rumah duka di Ciputat setelah sebelumnya mengisi pengajian kitab Mukhtar Ahadist dan shalat Isya terlebih dahulu di Pesantren.
Saya sempat membina beliau di bilangan Cisauk beberapa tahun lalu, karena rumah beliau berada di kelurahan pagedangan. Namun dengan berjalannya waktu, beliau bersama saya ikut dalam suatu kajian, dan beliau termasuk peserta yang sangat aktif. Bahkan beliaulah yang sering mengingatkan dan menelpon saya secara japri jika 5 menit saja saya belum hadir di dalam kajian, baik secara online maupun offline.
Saya meyakini bahwa beliau wafat dalam kondisi husnul khotimah- insya Allah, Sebab, beliau wafat di hari Jumat, dan pada saat menjelang waktu Ashar akan tiba, beliau sudah berada di Musholla/Masjid menunggu waktu Ashar tiba. Dalam CCTV musholla/masjid Al-Abror yang tidak jauh dari tempatnya bekerja di Yayasan Prasetya Karya/belakang Sekolah Bunayya Pasar Kamis Tangerang, nampak beliau sudah berada di masjid sebelum jamaah lain tiba dan beliau rebahan atau tiduran. Selang beberapa menit, beliau seperti tertidur, dan tidak lama kemudian datanglah seorang muadzin. Karena sudah masuk waktu ashar, sang muadzin langsung menuju mic masjid untuk melantunkan adzan. Usai melantunkan adzan sang muadzin lansung menuju amarhum yang nampak sedang tiduran, dan katika dibangunkan dengan menggerak-gerakkan tubuhnya, almarhum sudah tidak bergerak. Dan saat itulah para jamaah lain mengerumungi almarhum untuk memastikan kondisi. Karena tidak bergerak juga, akhirnya almarhum dibawa ke rumah sakit Sari Asih untuk memastikan kondisi. Akan tetapi pihak Rumah Sakit pun berkesimpulan bahwa beliau sudah wafat.
Beliau wafat di hari Jumat, saat sedang menunggu waktu shalat Ashar, dan bahkan seakan memilih akhir hidupnya di tempat yang mulia di muka bumi, yaitu masjid/musholla). Orang mukmin yang wafat di hari Jumat mendapat keutamaan, seperti yang dijelaskan hadits Nabi riwayat Imam al-Tirmidzi:
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوْتُ يَوْمَ الجُمُعَةِ أوْ لَيْلَةَ الجُمُعَةِ إلّا وَقَاهُ الله تَعَالَى فِتْنَةَ القَبْر
"Tidaklah seorang Muslim di meninggal dunia di hari atau malam Jum'at, kecuali Allah menjaganya dari fitnah kubur" (HR: Tirmidzi).
Ada pula hadist lain riwayat Humaid dari Ilyas bin Bukair yang menyatakan, Barangsiapa meninggal dunia di hari Jumat, ia dicatat mendapat pahala syahid dan selamat dari siksa kubur.
لا يَزَالُ أَحَدُكُمْ في صَلاةٍ مَا دَامتِ الصَّلاَةُ تَحْبِسُهُ
“Seseorang di antara kamu tetap berada dalam keadaan shalat selama dia ditahan oleh shalat. (HR:Bukhori-Muslim)
Hadits ini menjelaskan kepada kita tentang keutamaan orang yang shalat kemudian tetap di masjid menunggu datangnya waktu shalat
Semoga Allah swt mengampuni segala kesalahannya, menerima iman, Islam dan amal sholehnya serta dicatat sebagai salah seorang syuhada. Aamiin.
Berikut detik-detik wafatnya almarhum Ust. Arif Besari di Musholla/masjid al-Abror
Tidak ada komentar:
Posting Komentar