Minggu, 13 Mei 2012

Agar Tidak Terlilit Hutang


Ya Allah aku berlindung padaMu dari kegelisahan dan kesedihan, dan aku berlindung padaMu dari kelemahan dan sikap malas, dan aku berlindung padaMu dari sikap pengecut  dan kikir, dan aku berlindung padamu dari lilitan hutang dan paksaan orang” (HR: Abu Daud)



Dari sahabat Abu Said al-Khudry ra, Rasulullah saw, pada suatu hari masuk ke dalam masjid, ternyata di dalam masjid ada seorang dari kalangan Anshor bernama Abu Umamah. Rasulullah saw bertanya, “Wahai Abu Umamah, mengapa aku masih melihatmu di dalam masjid bukan pada waktu shalat?”

Abu Umamah menjawab, “Saya sedang dirundung kegelisahan dan terlilit hutang, wahai Rasulullah !”

Rasulullah saw bertanya, “Maukah engkau aku ajarkan doa yang jika engkau membacanya, maka Allah akan menghilangkan kegelisahanmu dan menyelesaikan hutangmu?”.

Abu Umamah menjawab, “Ya, mau ya Rasulullah, “

Rasulullah saw bersabda, bacalah di waktu pagi dan sore doa ini:  Ya Allah aku berlindung padaMu dari kegelisahan dan kesedihan, dan aku berlindung padaMu dari kelemahan dan sikap malas, dan aku berlindung padaMu dari sikap pengecut  dan kikir, dan aku berlindung padamu dari lilitan hutang dan paksaan orang”

Kemudian Abu Umamah bercerita, “Maka aku pun melaksanakan hal itu, kemudian Allah menghilangkan dariku kegelisahan dan menyelesaikan hutangku.” (HR: Abu Daud)

Dari hadist di atas, dapat kita ambil beberapa pelajaran, antara lain:

Do’a dan isi yang terkandung di dalamnya mengandung pesan kepada pemohonnya sehingga dia tergerak untuk bersikap menuju sesuatu apa yang diinginkannya. Terkabulnya doa seseorang bukanlah semata lafadz-lafadz yang dia baca. Akan tetapi kesesuaian sikap dengan isi doa yang dia baca.

Sejak dia membaca doa, maka sikap-sikapnya harus disesuaikan dengan isi doa yang terkandung di dalamnya. Jika hanya lafadz-lafadz saja yang dibaca,  dan tanpa ada perubahan sikap dari orang yang memohon, maka doa itu tidak akan ampuh.

Dari doa itu, maka kita harus menghilangkan 8 (delapan) penyakit jiwa yang saling berkaitan.

1. Berlindung dari penyakit gelisah. Gelisah adalah penyakit yang akan merontokkan semangat hidup. Kuncinya adalah selalu merasa tsiqoh (percaya) dan yakin kepada Allah, sehingga apapun yang menimpa diri kita, kita selalu hadapi dengan sikap optimis. Sikap gelisah akan mengakibatkan sikap sedih dan lemah.

2. Berlindung dari kesedihan. Dan kesedihan lahir karena sikap gelisah di atas. Obat kesedihan adalah istiqomah dan komitmen. Firman Allah swt: “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka (istiqomah), maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu."  (QS. Fushilat: 30)

3. Berlindung dari sikap lemah. Ada tiga macam sikap lemah yang harus kita hindari; lemah fisik, lemah mental dan lemah ide. Orang-orang robbani (yang selalu berorientaisi hidupnya untuk Allah) tidak akan pernah terkena tiga penyakit lemah ini. Dan orang yang seperti itu dalam al-Qur’an disebut orang yang sabar. Firman Allah swt: “Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar.” (QS. Ali Imran: 146) . Jadi, menurut ayat ini, sabar bukanlah mengalah dan lemah, tetapi tangguh dalam menghadapi segala masalah serta sanggup mengatasinya.

4. Berlindung dari sikap malas. Sikap malas ini lahir dari rasa lemah di atas. Orang yang sudah lemah fisik, mental dan ide, tidak akan produktif, sehinga tidak dapat menyelasaikan masalah. Solusinya adalah dengan mujahadah atau sungguh-sungguh dalam mengisi kehidupan iini sambil mengharap ridho Allah swt. Allah hanya akan berpihak kepada orang-orang yang bersungguh-sungguh (jihad).  Firman Allah swt: Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik” (QS. Al-Ankabut: 69)

5. Berlindung dari sikap pengecut. Sikap pengecut ini lahir dari rasa malas tadi. Sehingga dalam diri orang pengeceut tidak ada keberanian menghadapi segala problema. Solusinya adalah selalu istiqomah dalam keimanan, sebagaimana firman Allah pada surat Fushiat: 30 yang disebutkan di atas. Bahwa jika kita beriman dan beristiqomah (lurus), malaikat berkata, “Janganlah kamu takut”. Di sini, akan lahir jiwa pemberani lawan dari sikap pengecut.

6. Berlindung dari sikap kikir. Biasanya orang yang takut dan pengecut mempunyai sikap takut melarat, akhirnya tidak mau menggunakan kekayaannya untuk keperluannya sendiri, lebih baik berhutang dari pada pakai uang sendiri, apalagi dia mau berderma dan memberi kepada sesama.

7. dan 8 adalah berlindung dari sikap berhutang. Sikap ini timbul dari sikap kikir di atas. Lebih baik berhutang daripada memakai uangnya sendiri. Jika sikap berhutang menjadi kebiasaan, maka dia bisa dikendalikan (dibawah pemaksaan dan kemauan) orang-orang. Seperti negeri kita yang banyak hutang mudah dikendalikan pihak asing.

Semoga kita terlindung dari sifat-sifat tersebut. Amiin.

Muhammad Jamhuri


1 komentar:

Kaftan mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.