"Kenapa
yg disunnahkan cuma menyentuh rukun Yamani dan rukun Hajar Aswad saja
saat kita bertahwaf, ustadz?" Tanya jamaah seusai melaksanakan thawaf.
"Ya..sudah dari sananya begitu. Bagitu Nabi saw mencontohkan dan memerintahkan"Jawab ustadz santai.
“Ah,
ustadz kebiasaan nih kalo ditanya selalu jawab ' sudah dari sononya
begitu', apa gak ada jawaban lain.?" Tanya jamaah sedikit kesal.
"Ada" jawab ustadz
"Nah...begitu dong ustadz, apa dong ustadz jawabannya?" desak jamaah.
"Atsar
Umar bin Khattab yg berkata saat mencium hajar aswad, 'Hai batu hitam,
kalaulah aku tidak melihat baginda Rasulullah aaw menciummu, pasti aku
pun tdk akan menciummu." jawab sang ustadz.
"Ah..ustadz
mah... itu sih jawabannya kembali ke hadist nabi lagi dong...? ada
jawaban lain ditinjau dari ilmiah gitu?" jamaah terus mendesak.
"Begini
pak, sikap terbaik bagi seorang mualim dlm beramal adalah ittiba'
Rasulullah saw (mengikuti Rasul) dan sikap ini jauh lebih ilmiah, karena
menyentuh segala aspek disiplin ilmu, baik ilmu hadist, sejarah, fiqih
maupun aqidah serta lebih dapat dipertanggungjawabkan keilmiahannya."
Ustadz terus menjelaskan.
"Nah,
terkait dg amal ibadah mahdhoh, maka jika kita belum menemukan hikmah
atau manfaat di balik ibadah itu, jangan sampai kita tidak
mengamalkannya. Karena hikmah nya akan ditemukan belakangan. Jadi sikap
kita sami'na wa atho'na..." tambah ustadz.
"Jadi,
sampai sekarang belum ada ditemukan hikmah atau rahasia di balik
perintah memegang rukun Yamani dan hajar aswad, ustadz?" jamaah masih
penasaran.
"Ada" jawab ustad.
"Apa
dong ustadz?" tanya jamaah lagi. "Dalam sejarah, dari 4 pondasi kabah
yg diangkat dan dibangun kembali oleh nabi Ibrahim dan Ismail as, hanya 2
pondasi yg masih dipastikan keberadaan tepatnya oleh Nabi Muhammad saw,
yakni 2 pondasi/rukun Yamani dan Hajar Aswad itu... rukun lainnya sdh
jadi area Hijir Ismail. Padahal ka'bah saat dibangun Ibrahim as
berbentuk 4 persegi panjang. Pada saat mengalami kerusakan, orang
Quraish hanya bisa membangun separuhnya yg sekarang berbentuk kabah yg
ada. Sisanya adalah menjadi Hijir Ismail. Nah, oleh karena itu kita
disuruh menyentuh dua rukun/pondasi/tiang yg pernah dibangun dan
disentuh oleh 2 Nabi mulia :Ibrahim dan Ismail, sebagai napak tilas
mereka...dan juga ngalap barokah memegang atsar/peninggalan para Nabi
yang Mulia" jawab ustazd panjang lebar.
"Nah gitu dong ....ini baru ustadz canggih.."ujar jamaah.
"Apa tuh ustadz canggih..? tanya ustadz. "Ustadz anu encan kapanggih.."kata jamaah dengan logat sundanya.
“Hehehe....”
1 komentar:
tata cara ibadah haji
Posting Komentar