Sabtu, 30 Juli 2022

ABRAHIMISME DAN "MILLAH" IBRAHIM

 

Sering kali kata "isme" yang ada di belakang kata dasar diartikan sebagai "ajaran" atau "ideologi". Sebagai contoh kata Leninisme berarti ajaran atau ideologi yang dibawa oleh Lenin. Oleh sebab itu, kaum orintalist dulu sering menyebut "Muhammadisme" yang sebagai ajaran atau ideologi yang dibawa Muhammad. Mereka mensejajarkan dengan isme-isme atau agama yang ada. Yaitu menyebut agama dinisbatkan pada tempat atau pada si pembawa agama. Sebut saja misalnya agama budha (Budhisme) dibawa oleh Sidarta Budha Gautama, Hindu (Hindusme) lahir dan berasal dari Hindustan (India), Yahudi (Yudaisme/Jewis) dibawa oleh Yahuda, Kristen (Christian) dibawa oleh Yesus Kristus dan lainnya. Tentu saja penamaan ini salah jika dinisbatkan kepada Islam. Karena jika Islam disebut Muhammadinisme (ajaran Muhammad) maka akan terindikasi seakan Muhammad lah yang "mengarang" dan ajaran yang dibawanya. Padahal ajarannya adalah Islam yang merupakan wahyu dari Allah swt
Berbeda dengan Islam. nama ajarannya adalah Islam dan penamaan Islam itu datang langsung dari Allah swt. Firman Allah:
ان الدين عند الله الاسلام
Agama yang benar di sisi Allah adalah Islam (Qs. Ali Imron: 19)
ومن يبتغ غير الاسلام دينا فلن يقبل منه وهو في الاخرة من الخاسرين
Barangsiapa mencari selain Islam sebagai agama, maka dia tertolak. Dan dia di akhirat termasuk orang2 yang merugi
(Qs. Ali Imron: 85)

AJAKAN ISRAEL

Kini gaung Abrahimisme mulai digaungkan lagi, terutama oleh pihak Israel. Mereka menjadikan Abrahimisme sebagai alat diplomatik untuk membangun kerjasama dan pembukaan kantor diplomatik di negara-negara Islam. Mereka merayu negara muslim bahwa mereka satu rumpun berasal dari Ibrahim.
Secara sejarah memang benar. Karena Ibrahim adalah Abul Anbiya (bapak moyong para nabi). Ibrahim memiliki putra bernama Ismail yang berketurunan Nabi Muhhammad, dan Ishaq yang berketurunan para Nabi termasuk Musa dan Isa as. Namun kewarisan nasab saja tidak cukup. Kewarisan agama lebih penting dari sekedar kewarisan nasab. Oleh sebab itu dalam ilmu waris anak kafir atau murtad tidak bisa mendapat warisan dari ayahnya yang muslim atau sebaliknya.
Sebagian anak keturunan Ibrahim memang masih melestarikan millah Ibrohim, bahkan ada yang bergelar Nabi dan Rasul. Tapi sebagian besar umatnya telah melenceng dari millah Ibrahim. Bahkan diutusnya nabi rasul dari mereka bertujuan meluruskan aqidah mereka yang salah.
Lalu apa sebenarnya agama yang dianut Ibrahim as? Tidak lain adalah agama Islam. Allah swt berfirman:
ما كان ابراهيم يهوديا ولا نصرانيا ولكن كان حنيفا مسلما وما كان من المشركين
Ibrahim bukanlah seorang Yahudi juga bukan seorang Nasrani, tapi dia seorang Muslim yang lurus. Juga bukan termasuk yang beragama pagan (musyrik). (Qs. Ali Imran: 67)
ووصى بها ابرهيم بنيه ويعقوب يا بني ان الله اصطفى لكم الدين فلا تموتن الا وانتم مسلمون
Dan Ibrahim telah berwasiat dengan nya (islam) kepada anak-anaknya dan Ya'kub (Israil), wahai anak-anakku sesungguhnya Allah telah memilih untuk kalian agama (Islam). Maka janganlah kamu sekali2 mati kecuali dalam keadaan muslim. (Qs. Al-Baqarah: 132)
Jadi, mestinya, jika sadar, mereka (Yahudi dan Nasrani) hendaknya mengikuti millah Ibrahim yang tidak lain adalah ajaran tauhid atau Islam dan tidak menyekutukan Allah.
Oleh sebab al-Quran banyak menyebut kata "an ittabi' millata Ibrahim" sebagai pesan bahwa jika benar-benar mengaku sebagai Abrahimiyyun (pengikut ajaran Ibrahim) hendaknya mengikuti ajaran tauhid yang dibawa Ibrahim serta ajaran-ajaran yang dibawanya.

Umat Islam-lah yang Mewarisi Millah Ibrahim
Kenyatannya secara ilmiah dan empirik, umat Islamlah yang mewarisi Millah Ibrahim. Berikut adalah buktinya:
  1. Ibrahim as membawa agama tauhid yang hanya menuhankan Allah dan tidak ada sekutu baginya, walau berupa anak.
  2. Perintah ibadah haji turun di zaman Nabi Ibrahim as. Dan yang melestarikan ibadah ini hingga kini hanya umat Islam
  3. Ajaran berqurban yang dicontohkan Nabi Ibrahim dahulu, pun yang melestarkannya adalah umat Islam.
  4. Ajaran berkhitan di zaman Nabi Ibrahim pun masih dilestarikan dan dijalankan oleh umat Islam hingga kini.
  5. Shalawat Ibrahimiyah yang dibaca di tahiyat akhir dalam sholat menunjukkan hubungan antara nabi Muhammad saw dengan Nabi Ibrahim alaihissalam
  6. Dzikir dan wirid "Asbahna ala fithrotil Islam wa kalimatil ikhlas, wa ala diini nabiyyina muhammadin shallallahu alaihi wa sallam, wa ala millati ibrohim hanifan wa maa kaana minal musyrikin" adalah pengulangan dan pengakuan akan kesetiaan umat Islam pada millah Ibrahim.
Jadi bersyukurlah kita memeluk agama Islam, karena keaslian ajaran Ibrahim dilanjutkan oleh Nabi Muhammad dan dipeluk dan diamalkan oleh umat Islam hingga kini.
Wallahu a'lam

M. Jamhuri. Mina 12 Dzulhijjah 1443 H/11 Juli 2022 M

Tidak ada komentar: