Sabtu, 30 Juli 2022

KETAHANAN KELUARGA IBRAHIM AS

Kisah pengorbanan Nabi Ibrahim as tidak terpisahkan dengan prosesi ibadah haji berupa pelontaran jumroh di Mina.
Ibadah Qurban dapat dilakukan di mana saja. Namun ibadah pelontaran jumroh hanya dilakukan di kawasan Mina saja. Akan tetapi sumber kedua peristiwa itu sama-sama terjadi di Mina. Peristiwa qurban di sekitar jabal (bukit) Qurban. Sedangkan pelontaran jumroh ada di bukit Aqobah dan sekitarnya. Keduanya berada di kawasan Mina.
Pada saat Ibrahim akan melaksanakan penyembelihan putranya atas perintah Allah, Iblis tidak tinggal diam. Dia berkata kepada Ibrahim as, " Bagaimana engkau akan menyembelih putra mu sedangkan engkau dulu mengharap kelahirannya? bahkan engkau harus menikahi Hajar untuk mendapatkan anak? Sebaiknya, engkau acuhkan saja perintah Tuhanmu". Begitu Iblis merayu. Namun Ibrahim as dengan keteguhan imannya berkata, "Dahulu Allah jua yang memberiku keturunan padaku. Dan sekarang Allah juga memintanya. Aku tetap akan melaksanakan perintah dan permintaan Tuhan sang Pemilik segala". Dan Ibrahim as pun mengusir iblis dengan lontaran krikil.
Merasa gagal merayu Ibrahim, Iblis pun mendatangi Hajar. Seraya berkata, "Hai Hajar, bukankah engkau yang melahirkan putramu dalam kesusahan yang sangat. Mengapa kau biarkan suami mu menyembelih putramu. Tidakkah engkau cegah dia?". Dengan keteguhan iman dan keikhlasan yang dalam, St Hajar menjawab, "Jangankan putraku yang menjadi qurban. Jika ini perintah Allah, aku pun bahkan siap menjadi qurban." Sanggah Hajar sambil melontar Iblis dengan krikil.
Iblis tidak tinggal diam. Dia pun menghampiri Ismail seraya berkata, "Ismail, engkau masih muda, engkau punya masa depan yang cerah. Kenapa kau biarkan ayahmu akan menyembelihmu? Bukan kah kau bisa menghindar dan lari ke tempat yang jauh?". Dengan tegas Ismail menjawab. "Tidak. Jiwa dan ragaku adalah milik Tuhanku. Dan kini Dia sang Pencipta meminta kembali diriku." Jawab Ismail sambil melontar Iblis dengan batu krikil.
Ibrahim melanjutkan tugasnya untuk menyembelih puteranya. Namun ketika iman ketiganya dianggap lulus, Allah swt menggantikan Ismail dengan seekor kambing kibas sebagai balasan atas keteguhan iman mereka.
Dari peristiwa ini dapat kita petik beberapa ibroh (pelajaran)
Pertama, Iblis tidak mempunyai cita-cita dan obesei apapun kecuali ingin menjerumuskan manusia ikut ke dalam neraka. Pikirannya hanya itu.
Kedua, kita harus mendudukkan Iblis sebagai musuh manusia yang nyata (aduwwun mubin). Jangan mau sedikitpun berkompromi dengan bujuk rayu iblis. Apapun alasannya.
Ketiga, setiap kali Iblis gagal merayu lewat satu pintu, dia akan berusaha menggagalkan manusia lewat pintu lainnya. Bila gagal lewat ayah maka akan masuk lewat anggota keluarga lainnya.
Keempat, perlunya membentengi semua anggota keluarga kita dengan iman yang kokoh. Ketahanan keluarga yang dicontohkan Ibrahim adalah model terbaik agar terhindar dari bujuk-rayu syaitan.
Keteguhan iman dan ketahanan keluarga Ibrahim as menjadi suri tauladan buat kita semua. Allah swt berfirman:
قد كانت لكم اسوة حسنة في ابرهيم و الذين معه
Telah ada buat kalian suri tauladan pada Ibrahim dan orang-orang yang bersamanya. (Qs. Al-Mumtahanah: 4)
M. Jamhuri, Mina 11 Dzulhijjah 1443 H/10 Juli 2022.

Foto:
Lokasi Jamarot di Mina.

Tidak ada komentar: