Berbeda dengan "sinyal"dan "channel" Allah. Sinyal dan channel Allah begitu dekat dan kuat jangkauannya. Di mana pun kita berada "sinyal"Nya mudah dijangkau. Hal itu tercermin dari penjelasan Allah di salah satu ayat shiyam (ayat puasa). Allah swt berfirman:
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِي إِذَا دَعَانِي فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran (QS. Al-Baqarah: 186)
Ayat ini mengkorfimasi kepada kita bahwa Allah itu dekat, dan mendengar jelas segala kontak kita kepadaNya, bahkan Dia akan merespon (baca: mengijabah) segala kontak kita kepadanya.
Lalu mengapa terkadang seakan-akan kita tidak terkoneksi baik dengan "sinyal" dan "channel" Allah swt ? Padahal sinyalnya kuat dan dekat ? Ada banyak faktor.
Boleh jadi channel kita atau kartu hp kita salah provider. Jika kita ingin terkoneksi dengan channel RCTI misalnya, maka kita harus sesuaikan nomor UHF dan channel kita dengan channel RCTI. Jika kita salah dalam mencari sambungan dengan RCTI, bahkan malah membuka channel lain, Maka kita kita tidak akan terkoneksi dengan RCTI. Itulah rahasia yang terkandung dalam firmanNya (إِذَا دَعَانِي) "jika hamba-Ku mengkontak Aku." Jika salah objek yang dikontak, maka kita tidak akan terhubung dengan Allah swt.
Faktor lainnya, boleh jadi karena kartu sim hp kita tidak terisi pulsa. Agar hp kita dapat terkoneksi dengan hp yang akan kita hubungi, maka pulsa kartu sim hp kita harus cukup. Oleh karena itu kita harus cukupi isi "pulsa" untuk berhubungan dengan Allah swt. Diantaranya dengan membiasakan ibadah kepadaNya. Jangan menghubungi Allah (baca: berdoa) hanya saat ada perlunya saja kepadaNya, sementara perintah dan laranganNya kita abaikan.
Faktor lain adalah faktor yang tidak ditemukan dalam sistem telekomunikasi manapun, yakni seorang hamba tidak akan terkoneksi dalam doanya kepada Allah, jika makanan, munuman, pakaian dan tempat tinggal yang digunakannya berasal dari hasil yang haram. Rasulullah saw bersabda,
ثـمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ: يَا رَبِّ يَا رَبِّ، وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ، وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ، وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِّيَ بِالحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ.(رَوَاهُ مُسْلِمٌ)
Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan
seseorang yang melakukan perjalanan panjang dalam keadaan dirinya kusut dan
kotor, dia menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya berdoa: ”Wahai
Rabb-ku, wahai Rabb-ku,” namun makanannya haram, minumannya haram dan
pakaiannya haram dan kenyang dengan sesuatu yang harom, lalu bagaimana mungkin
doanya akan dikabulkan?.” (HR. Muslim)
Surat al-Baqarah ayat 186 yang disebutkan di atas posisinya terletak di tengah-tengah ayat puasa. Ini untuk menegaskan bahwa Allah sangat dekat dan sangat responsip terhadap doa yang dipanjatkan hamba-hambaNya kepadaNya. Mengapa berada di tengah-tengah ayat shaum? Karena orang yang sedang puasa adalah orang yang selalu terkoneksi dengan Tuhannya. Dia selalu ingat Tuhannya sehingga tidak akan tergoda dengan "rayuan" makanan atau minuman yang tersedia di siang hari. Dia juga tidak mau mengkhianati tuhannya melakukan sesuatu yang dilarang selama puasa, seperti berbohong, menipu, mencuri, berguncing orang lain dan lain sebagainya. Nah, kondisi diri yang selalu terkoneksi dengan Allah swt inilah yang akan memudahkan suatu doa yang dipanjatkan akan dikabulkan. Karena "channel"nya sudah pas, "pulsa"nya sudah cukup, serta menghindari dari segala yang haram. Sehingga Allah menjanjikan diterimanya doa orang yang mau berdoa kepadaNya
( أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِي إِذَا دَعَانِي فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ)
Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran
Jadi sinyal dan channel Allah itu sangat dekat dan kuat. Tinggal kita, apakah berkoneksi dengan Allah dengan prasyaratnya atau tidak?.
Muhammad Jamhuri, 13 Ramadhan 1444 H/4 April 2023 M
Tidak ada komentar:
Posting Komentar