“Huss..hati-hati
kalau ngomong..., masa sih, malaikat nganggur?”. Ustadz menyanggah..
”Maaf pak ustadz, soalnya sejak kecil saya diajarin
bahwa tugas malaikat Jibril adalah menyampaikan wahyu, sedangkan sekarang ini
wahyu sudah terputus, jadi tugas Jibril ngapain?” Tanya jamaah.
“Maaf, boleh saya
bertanya tentang pribadi bapak?.” Ustadz balik bertanya.
“Boleh, tentang
apa pak ustadz?” Jamaah penasaran.
“Bapak sekarang
pekerjaannya apa?” Ustadz bertanya.
“Saya custumor
service di sebuah bank, pak ustadz.” Jawab jamaah.
“Nah, sekarang
saya tanya, selain bapak melayani custumor atau nasabah, sehari-hari bapak
kadang melakukan pekerjaan lain gak? Misalnya rapat? Atau keluar kota? Atau
kadang pernah diperintah atasan menghandel pekerjaan lain yang menjadi tugas
orang lain?”.
“Hmmm..sering
ustadz..” Jawab jamaah datar..
“Nah,
menyampaikan wahyu itu adalah tugas utama malaikat jibril, tapi bukan berarti
beliau sekarang menganggur dan gak ada
pekerjaan, beliau diperintah beribadah, bersujud, ruku’ berlama-lama, beliau
dan malaikat lain siap melaksanakan perintah Allah swt tersebut.
Selain itu, ada
tugas tahunan yang harus diemban beliau. Dan tugas ini adalah tugas mulia.
Bayangkan...biasanya beliau dulu menyampaikan wahyu yang mulia, dari Tuhan Yang
Maha Mulia, kepada manusia yang termulia; Nabi Muhammad. Maka pekerjaan yang
satu ini pun pasti mulia dan akan disampaikan kepada orang –orang yang
mulia, atau dimuliakan Allah.” Jelas ustadz yang membuat jamaah
penasaran.
“Tugas apa itu
ustadz, memang masih ada tugas lainnya?, bukankah Jibril tidak turun lagi
setelah Nabi Muhammad saw wafat?” Tanya Jamaah masih penasaran.
“Justru itu,
malaikat Jibril diperintah dengan tugas mulia.. yaitu pada setiap malam
lailatul qodar, malam kemuliaan, akan turun bersama malaikat-malaikat lain
menebarkan rahmat Allah swt...Itulah sebabnya orang yang berketepatan beribadah
di malam kemulian /lailatul qodar merupakan orang yang mulia... Bukankah Jibril
dulu turun membawa sesuatu yang mulia untuk diberikan kepada seorang yang
sangat Mulia? Seorang Nabi yang mulia?.. Maka, begitu pun dengan orang yang
mendapat anugrah lailatul qodar, maka dia telah didatangi malaikat mulia yang
pernah sering bertemu Nabi yang mulia dengan membawa sesuatu yang mulia
juga..”Jelas ustadz.
“Jadi, Marilah kita
isi sepuluh malam terakhir Ramadhan ini dengan i’tikaf agar mendapat kemuliaan
lailatul qodar” tambah ustadz lagi..
“insya Allah
ustadz” seru jamaah
“Mudah-mudahan
dah...semua jamaah yang hadir sekarang..eh..yang baca tulisan ini juga...diberi
anugrah berketepatan ibadah di malam lailatu qodar...”
“AAAAMIIIIIIIIN”
serentak jamaah...
“lho kok itu ada
yang belum ucapin aamiin?” kata ustdaz.
Lalu jamaah pun saling
pandang dan bertanya: “siapa
ustadz?”
“Yang baca status
tulisan ini belum aamiin tuh. Ayo dong tulis “aamiin” atau “like”,
hehe..”. Kata ustdaz...
“Ah, ustdaz
Facebook nih....” kata jamaah.
“He..he..he...” Ustadz nyengir..diikuti pembaca juga
nyengir....
Muhammad Jamhuri, 23 Ramadhan 1442
H.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar