Sabtu, 17 April 2021

HIKMAH RAMADHAN HARI KE - 5 : DOSA PERUT ADALAH YANG SANGAT MEMBINASAKAN

Oleh ; Muhammad Jamhuri

Dalam sebuah hadits, Rasulullah saw bersabda: "Jauhilah olehmu sikap sombong, karena Iblis tidak mau bersujud kepada Adam disebabkan oleh sikap sombong. Jauhilan olehmu sikap serakah, karena Adam as melanggar memakan pohon yang dilarang karena sikap serakah. Jauhilah olehmu sikap dengki, karena anak Adam membunuh saudaranya karena disebabkan sikap dengkinya" (HR: Ibnu Asakir dari Ibnu Mas'ud)

Imam al-Ghozali dalam Ihya Ulumuddin, Kitab  Kasr Syahwatain (Menghancurkan Dua Syahwat) menyebut bahwa, dosa yang sangat membinasakan (a'zhom al-Muhlikaat) manusia adalah perut. Karena urusan perutlah nabi Adam as dikelurkan dari surga. Beliau juga menyebut bahwa sumber syahwat dan bencana adalah perut. Nafsu perut ini -menurut beiau- pada gilirannya akan menimbulkan nafsu syahwat kelamin (syahwat al-farj). Nafsu kelamin nanti akan menyebabkan  nafsu jabatan dan nafsu harta (syahwat al-jaah wal maal). Dari nafsu jabatan dan harta ini akan menimbulkan sifat dengki dan kebanggaan diri (al-hasad wal al-riya) serta rasa bangga dan berlomba dalam keduniaan. Dan pada akhirnya itu semua akan melahirkan sikap aniaya dan lalim, kemungkaran dan perilaku keji (al-baghy, al-munkar wal fahsya).(ihya ulumudin jilid 3 hal. 87)

Jika kita memperhatikan ucapan Al-Ghazali, betapa dahsyatnya bahaya perut. Mulai dari dampaknya kepada pribadi hingga menyeret kepada dampak komunal dan negara. Karena dosa kezhaliman dan timbulnya fitnah di tengah masyarakat pangkalnya adalah ketamakan perut. 

Puasa adalah jalan terbaik untuk mengendalikan nafsu perut yang menjadi penyebab segala nafsu ikutannya. Almarhum KH. Abuya Uci Turtusi pernah memberi pesan, "Kurangilah makan, kurangilah tidur dan kurangilah ngomomg. Karena kebiasaan orang-orang shaleh adalah puasa, qiyamullail dan banyak berzikir."

Kita sebagai muslim patut bersyukur kepada Allah yang telah memberi syariat puasa. Tak ada agama yang memiliki aturan puasa selengkap yang terdapat dalam Islam. Itulah sebabnya di akhir ayat puasa, Allah memerintahkan kita untuk bersykur kepada Allah swt : "Dan besarkanlah nama  Allah atas hidayah (puasa) yang Allah berikan padamu agar kamu bersyukur" (QS.Al-Baqarah: 185)

Tidak ada komentar: