Minggu, 12 November 2023

Berziarah ke Makam Wali dan Ulama di Maroko: Mengenal Beberapa Ulama Ternama Asal Maroko

Makam Syeikh Ahmad Tijani di Fez Maroko
J
umat, 10 Nopember 2023 kami tiba di Fez malam hari. Esoknya kami mengunjungi area makam yang luas sekali, mulai dari sisi jalan hingga naik ke perbukitan. Di pemakaman ini banyak sekali nama-nama ulama terkenal di dunia Islam, tertutama dari kalangan ulama sufi. Selain di Fez yang di dalamnya terdapat makam Riajl Sab'ah, ada  pula area pemakaman di Marakesh (insya Allah akan kami kunjungi esoknya,  yaitu Ahad 12 Nopember 2023)
Maroko dikenal sebagai Negeri Maghribi (Al-Mamlakah Al-Maghribiyah) yang artinya kerajaan dari Barat. Maroko adalah negara yang menghasilkan banyak ulama tasawuf dan fiqih.
Di antara ulama sufi yang populer di Indonesia adalah Syeikh Abu Hasan Al Syadzili dan Qadi Iyad. Penduduk Maroko berjumlah 36 juta jiwa (statistik 2021) di mana mayoritas muslim adalah Sunni Ahlussunnah wal Jamaah dengan mashab fiqihnya Madzhab Maliki (Imam Malik)

1. Abdul Salam ibn Mashish
Ibn Mashish adalah seorang ulama sufi asal Maroko yang hidup pada masa Kekhalifahan Almohad di Maroko. Nama lengkapnya adalah Abd al-Salam ibn Sulayman di mana garis keturunannya bersambung kepada pendiri Kekhalifahan Idrisiyyah hingga Sayyidina Hasan bin Ali bin Abi Thalib..
Dia adalah lahir sekitar tahun 559 atau 563 H di sebuah desa di gunung ‘Alam dekat Titwan, sebuah kota kuno di wilayah Habt (Ghumara) di Maghrib utara. Ia mempelajari Al-Quran dan fiqih madzhab Maliki di bawah bimbingan Idrisite Banu Arus, selain ulama sufi terkemuka seperti Sidi Salem dan Syarif Sidi al-Hajj Ahmed Aqatran Asalani. Makam beliau berada di daerah Toutwan

2. Abu Abbas Al Mursi
Abu al-Abbas al-Mursi adalah salah satu sufi besar asal Andalusia saat wilayah itu masih berada di bawah pemerintahan Kekhalifahan Almohad. Dia adalah murid Syeikh Abu Hasan Al Syadzili.
Dia bersama keluarganya hijrah ke Tunisia pada 1242. Selanjutnya, ia datang ke Alexandria dan menetap selama 43 tahun sebagai seorang sarjana dan guru hingga akhirnya hayatnya pada 1286.
Dia dimakamkan di sebuah bangunan kecil dekat pelabuhan timur di Alexandria. Makam Abu al-Abbas ini kemudian menjadi tempat ziarah bagi banyak umat Islam dari Mesir dan Maroko yang melewati Alexandria dalam perjalanan ke Tanah Suci di Makkah.

3. Muhammad Al-Arabi Al-Darqawi
Adalah seorangulama besar dan pemimpin Tarekat Syadziliyah. Dia banyak menulis buku-buku tentang dzikir dan prihal penyucian diri melalui tasawuf. Magnum opusnya adalah Letters on the Spiritual Path (Surat-Surat di Jalan Spiritual).
Dia dilahirkan sekitar tahun 1152 H di daerah Bani Zarwal (Maroko) dan tumbuh dalam naungan pemeliharaan yang baik. Syeikh Al-Darqawi mengkhatamkan hafalan Al-Qur’an di bawah bimbingan saudara kandungnya, Abul Hasan Ali As Syadzali.

4. Syeikh Abu Hasan Al Syadzili
Syeikh Abul Hasan Asy-Syadzili adalah pendiri Tarekat Syadziliyah yang merupakan salah satu tarekat sufi terkemuka di dunia. Ia lahir lahir di desa Ghumarah, dekat kota Sabtah, daerah Maghreb pada tahun 593 H/1197 M dengan nasab yang bersambung pada Rasulullah.
Nama kecil Syeh Abul Hasan Asy Syadzili adalah Ali, gelarnya adalah Taqiyuddin, Julukanya adalah Abu Hasan dan nama populernya adalah Asy Syadzili. Dia mempelopori tarekat tasawuf,Tarekat Syadziliyah.
Imam Abu Hasan asy-Syadzili mengambil sanad ilmu tasawuf kepada Syekh Abu Abdillah Muhammad bin Harazim (w. 633 H) di negara Maroko. Dari guru pertamanya inilah, Abu Hasan asy-Syadzili mendapatkan pengesahan sebagai pengikut ajaran tasawuf.

5. Abdul Aziz Ad Dabbagh
Abu Faris Mawlay Abd al-Aziz bin Mas’ud al-Dabbagh al-Idrisi al-Hasani atau dikenal Sidi Abdul Aziz ad-Dabbagh. Seorang ulama tasawuf dari kota Fes, Maroko yang lahir pada 1679 (1090 H). Keluarganya berasal dari kota Salé di barat laut Maroko, tiba di Fes pada awal 1500-an.
Ajarannya dicatat dalam sebuah kitab panjang yang dikhususkan kepadanya oleh muridnya Ahmad ibn al-Mubarak al-Lamati al-Sijilmasi (w. 1743/1156 H) yang disebut al-Dhahab al-Ibriz min kalam Sayyidi al-Ghawth Abd al-‘Aziz al-Dabbagh (Emas murni dari kata-kata Sayyidi Abd al-Aziz al-Dabbagh). Buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris.
Syekh Abdul Aziz adalah salah satu syekh pertama yang memperkenalkan konsep Tariqa Muhammadiya yang menekankan pada pencapaian visi Nabi Muhammad dan mengakui esensi Nabi. Syekh dan penggantinya, Sidi Abdul Wahab al-Tazi dan Syekh Ahmad bin Idris al-Fasi semuanya dikatakan pernah bertemu dengan Rasulullah.

6. Syekh Ahmad At Tijani
Syekh Ahmad At Tijani adalah pendiri Tarekat Tijaniyah. Ia dilahirkan pada tahun 1150 H (1737 M) di ‘Ain Madi, sebuah desa di Aljazair.
Syekh Tijani memiliki nasab sampai kepada Rasulullah yakni dari jalur Sayyidina Hasan. Pada usia 21 tahun, tepatnya di tahun 1171 H, Syekh Ahmad Al-Tijani pindah ke Kota Fez, Maroko, untuk memperdalam ilmu tasawuf.
Selama di kota ini, ia menekuni ilmu tasawuf melalui kitab Futuhat Al-Makiyyah di bawah bimbingan Al-Tayyib Ibn Muhammad Al-Yamhalidan Muhammad Ibn Al-Hasan Al-Wanjali. Al-Wanjali berkata kepada Syekh Tijani, ”Engkau akan mencapai maqam kewalian sebagaimana maqam Al-Syadzili.

7. Qadi Iyad
Nama lengkapnya Abū al-Faḍl ʿIyaḍ ibn Musa ibn Iyad ibn ʿAmr ibn Musa ibn Iyad ibn Muḥammad ibn ʿAbd Allah ibn Mūsā ibn Iyad al-Yaḥṣubi al-Sabta ibn Iyad al-Yaḥṣubi al-Sabtai bn ʿIyad. Dia lahir pada pertengahan bulan Sya’ban tahun 476 H di kota bernama Sabtah (sekarang Ceuta) di Andalus (Spanyol).
Pada saat masih belia kira-kira baru usia 13 tahun, beliau berangkat dari kota Sabtah di Maghrib menuju Cordoba di Andalus untuk belajar ilmu agama pada tahun 509 H. Dia berguru kepada hampir 100 ulama dengan beragam disiplin keilmuan.
Iyad pernah diangkat menjadi hakim Ceuta pada tahun 1121 dan menjabat di posisi tersebut sampai tahun 1136. Ketenaran Iyad secara keseluruhan sebagai ahli hukum dan sebagai penulis fiqh (hukum Islam) didasarkan pada pekerjaan yang dia lakukan di kota ini.

Tidak ada komentar: